Legenda Unik Desa Wisata Banyuurip
Warga Kabupaten Gresik di wilayah Kecamatan Ujung Pangkah tidak asing dengan Desa Banyuurip. Lokasinya ada di sisi utara-barat pesisir Gresik.
Persis sesuai namanya, kampung inilah yang memberikan sumber kehidupan bagi warga pesisir Gresik. Banyuurip diambilkan dari nama sumber air di desa ini.
Banyu atau air yang selalu memberikan kehidupan (urip) bagi warganya. Sejumlah sumur gali banyak ditemukan di desa ini. Termasuk telaga juga ada di desa ini.
Meski dalam keadaan kemarau, sumber-sumber air itu tetap melimpah. Desa lain kesulitan mendapatkan air bersih, Banyuurip tetap segar bugar, tanpa krisis air. Tidak hanya sumur tapi juga telaga yang seolah nyumber salamanya.
Dari cerita legenda, disebut Banyuurip karena konon banyu itu bisa membuat hidup kembali Putri Sri Ratna Dewi atau Putri Kabunan. Putri yang kecantikan terkenal kemana-mana hingga sampai keluarga Kerajaan Majapahit.
Apalagi sosok putri jelita ini juga membawa berkah bagi warga desa. Keberadaannya membuat desa diselimuti keselamatan, jauh dari mara bahaya, jauh dari balak, dan selalu dinaungi keberuntungan.
Warga desa ayem tentrem, sejahtera, hasil panen petani nelayan di desa itu selalu melimpah. Karena tersohor kecantikan dan "karomahnya", anak keluarga dari Kerajaan Majapahit pun penasaran dan ngebet untuk menemui sang putri. Putra kerajaan itu adalah Jaka Slining.
Dalam bahasa Jawa, Jaka Slining berarti separo atau mempunyai seluruh bagian tubuhnya tidak utuh. Meski begitu, kesaktiannya luar biasa tak tertandingi. Sakti mandraguna.
Khabar akan rencana kedatangan Jaka Klining ke Banyuurip mencari Putri Ratna Dewi itupun sampai di telinga sang putri. Dia ketakutan luar biasa. Sang putri ini pun kabur dan bersembunyi. Putri Kabunan nan jelita ini sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Sesepuh Desa Banyuurip menyarankan kepada sang Putri untuk meminumkan air dari sumber air di desa tersebut. Sosok putri yang membawa berkah bagi desa.
Setelah meminumkan air ini konon hiduplah kembali sang putri. Sejak itu, desa pesisir ini diberi nama Banyuurip. Air yang bikin hidup kembali.
Tidak disebutkan dalam foklor ini apakah putra keluarga kerajaan jadi menemui sang putri. Namun Jaka Slining ini makin ingin menunjukkan skill dan kesaktiannya. Dia pun membuat sumur di Desa Banyuurip. Hingga akhirnya muncul sejumlah sumur sebagai sumber mata air.
Salah satu sumur bikinan Jaka Slining itu dipercsya masih ada hingga kini. Lokasinya di perbukitan. Tentu dibutuhkan kedalaman berlipat jika ingin menggali sumur.
Desa Banyuurip berada di wilayah Kecamatan Ujung Pangkah. Jarak desa ini sekitar 40 KM dari pusat Kota Gresik. Sebelum menjadi Banyuurip, nama desa ini berubah hingga dua kali.
Pada era penjajahan Belanda, desa ini semula bernama Desa Kaklak. Dipimpin Kades Sepo dengan masa jabatan 2 tahun. Berikutnya dipimpin Kades Kutung. Kades ini dikenal sangat dermawan. Sebagaimana kultur masyarakat pesisir yang dikenal loman dan nyedulur.
Akhirnya pada 1952 dengan semangat perubahan, desa itu berubah nama menjadi Banyuurip. Perubahan yang menyesuaikan karakteristik dan ciri desa yang banyak sumber air.
Desa yang kini dijabat Kades Ihsanul Haris ini terdiri atas 5 dusun. Yakni Dusun Bangsalsari, Mulyosari, Banyulegi, Kaklak, dan Bondot. Desa dengan mayoritas nelayan ini terdiri atas 36 RT dan 11 RW. Jumlah penduduk mencapai 6371
Kini desa penghasil kerang terbaik ini menjadi pusat ekowisata hutan mangrove. Banyuurip Mangrove Center (BMC). Hamparan hutan mangrove yang mempesona dipadukan laut dan aktivitas nelayan menjadikan desa ini memiliki daya tarik yang tidak dimiliki desa lain.