Desa Wisata Giyombong lahir berdasarkan SK Bupati Purworejo tentang Penetapan Desa Wisata Kabupaten Purworejo Tahun 2020. Desa Wisata Giyombong merupakan desa yang terletak di Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Wonosobo. Desa Giyombong berjarak 37 km dari pusat Kabupaten Purworejo. Desa yang berada di perbukitan ini memiliki potensi wisata alam, sosial budaya, dan ekonomi. Mengingat banyaknya potensi Desa Giyombong yang dapat dikembangkan, desa wisata merupakan strategi yang tepat untuk memaksimalkan pemberdayaan masyarakat setempat.
Daya tarik wisata Desa Giyombong yaitu Puncak Khayangan Sigendol, Kincir Air Kedung Gintung, dan Rumah Anggrek. Desa Wisata Giyombong juga mengadakan wisata edukasi pembuatan gula aren dan pembuatan thiwul. Selain itu, Desa Wisata Giyombong juga memiliki event tahunan Merdi Dusun dan Sigendol Dolop Festival.
Puncak Khayangan Sigendol (PKS) merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di Desa Wisata Giyombong. Destinasi wisata yang diresmikan pada tahun 2017 ini menyuguhkan pemandangan alam yang menarik. PKS dilengkapi dengan beberapa spot foto yang bisa digunakan untuk beswafoto para pengunjung. Selain itu, terdapat gardu pandang dan pendopo yang dapat digunakan sebagai gedung pertemuan.
Kincir Air Kedung Gintung merupakan kincir air yang digunakan masyarakat Giyombong sebagai pembangkit listrik sebelum tahun 2000 dan masih dapat digunakan sampai sekarang. Listrik baru memasuki Desa Giyombong pada tahun 2000. Sebelum itu masyarakat Desa Giyombong khususnya Dusun Kaligede memanfaatkan debit air Sungai Kaligede untuk dijadikan kincir air sebagai sumber listrik untuk penerangan. Sampai saat ini kincir tersebut masih sering digunakan oleh masarakat Dusun Kaligede. Selain kincir air, sungai Kaligede juga memiliki air yang bersih sehingga menambah daya tarik.
Rumah Anggrek merupakan tempat budidaya aggrek yang dikembangkan oleh beberapa masyarakat Desa Giyombong. Di Rumah Anggrek tersebut terdapat banyak spesies anggrek yang dibudidayakan. Bahkan ada beberapa spesies anggrek yang berasal dari Kecamatan Bruno. Selain anggrek, terdapat tanaman hoya dan keladi yang dibudidayakan.
Merdi Desa merupakan event budaya tahunan yang digelar di Desa Giyombong setiap bulan besar (Dzulhijjah) pada penanggalan jawa. Terdapat beberapa rangkaian acara yang dilakukan dalam event ini. Keunikan dari acara ini adalah terdapat banyak gunungan panggang ayam dan hasil bumi yang dibuat oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur terhadap tuhan. Pada puncak acara diadakan pementasan seni sebagai hiburan.
Sigendol Dolop Festival merupakan event tahunan yang diselenggarakan di Puncak Khayangan Sigendol Desa Giyombong. Event ini diadakan untuk memperingati hari ulang tahun Puncak Khayangan Sigendol. Dolop merupakan lampu obor yang terbuat dari bambu. Pada zaman dahulu dolop digunakan masyarakat sebagai penerangan. Festival dimulai dengan iring-irigan ratusan dolop yang dimulai dari pintu gerbang Puncak Khayangan Sigendol menuju puncak dari Puncak Khayangan Sigendol. Tidak hanya dolop, dalam iringan tersebut terdapat penari dan pembawa tumpeng yang nantinya tumpeng tersebut digunakan sebagai ungkapan rasa syukur.
Sebagai daerah penghasil gula aren, Desa Giyombong menyediakan wisata edukasi pembuatan gula aren untuk wisatawan. Gula aren Desa Giyombong terkenal dengan kemurnianya dimana dalam proses pembuatannya masih menggunakan metode tradisional dan tidak menggunakan bahan tambahan apapun. Selain gula aren, terdapat edukasi pembuatan thiwul yang merupakan makanan pokok masyarakat Desa Giyombong.
Belum ada homestay