Desa Wasuemba merupakan salah satu desa di Kecamatan Wabula Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, memilik luas 4500 Ha yang terdiri dari 60 Ha berupa pemukiman Existing, 808 Ha berupa Pengembangan Pemukiman, 55 Ha Berupa Pesisir Pantai, 1000,4 Ha Berupa Perkebunan Kelapa, 2000,4 Ha Berupa Perkebunan Campuran, sisanya 576,2 Ha merupakan pertanian Lahan Kering.
Iklim Desa Wasuemba sebagaimana desa-desa lain wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap polah tanam yang ada didesa wasuemba kecamatan Wabula.
Secara Administratif, wilayah Desa Wasuemba terdiri dari 4 (empat) Dusun yaitu Dusun Wasuemba,Dusun Ngapa, Dusun Bantea dan dusun Piropa.
Topografis Desa WASUEMBA secara umum termasuk daerah landai atau dataran rendah, dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa Wasuemba diklasifikasikan kepada dataran rendah (0 ? 2500 m dpl).
Pada awalnya Desa Wasuemba memiliki kawasan yang cukup luas,terdiri dari 2 Kampung yaituKampung Wasuemba (Ngapa) dan Kampung WABULA. Pada tahun 1981 Dari Distrik Wasuemba memekarkan Desa menjadi Desa Wabula dengan Kepala Desa LA MILAMA dan Desa Wasuemba Dengan Kepala Desa LA NTJODU.Desa Wasuemba di Tahun 1981 Terbagi menjadi dua dusun yaitu Dusun Wasuemba dan Dusun Bantea. Kemudian pada Tahun 2005memekarkan Dusun Bantea memekarkan Dusun Piropa sehingga pada saat itu Desa Wasuemba menjadi Tiga Dusun. Dan di Tahun 2009 Dusun Wasuemba memekarkan Dusun Ngapa, hingga sampai saat ini Desa Wasuemba terbagi menjadi empat Dusun.
Terbentuknya Lahonduru sebelum menjadi tempat wisata berawal dari Program Coremap Karena dilihat perkembangan dari coremap sangat bagus, pegawasan dan pengelolaannyapun sangat bagus serta asas manfaatnya terhadap masyarakat sangat bagus pula, sehingga ada usulan untuk membuat akeses jalan setapak menuju kawasan Daerah Perlindungan Laut (DPL) atau dalam bahasa daerah setempat disebut Kaombo, setelah dibuka akses jalan tersebut timbul inisiatif pemerintah desa dan didukung masyarakat setempat untuk menjadikan kawasan pantai Lahonduru sebagai daerah wisata. Insipirasi ini terbentuk di akhir masa jabatan bapak Drs. Muhamad Basri Sena yang kemadian dilanjutkan pembangunannya di masa jabatan bapak La Tuni menggunakan Dana Desa untuk membuka jalan wisata dengan lebar kurang lebih 3 meter dan panjang 1,8 km kemudian dilanjutkan dengan pembuatan gazebo di sepanjang pantai Lahonduru. oleh karena itu pemerintah kabupaten mengeluarkan SK Bupati di tahun 2019 tentang penetapan desa Wasuemba sebagai desa wisata dengan nomor SK 671 yang diterbitkan pada 21 Desember 2019 dan di tahun berikutnya pemerintah Desa Wasuemba melanjutkan pembangunan jembatan lingkar yang bertempat di aquarium alam Ee Tobungku dengan menggunakan anggaran alokasi Dana Desa dan kemudian diresmikan Bupati Buton. Setelah melihat potensi yang ada di kawasan wisata lahonduru desa Wasuemba maka Bupati Buton mengintrusikan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Buton untuk melanjutkan pengembangan wisata dengan membangun jembatan Trecking Board sepanjang 700 meter di pesisir Lahonduru dengan menggunakan APBD tahun 2021. Hingga saat ini, wasuemba masih terus exis mengembangkan daerah wisatanya.
Sejarah pembangunan desa wasuemba kecamtan wabula kabupaten Buton. Kondisi geografis desa wasuemba sangat sulit dengan berbagai kondisi penggunaannya sehingga bila dibandingkan dengan desa di kecamatan lain, tidak bisa dipungkiri bahwa desa wasuemba termasuk tertinggal dalam pembangunan tertama dalam bidang sarana dan prasarana. Hal ini dapat dlihat dalam hal sarana dan prasarana jalan dan listrik. Pada tahun 1995 awal mulanya listrik masuk ke Wasumba dan pada tahun 2005 dibuatlah akses jalan poros dari Kantor Camat Wabula sampai di SDN 3 Buton.
Jumlah Penduduk Desa Wasuemba berdasarkan Profil Desa tahun 2021 sebanyak 763 jiwa.. Sumber penghasilan utama penduduk bertani dan nelayan
Sejalan dengan upaya pemerintah pusat maupun daerah yang terus berupaya dalam menanggulangi kemiskinan, baik melalui program pembangunan yang bersifat program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, dan lain lain, pemerintah Desa Wasuemba juga terus berupaya ikut berperan dalam menurunkan angka kemiskinan khususnya di desa Wasuemba dengan mengembangkan desa wisata.
Secara umum Tipologi Desa Wasuemba terdiri dari perladangan, perkebunan, peternakan, nelayan, Kerajinan dan industri kecil, Industri sedang, Jasa dan perdagangan.
Desa wasuemba memiliki banyak hal menarik dan unik yang dapat di suguhkan bagi para pengunjung / wisatawan yang datang ke tempat ini. Dari segi wisata budaya di Desa wasuemba ini sendiri mempunyai benteng yang masih berdiri letaknya yang hanya 200 meter dari gedung information center dapat di tempuh dengan berjalan kaki, benteng ini berdiri sejak zaman kerajaan Buton dan memiliki ikatan dengan benteng terluas di dunia dan perjalanan Oputa Yiko yang merupakan pahlawan nasional. Bukti peninggalan sejarah pun masih dapat di liat seperti meriam, kuburan penjaga benteng pada masa itu, dan situs lain. Dari segi wisata pantai yang terkenal langka dan unik di Kabupaten Buton yakni pantai lahonduru, pantai ini memilki hamparan pasir putih yang bersih, membuat siapapun yang datang akan merasa nyaman dan betah berlama-lama di pantai ini, pantai ini juga terkenal sebagai kerajaan keong karena banyak nya keong yang hidup di pasir pantai ini. selain itu ada hal yang menarik lainnya yang ada di pantai ini. Yaitu Aquarium alami yang bernama E'e Tobungku desa wasuemba, karena di sebut aquarium alami sebab di dalam kolam ini terdapat ikan purba yang konon telah hidup di tempat itu ratusan tahun lamanya, bahkan menurut cerita ukuran ikan ini dan jumlahnya sama sperti jaman dahulu tidak bertambah dan tidak berkurang, bagi masyarakat di desa wasuemba sendiri kolam E'e tobungku dan ikannya sudah di anggap keramat sejak dahulu tidak ada yang boleh menangkap atau mengkonsumsi ikan di kolam ini sebab konon akan mendapat kesialan sepanjang hidup, namum di balik kisah mistis itu E'e tobungku tetap menjadi tempat wisata yang banyak di minati pengunjung untuk sekedar memberi makan ikan maupun untuk berfoto-foto di area jembatan lingkar di kolam Aquarium alami itu. Selain itu yang di kagumi oleh pengunjung yang datang di desa wasuemba yaitu masyarakat yang terkenal ramah dan peduli terhadap setiap pengunjung/wisatawan yang datang ke desa ini, sebagai masyarakat yang mayoritas muslim dan beradat masyarakat desa Wasuemba selalu menjadikan pengunjung atau wisatawan seperti tamu terbaik di desa itu bagaikan pejabat tinggi negara yang datang berkunjung, terbukti dari respon atau kesan orang yang pernah menginap atau tinggal di desa ini merasa ingin kembali dan tinggal bersama lebih lama di desa ini.
Kehidupan masyarakarat nelayan menggunakan alat tangkap dan perangkap ikan tradisional dari bambu dimana saat air surut siang hari masyarakat mencari kerang, teripang dan biota laut lainnya dan dimalam hari menyuluh ikan dengan lampu menggunakan tombak bambu, parang dan keranjang. Kawasan ini mencakup bentangan pantai konservasi Lahonduru dengan pasir putih dan pohon kelapa yang rindang, kolam ikan purba, kolam bidadari yang dilengkapi beberapa fasilitas yang disediakan untuk menunjang aktivitas pengunjung selama berada di lokasi tersebut seperti gazebo, jembatan lingkar, boarwalk, toilet, musholah, ruang pagelaran seni/amphitheater yang menjadi tempat peyelenggaraan kegiatan rapat/pertemuan maupun outdoor lainnya.
Festival Wasueemba Happy Nice adalah suatu even tahunan yang dilaksanakan setiap bulan November oleh Masyarakat Wasuemba yang bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berlangsung selama 4 hari serta dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Dibuka dengan karnaval potensi dari 4 dusun yang ada di desa Wasuemba. Kemudian dilanjutkan dengan tarian kolosal yang penarinya terdiri dari anak kecil hingga dewasa. Salah satu acara yang menarik ialah Pindoko atau tombak-tombak ikan. Lomba tombak ikan ini dilaksanakan pada puncak kegiatan yaitu, lomba ini menjadi unik karena belum dilaksanakan di daerah-daerah lain sehingga menambah atmosfer menarik dari festival tersebut.
Selain itu ada beberapa kegiatan yang menarik pada festival tahunan yaitu Galeri UMKM oleh ibu PKK Desa Wasuemba, lomba permainan tradisional, lomba lagu daerah,Pikama?a ma?ano Kampo (Perjamuan Desa ), Open House seluruh warga Wasuemba, Tari Pajoge, kunjungan ke tempat wisata Wasuemba dan Badenda Night Party. Festival pagelaran seni budaya khas dari daerah ini sebagai wadah untuk mempromosikan kearifan dan kekayaan lokal yang ada di Desa Wisata Wasuemba.