A. Legenda Desa
Pada jaman dahulu, yaitu sebelum tahun 1902 Desa Taraju Kecamatan Taraju
Kabupaten Tasikmalaya, masih bernama Nanggerang, kemudian berubah nama menjadi
Taraju yang disebabkan karena masyarakat Nanggerang pada waktu itu menginduk pada
kebudayaan Islam Gunung Taraju. Secara etimologis, Taraju mengandung arti Timbangan
emas, namun makna yang sebenarnya adalah sebuah sikap yang adil dan bijaksana,
sehingga ada pribahasa karuhun “Bobot Pangayon Timbang Taraju”.
Desa Taraju pada waktu itu memiliki luas ± 2.475,529 H, namun pada tahun 1979 yang
dipimpin oleh Lurah Ili, Desa Taraju mengalami pemekaran menjadi dua Desa yaitu Desa
Taraju dan Desa Singasari, kemudian pada tahun 1983 yang dipimpin oleh H Isak Koswara
Desa Taraju dimekarkan kembali menjadi dua Desa yaitu Desa Taraju dan Desa Banyuasih.
B. Geografis
Secara Geografis dan secara administratif Desa Taraju merupakan salah satu
dari 9 Desa di Kabupaten Tasikmalaya, dan memiliki luas Wilayah 543,2 Ha. Secara
topopografis treletak pada ketinggiaan 900 meter diatas permukaan air laut. Posisi
Desa Taraju yang terletak pada bagian Barat Kabupaten Tasikmalaya dengan batas
batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Pageralam
- Sebelah timur : Desa Raksasari
- Sebelah Selatan : Desa Ciroyom
- Sebelah Barat : Desa Banyuasih
Lahan di Desa Taraju sebagian besar merupakan tanah kering sebesar ± 45%
dan tanah sawah sebesar 55%.
Desa Wisata Taraju memiliki alam yang masih asri sehingga wisatawan bisa menikmati alamnya yang indah seperti Hamparan Kebun Teh, Hamparan Persawahan, Aliran Sungai, dan juga air terjun.
Selain wisata budaya dan wisata alam, wisatawan juga bisa merasakan kuliner tradisional Taraju, seperti Sate ciranti, Nasi Timbel dan Nasi Liwet, juga ikan nila.
Desa wisata Taraju juga menyajikan Paket-paket wisata lainnya, seperti wisata edukasi ( vaping block, petik kopi, bersawah, Camping, petik teh dan paket wisata pertunjukan kesenian tradisional seperti Kesenian tari, sajak terbang, Kuda lumping, kecapi suling, dugkol, kesenian degung, kaulinan Budak, Ngawuluku, bubuy Sampeu, kerajinan, sapintrong, Qosidah, dan pawai obor.