Ngadiharjo adalah salah satu desa yang terletak di pegunungan Menoreh, di dapuk sebagai pintu gerbang menoreh. Beberapa kegiatan yang diadakan diantaranya Wisata jelajah menoreh, yaitu meng ekplore pegunungan menoreh dengan berbagai cara, Tracking menoreh hingga jelajah menggunakan jeep off road. Potensi pegunungan dengan bukit dan lembah nya menarik untuk semakin di eksplore dengan berbagai cara. Kearifan masyarakat lokal dengan budaya yang masih kental bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Kopi resah dan Kopi kapulaga serta Mie Enthog adalah kuliner andalan di Ngadiharjo
ngadiharjo mempunyai 6 kelompok seni :
Selain itu juga terdapat Wisata Realigi yaitu Petilasan Balai Gede yang merupakan Situs Nasional karena pada eranya digunakan sebagai tempat pertemuan Pangeran Diponegoro dan Para Ulama serta Tokoh Masyarakat yang ada di perbukitan Meroreh. Hanya saja kondisi saat ini cukup memprihatinkan sehingga perlu diadakan pemugaran agar pengunjung yang datang merasa nyaman. Selain itu ada pula Petilasan Ki Udan Bareng yaitu makam engikut pangeran diponegoro dan juga murid dari kyai mojo.
Didepan area makam tersebut juga terdapat pohon jaranan yaitu pohon yg ditanam diatas makam Kuda Pangeran Diponegoro yang juga perlu dilakukan pemugaran serta perbaikan akses jalan sehingga pengunjung lebih mudah mencapai tempat tersebut, Dan Sendang Saji yang merupakan Potensi Wisata Realigi berupa sendang yang dulunya merupakan tempat Sunan Kalijaga menancapkan tongkat sehingga keluar mata air dari tempat tersebut yang sampai saat inipun masih digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Secara umum masyarakat Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur bermata pencaharian petani sawah dan palawija, keseragaman potensi mata pencaharian masyarakat, menarik untuk dikembangkan pada wisata budaya.