Kubro Siswo merupakan kesenian tradisional yang awalnya menggambarkan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Lagu-lagu pengiring tarian Kubro Siswo umumnya berisikan ajakan untuk melakukan ibadah salat lima waktu, sedekah, perjuangan
Selain itu, kata Kubro Siswo juga merupakan kependekan dari Kesenian Ubahing Badan Lan Rogo yang memiliki arti “kesenian mengenai gerak badan dan jiwa”.
Tarian ini dipentaskan oleh para penari lelaki yang terdiri atas 12-32 orang. Para penari tersebut biasanya mengenakan kaos dan celana pendek seperti pakaian bola sambil membawa pedang dan perisai kecil. Selain penari, ada pula orang-orang yang menyanyikan lagu Kubro Siswo dan para pemain musik.
Yang menjadi ciri khas, para penyanyi Kubro Siswo mengenakan kostum seperti seorang jenderal yang sedang memimpin para prajuritnya. "Jenderal” tersebut juga membunyikan peluit untuk memberikan aba-aba pergantian gerakan tarian.
Tarian ini menyimbolkan para pemuda yang membantu melawan penjajah saat perang Diponegoro dan gerakan-gerakan dalam tarian Kubro Siswo menggambarkan semangat perjuangan saat perang. Kubro Siswo merupakan perwujudan akulturasi dari tiga unsur, yakni Islam, Jawa, dan perjuangan melawan penjajah