Dahulu kala, hanya para bangsawan dan orang-orang Belanda saja yang bisa menikmati masakan daging kambing. Hanya kepala, kaki, dan tulang saja yang tersisa untuk pekerja dan tukang masak. Para juru masak pada waktu itu tak kurang akal, maka dimasaklah tulang-tulang itu yang tentunya masih menempel sedikit daging, jadilah sajian lezat yang menggiurkan yakni "Thengkleng". Bentuk fisik dari tengkleng hampir mirip dengan gulai kambing, tetapi kuahnya lebih encer ada juga tengkleng dengan sedikit kuah. Wisatawan dapat menikmati lezatnya sajian ini di pinggir Kali Gawe di bawah rimbunan bambu yang aduhai.