Usaha ternak galo-galo rimbo (trigona sp)salah satu usaha masyarakat di Amping Parak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Usaha lebah madu trigona ini tidak memakan tempat yang luas dan bisa dijadikan sebagai usaha rumahan.
Sebagian usaha berada di Kawasan Konservasi penyu Amping Parak, dan sebagian lagi menyebar dibeberapa kampung.
Usaha lebah madu trigona bila dilaksanakan secara baik sangat menguntungkan. Bahkan, usaha ini bisa di andalkan sebagai usaha utama keluaraga.
Saat ini saya baru memulai usaha ternak lebah trigona atau dalam bahasa kampungnya galo galo rimbo, dan dari beberapa kali panen bisa dikembangkan untuk usaha lebih besar.
Menurutnya, usaha ternak lebah trigonanya dilaksanakan hanya di samping belakang rumah. “Saya tidak memanfaatkan lahan yang luas. Satu kali panen dalam satu sarang bisa dapat sekitar 250 ml hingga 500 ml dengan harga yang cukup baik,” katanya.
Materi
1. Pengenalan lebah trigona dan habitatnya
2. Cara membuka usaha lebah trigona
3. Makan siang
4.Tinjauan Lapangan
5. Diskusi
Cara Budidaya
Menurut Irul, budidaya trigona hitam dimulai dengan mencari sarang trigona dari alam. Lebah trigona hitam ini hidup di pohon jengkol dan pohon durian.
“Ada cara khusus untuk mengetahui sarang trigona telah berisi dan layak untuk dijadikan bakalan. Misalnya mulai dari mengetahui pintu atau tempat masuk lebah hingga jalur ke tempat penyimpanan madu,” katanya.
Kemudian, setelah dipastikan sarang berisi, maka pohon dipotong sesuai dengan jalur dalam sarang, dan inilah yang dibawa pulang untuk dijadikan bakalan. “Bisanya memotong pohon jengkol yang berisi trigona dilakukan saat sore hari, karena sore hari seluruh lebah trigona telah masuk ke dalam sarang. Jadi tidak ada seekorpun lebah tertinggal di luar,” katanya.
Lalu hal yang perlu diketahui adalah soal lokasi. Lokasi ternak lebah trigona yang perlu diperhatikan menurutnya adalah jauhkan dari sarang walet, karena walet salah satu predator trigona. Kemudian yang ke dua jauhkan dari lahan pertanian yang menggunakan pestisida, karena trigona bisa punah karena pestida. Jarak dari sarang walet dan perkebunan yang menggunakan pestisida lebih dari satu kilometer.
“Kemudian saat kita beraktifitas di sarang lebah trigona terutama saat panen madu trigona, pastikan pakaian kita tidak berwarna gelap. Disarankan warna pakaian putih atau kuning, karena lebah trigona suka hinggap pada benda berwarna hitam,” katanya.
Debutkan Irul, saat penangkaran, sarang trigona akan berkembang sesuai dengan pertambahan populasinya, demikian seterusnya. Setelah berkembang maka sarangnya bisa ditambah pula untuk meningkatkan produksi madu trigona. “Jika syarat-syarat utama usaha ternak lebah trigona dipenuhi, maka usaha ini dapat diwariskan turun-temurun,” ungkap Irul.
Seperti diketahui, dewasa ini banyak daerah di Indonesia yang cocok di jadikan sebagai daerah pengembangan budidaya lebah madu. Lebah seperti organisme lain sangat di pengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi meliputi faktor biotik dan abiotik yang secara langsung maupun secara tidak langsung mempengaruhi aktifitas hidup, keadaan makanan di alam dan perkembangan populasi lebah, semakin banyak jenis tanaman semakin banyak populasi jenis lebah yang akan berkembang (Kurniawati, 2004; Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, 2015).
Indonesia memiliki beberapa jenis lebah penghasil madu, antara lain Apis cerena, Apis dorsata, Apis hoshevinihovi, Apis migrocincita, Apis florae, Apis nullensis, dan Apis mellifera. Jenis lebah
yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat adalah Apis cerena (lebah lokal), Apis mellifera (lebah Eropa), Apis dorsata (lebah hutan) dan Apis Trigona sp (Samadi, 2004; Agrowindo,2015).