Tenun cual merujuk pada kata ‘cual’ yang memiliki makna “kain dicelup”. Dalam mengerjakan tenun cual benang akan melalui proses, dimana benang kain cual dicelup menggunakan pewarna alami. Pembuatan motif pun dilakukan saat proses pewarnaan benang.
Kemudian, barulah benang-benang tersebut disusun atau ditenun, sehingga menjadi lembaran kain dan membentuk motif tertentu. Para penenun tentunya harus bekerja dengan sabar dan berhati-hati agar susunan benang tidak ada yang salah.
Pengerjaan tenun yang dilakukan dengan sistem ungkit dan ikat juga masih menggunakan peralatan yang terbuat dari kayu. Hal yang menjadi pembeda antara tenun Bangka dan tenun Lombok adalah bahannya. Biasanya, kain tenun Lombok akan menggunakan katun, sementara kain cual, menggunakan sutra.
Tenun cual khas Bangka Belitung memiliki berbagai macam motif, motif yang menjadi khas tenun cual adalah motif Jande Bekecak (Janda Bersolek) dan Penganten Bekecak (Pengantian Bersolek).
Selain itu, terdapat juga motif burung Hong, kembang gajah, bunga, dan naga bertarung. Motif-motif ini hadir dari akulturasi budaya Melayu dan Tionghoa. Seiring perkembangan zaman, warna dari tenun cual pun sangatlah bervariasi.
Berawal didominasi dengan warna merah dan emas saja, saat ini mulai menghadirkan warna menarik lainnya. Berbagai warna tersebut, seperti, warna hijau, biru, ungu, oranye, dan coklat. Bahkan, terdapat kain yang dibuat warna emas dengan benang emas 18 karat.