Suatu hari di tahun 2018, dua orang tamu dari Singapura, dimana salah satunya pernah datang sebelumnya (2014) menyampaikan keinginan membuat kegiatan dan mengajak lebih banyak teman mereka dari negeri jiran ke Denassa. Salah satu alasan kuat karena memiliki pengalaman yang berkesan saat kunjungan pertama, dimana di Denassalah ia pertama melihat dan melintasi pematang sawah. Rencana kunjungan itupun telaksana, diikuti beberapa orang pemuda dari Singapura serta kami libatkan warga lokal agar terjadi interaksi antarbangsa.
Dari pengalaman inilah kami kemudian membuat paket kunjungan mengenal atau belajar eksostim sawah. Tamu dari luar negeri memiliki pengalaman berbeda atau bahkan belum pernah merasakan berjalan, menikmati, dan mengamati sawah beriklim tropis. Hamparan sawah kita yang penuh tradisi bagi kami merupakan salah satu potensi sebagai sarana memperkenalkan keanekaragaman budaya bangsa serta kekayaan hayati kita.
Di Makassar khsuusnya di sekitar Kampung Wisata Kebun Denassa, sawah bukan sekedar disebut sawah, petak-petaknya memiliki nama layaknya manusia. Latar belakang pemberian nama dan arti namnaya merupakan daya tarik yang sangat unik untuk dikisahkan. Misalnya Green Hall Kampung Wisata Kebun Denassa oleh pemilik sebelumnya diberi nama Bungunga (Makassar) yang bermakna sumur, nama ini diberikan karena dulu terdapat sumur dengan airnya yang jernih dan sejuk diantara hamparan sawah tadah hujan dalam kawasan ini. Di bagian belakang Kebun Denassa terdapat sawah bernama Karetabe, dimana dahulu kala kaki sarung orang melintasi pematangnya pemali disentu ujung bawa sarung atau celana mereka, sehingga harus mereka angkat saat melintas.
Selain itu sawah secara umum memiliki karakter umum di Indonesia, meski demikian terdapat kekhasan pada masing-masing daerah. Ciri umum misalnya jenis tumbuhan dan tanaman yang lazim ditemui. Jenis-jenis tanaman ini meski umum tapi dewasa ini sudah sangat jarang orang yang mengetahui nama, hibitus, manfaat, dan cerita khasnya. Banyak tanaman yang lazim ditemui di sawah sesungguhnya sering dimanfaatkan hasil olahan atau produknya di masyarakat baik di desa maupun di perkotaan. Urang aring ((Eclipta prostrata L.) yang digunakan salah satu perusahaan membuat sampho penghitam dan penyubur rambut. Banyak yang megenal Sampho dengan nama Urang Aring, namun sangat sedikit yang tahu bahwa produk itu nama dan bahan bakunya berasal dari tanaman yang habitatnya di persawahan.
Demikian halnya dengan hewan (fauna) yang habitatnya di sawah. Banyak orang takut ke sawah karena ada jenis ular yang diberi nama ular sawah. Padahal pemberian nama itu bukan berarti ular itu mudah ditemui di sawah, karena habitat sesungguhnya lebih banyak di rawa.
Dengan pengalaan interpretasi pariwisata dan pengalaman para pengelola di sawah sejak kecil menjadikan edukasi tentang habitat tumbuhan dan hewan di sawah, serta budaya, dan tradisi warga lokal di Kampung Wisata Kebun Denassa menjadi salah satu daya tarik yang selalu menarik.