Desa Wisata Sintuak
Desa Wisata Sintuk terlelat di Kecamatan Sintuk Toboh Gadang. Kabupaten Padang Pariaman. Sesuai dengan RIPPDA Padang Pariaman Tahun 2022, Desa Wisata Sintuk masuk dalam Kawasan KSPD EnamLingkung dan Sekitarmya dengan pengembangan Wisata Sejarah.
Desa Wisata Sintuak memiliki daya tarik wisata yang unik yaitu ?Pasa Talaok Baruak?. Pasa talaok baruak adalah sebuah komunitas pecinta baruak yang di wadahi oleh Nagari Sintuak sebagai bentuk paguyuban untuk menjalin silaturrahmi antar pecinta baruak. Selain perkumpulan juga sebagai tempat jual beli baruak bagi komunitas dan ada juga pelatihan untuk anak beruk sebelum di pasarkan. Baruak atau Beruk yang dikenal dengan nama latinnya Macaca Nemestrin biasanya diberdayakan untuk membantu masyarakat dalam hal memetik buah kelapa.
Sejarah awal dari Pasa Talaok Baruak berasal dari pasa taranak (ternak) yang beralamat di Korong Simpang Ampek Nagari Sintuak. Di pasar taranak ini ada persatuan pedagang taranak yang terdirii dari pedatang sapi, kerbau, kambing dan termasuk baruak. Pasar ini buka tiap awal pekan yaitu hari Senin. Pada tahun 2019 sapi dan kerbau kena wabah penyakit kurang lebih 2 tahun. Oleh karena penyakit tadi tidak ada jual beli kerbau, sapi, termasuk kambing. Jadi tersisa di pasar taranak tersebut hanya komunitas pedagang baruak.
Karena tidak adanya aktivitas jual beli, maka pedagang baruak berinisiatif untuk mencari tempat lain diluar dari Nagari sintuak. Maka pengurus pasa taranak berinisiatif mengumpulkan semua pedagang itu walau susah karna saking banyaknya pedagang beruk untuk dikumpulkan menjadi komunitas pedang beruk di Korong Palembayan dan bersepakat memberi nama Pasa Talaok Baruak dengan hari pasarnya hari Senin tiap Minggu.
Dalam aktifitas jual beli beruk dengan kategori kecil, menengah dan besar, terdapat tradisi budaya jual beli unik yang disebut “Bauluak.”. Bauluak merupakan proses tawar menawar yang dilakukan dibawah kain dengan menggunakan isyarat jari untuk menentukan berapa nilai dari beruk yang akan dijual. Sehingga harga yang disepakati tidak diketahui oleh orang lain. Setelah proses jual beli dilakukan maka untuk tahap akhir, dilakukan pertukaran tali pengikat beruk antara pembeli dan penjual.
Disamping jual beli beruk, pasa talaok baruak juga sebagai tempat beruk belajar memetik kelapa, memanjat kelapa, memilin kelapa dan mamiyuah kelapa. Karena tempat ini ramai dikunjungi masyarakat berkegiatan maka bersepakatlah masyarakat untuk mendirikan gelanggang kebudayaan di tempat tersebut.
Selain Pasa Talaok Baruak, Desa Wisata Sintuak juga memiliki Daya Tarik Wisata Sejarah, Pada tahun 1942 sd 1945, Desa Sintuak menjadi basis pusat militer tentara Jepang, ini ditandai dengan adanya lapangan terbang tentara Jepang di Balai Usang Sintuak. Di Desa Wisata Sintuak juga banyak ditemukan peninggalan bersejarah dari zaman penjajahan yaitu Lubang Jepang Ambacang I dan II, Lubang Jepang Simpang Tigo, Lubang Jepang Toboh Baru Sintuk II, Makam Pejuang Kemerdekaan dan Tugu Batas Renville. Melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menetapkannya menjadi Benda Cagar Budaya KabupatenPadang Pariaman.
Salah satu DTW (Daya Tarik Wisata) yang ada di Desa Wisata Sintuak adalah Museum Perang Sintuk yang didirikan pada tahun 2021 secara swadaya oleh masyakat dan juga mendapatkan bantuan dari Asosiasi Museum Indonesia Daerah (AMIDA), Dinas Kebudayaan Propinsi Sumbar dan Museum Adyatawarman lebih kurang Rp.200.000.000,-, Pejuang Veteran dan Pemda Padang Pariaman . Bangunan yang dijadikan Museum ini dihibahkan oleh pemiliknya (Tanah dan Bangunan) kepada masyarakat Sintuak untuk dijadikan Museum. Bangunan ini dibangun pada tahun 1945 dan dijadikan sebagai Pos Pengamatan Pejuang pada tahun 1948
Museum ini didirikan karena peristiwa yang bersejarah yang banyak terlupakan. yaitu Perang Sintuak yang terjadi di Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang pada hari selasa pada tanggal 7 juni 1949 , yang merupakan peristiwa tragis bersejarah dimana terjadi pembunuhan massal terhadap pejuang kemerdekaan oleh pihak kolonial Belanda.
Dimotori oleh pemuda setempat yang sangat menaruh perhatian terhadap sejarah di Nagari Sintuak yang memang memiliki hobi mengumpulkan barang-barang bersejarah dan dibantu Masyarakat Sintuak mencoba mengumpulkan bukti bukti sejarah dari orang-orang tua dan koleksi pribadi yang disumbangkan kepada Museum untuk dijadikan sebagai pelajaran bagi generasi muda untuk menghargai jasa pahlawan Sintuak, terkhusus Indonesia.
Saat ini koleksi museum yang telah terkumpul lebih kurang 300 buah seperti; perlengkapan perang, uang lama, photo-photo prajurit Belanda, produk kebersihan tempo dulu. Saat ini museum sudah menerima kunjungan dari anak-anak Sekolah yang ingin mengetahui sejarah perang Sintuak yang pernah terjadi.
Pengelolaan Museum Sintuk dibawah Yayasan Perjuangan Rakyat yang telah memiliki Akta Notaris dan Pegesahan Pendirian Badan Hukum dari Kemenkumham serta Izin Pendirian Museum Perang Sintuk yang dikeluarkan oleh DPMPTP Kabupaten Padang Pariaman. Saat ini museum rakyat ini telah begabung di Asosiasi Museum Indonesia Daerah dan dalam proses pengajuan status menjadi Benda Cagar Budaya dan menjadi satu-satunya Museum Juang Milik Masyarakat di Indonesia
Tidak hanya megelola barang-barang bersejarah, namun Desa Wisata Sintuk juga memiliki Sanggar Kesenian yang bernama Sanggar Nagari Sintuak. Mereka membuat Film Singkat/Video tentang perang Sintuk, melestarikan budaya seperti Indang, Ulu Ambek dan pementasan Drama yang ditampilkan di Taman Mini Indoensia Indah pada saat acara Pargelera Seni Budaya Padang Pariaman yang dihadiri oleh para Duta Besar.
Desa Wisata Sintuak ini merupakan Desa yang sangat menjunjung kearifan lokal. Di Desa Wisata ini terdapat Museum Rakyat satu-satunya di dunia dan Pasa Talaok Baruak yang masih menggunakan cara jual beli tradisional dengan cara “bauluak” yaitu negosiasi antara penjual dan pembeli ditutupi dengan kain
Rekomendasi Kunjunagan desa wisata sintuak bagi wisatawan yang ingin melihat pasa talaok baruak pasa ini hanya ada pada hari senin tiap pekan.