PROFIL DESA WISATA PANDANREJO
Desa Wisata Pandanrejo (Dewa Pandan) merupakan desa yang berada di kawasan deretan Perbukitan Menoreh. Letaknya tepat berbatasan dengan Provisi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Desa Pandanrejo berjarak 17 km dari pusat Kota Purworejo dan 36 km dari pusat Kota Yogyakarta. Dewa Pandan, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo memiliki potensi wisata yang menarik dari segi sosial budaya, ekonomi, dan alam.
Sebelum Desa Pandanrejo terbentuk, dahulu terdapat suatu wilayah pedesaan di perbukitan menoreh bagian paling timur Kabupaten Purworejo. Tepatnya di area perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di bagian timur bernama Desa Klepu dan pada bagian barat bernama Desa Pendem. Kedua desa ini mempunyai kebiasaan yang saling berhubungan. Budaya, sosial, dan ekonomi dari masyarakatnya saling melengkapi. Salah satu yang paling menonjol adalah beternak kambing peranakan etawa (PE) ras Kaligesing. Untuk memperluas wilayah desa, sekitar tahun 1927 keduanya sepakat untuk digabungkan menjadi Desa Pandanrejo. Nama Pandanrejo diambil dari ciri khas desa yang ketika itu banyak ditumbuhi tanaman pandan. Sedangkan kata ‘rejo’ memiliki makna berjaya. Dengan nama tersebut diharapkan desa ini akan terus bertumbuh dan berjaya.
Dewa Pandan lahir pada tahun 2020 dan diresmikan dengan SK penetapan desa wisata oleh Bupati Purworejo pada 27 april 2020. Daya tarik dari Dewa Pandan yakni Pasar Seton, Puncak Gunung Gajah, Bukit Sibutrong, Kampung Cantik Kotakjati, edukasi Kambing PE Ras Kaligesing (kontes dan non kontes), edukasi susu, homestay, produk UMKM, souvenir, dan wisata budaya.
Pasar Seton Desa Pandanrejo merupakan salah satu destinasi warisan budaya. Berawal dari datangnya kolonial Belanda ke Indonesia memberikan dapak positif di Kaligesing khususnya. Ia membawa kambing jamnapari dari India yang disilangkan dengan kambing jawa dari Kaligesing pada tahun 1920-an. Persilangan tersebut dinamai Kambing Peranakan Etawa Ras Kaligesing. Setelah terjadi persilangan tersebut warga Desa Pandanrejo sepakat mendirikan sebuah pasar yang dinamai Pasar Seton. Pada tahun 1980an Desa Pandanrejo meresmikan secara tetap pasar tersebut di RT 03 RW 01 Pendem. Kini pasar tersebut menjadi pokok tumpu ekonomi masyarakat daerah perbukitan menoreh pada khususnya. Kambing PE Ras Kaligesing dan Pasar Seton kini menjadi salah satu ikon Dewa Pandan. Keduanya dijadikan edukasi wisata untuk menunjang destinasi wisata yang ada di Pandanrejo. Gunung Gajah menjadi salah satu penyangganya.
Gunung Gajah adalah destinasi yang diresmikan menurut SK pada tahun 2016. Cerita sejarahnya menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk dipelajari. Terdapat satu tugu kecil tertancap di puncak Gunung Gajah. Tugu ini merupakan lambang yang di gunakan oleh Kolonial Belanda sebagai penanda salah satu puncak tertinggi di kawasan Perbukitan Menoreh. Pada hari Minggu pagi pukul 08.00-12.00, Gunung Gajah membuka Pasar Wiwit. Disana di jual berbagai macam produk UMKM dari warga Desa Pandanrejo. Untuk para pengunjung yang hendak berswafoto, pengelola menyediakan spot dengan background bentang alam perbukitan menoreh. Gunung Gajah juga menyediakan edukasi UMKM Dewa Pandan dan juga makanan khasnya yaitu Nasi Gugah dan Dawet Goreng.
Selanjutnya ada Bukit Sebutrong. Sebutrong berasal dari kata “sebut” yang mempunyai arti disebut, dan “rong” berarti lubang. Bukit ini merupakan batu karang besar dan menjulang di atas bukit dengan banyak lubang bekas sarang landak. Keistimewaan dari batu ini adalah sebagian besarnya terbentuk dari batu karang laut dan sebagian kecil dari terbentuk dari batuan kristal yang biasa disebut oleh masyarakat Desa Pandanrejo “Watu Lintang”. Di Bukit Sebutrong ada satu hal unik yaitu batu durian. Diselimuti oleh hutan pinus bukit ini menjadi sangat sejuk dan syahdu.
Dari Bukit Sibutrong, kita pindah ke Kampung Cantik Kotakjati. Kampung Cantik merupakan salah satu pusat akomodasi wisata Dewa Pandan. Terdapat homestay yang bisa disewa pengunjung untuk beristirahat atau menginap. Disana juga ada edukasi tanaman. Biasanya edukasi tanaman disediakan bagi pengunjung yang meminta paket wisata.
Setelah dari Kampung Cantik, berpindah sedikit ke arah selatan yaitu Gori Dampyak Farm. Jaraknya hanya sekitar 100 meter dari Kampung Cantik. Di Gori Dampyak pengunjung dapat melakukan wisata edukasi kambing dan edukasi susu kambing. Kambing yang dipelihara disana merupakan hewan ternak unggulan Dewa Pandan yaitu Kambing Peranakan Etawa (PE) Ras Kaligesing. Salah satu kambing peranakan etawa juara tingkat nasional terdapat disana. Para pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan kambing etawa tersebut dan mencoba mencicipi susu kambing yang kaya akan manfaat.
Selanjutnya, yaitu Patunggon Krapyak. Dewa Pandan mulai mengembangkan edukasi baru di tempat ini yaitu edukasi kerajinan kriya dan edukasi memainkan alat music kulintang. Disini kita dapat berinovasi membuat karya dari limbah kayu yang digunakan oleh masyarakat setedun. Selain itu, karya-karya souvenir kriya khas Dewa Pandan di display dengan tujuan apabila ada pengunjung yang hendak membeli souvenir kriya khas Dewa Pandan dapat terlayani. Setelah sejenak bermain dengan kayu dan cat, kita akan dibawa ke edukasi kulintang. Di tempat ini kita akan disuguhi permainan kulintang dari warga sekitar. Permainan lagu sambutan akan berkumandang ketika tamu mulai dating ke tempat ini. Selain menyaksikan, para tamu dapat memainkan kulintang dengan tentunya dengan mentor yang sudah professional.
Setelah kenyang akan edukasi di Patunggon Krapyak, kita akan menyambangi destinasi terakhir yaitu Andjangsifa. Andjangsifa merupakan tempat edukasi yang ditawarkan oleh Dewa Pandan dengan isi edukasi kambing etawa seni kontes. Di Andjangsifa akan bertemu dengan Mas Sukiswanto, dan kita akan mendapatkan ilmu tentang bagaimana kambing etawa menjadi sebuah kekuatan ekonomi di Desa Pandanrejo. Nilai seni kambing etawa akan dijelaskan dari 12 parameter kambing kontes beserta cara perawatannya yang spesial
Beternak kambing PE merupakan salah satu penopang ekonomi masyarakat Dewa Pandan. Dari beternak kambing PE masyarakat bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan ada yang menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dari beternak kambing PE. Untuk itu masyarakat menyelenggarakan Baritan.
Baritan merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan yang dikemas dalam suatu event tahunan. Kegiatan ini awalnya hanya diadakan oleh kelompok tani dengan kegiatan kenduri di salah satu rumah anggotanya. Dewa Pandan mengambil Baritan sebagai suatu ciri khas yang cocok untuk ditampilkan sebagai atraksi wisata. Selain merupakan warisan leluhur, dalam kegiatan ini terdapat nilai religius untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan. Selain sebagai kegiatan syukuran hasil bumi, event ini dibuat dalam rangka mempromosikan wisata, kambing PE, dan produk hasil bumi yang dikelola UMKM Dewa Pandan. Untuk itu dibuatlah event Baritan yang meriah dan layak untuk dinikmati masyarakat dan wisatawan.