Desa Wisata Kutuh atau lebih populer disebut Desa Wisata PANDAWA KUTUH BALI adalah salah satu dari ratusan Desa Wisata yang berkembang di wilayah Provinsi Bali. Berlokasi di Kaki Pulau Bali, tepatnya Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Desa Wisata Kutuh (Pandawa Kutuh Bali) berada pada jarak 25 Km dari Pusat Pemerintahan Provinsi Bali, 15 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, 7 Km dari Kawasan Wisata ITDC Nusa Dua, dan hanya 5 Km dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Mengangkat tema Desa Wisata Alam dan Budaya berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana, Desa Wisata Kutuh (Pandawa Kutuh Bali) menawarkan berbagai Daya Tarik Pengunjung diantaranya: Daya Tarik Pengunjung berbasis Alam Pantai, meliputi Pantai Pandawa, Pantai Gunung Payung, Pantai Timbis, dan Pantai Kongkongan. Selanjutnya Daya Tarik Pengunjung berbasis Buatan seperti Tebing Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Kampung Bola Internasional, Timbis Paragliding, dan Perkemahan, dan Daya Tarik Pengunjung berbasis Budaya diantaranya terkait Eksistensi Desa Adat Kutuh sebagai Desa Adat Tua yang memiliki ciri khas tempat Ibadah Pura dengan Konsep Padma Bhuana (terdapat Sembilan pura dengan posisi satu di pusat desa dan 8 pura tersebar di delapan arah mata angin), terdapat Pementasan Tari Kecak Api, Tari Keris dan Barong, Belajar Menari dan Menabuh, serta berbagai aktivitas seni dan budaya masyarakat Desa Kutuh.
Untuk memberikan fasilitas akomodasi wisatawan yang datang berkunjung dan ingin menghabiskan waktu liburan di Desa Kutuh, maka tidak perlu bingung untuk mencari tempat untuk menginap dan berinteraksi dengan masyarakat local, karena masyarakat telah menyediakan rumahnya untuk dijadikan akomodasi parawisata baik dalam bentuk homestay, penginapan, pondok wisata, sampai dengan villa yang dimiliki dan dikelola oleh warga local desa kutuh
Sementara untuk memberikan kenangan kepada para pengunjung selama berkunjung ke Desa Wisata Kutuh, juga disediakan berbagai Souvenir dalam bentuk Kuliner, seperti berbagai makanan dan minuman khas Desa Kutuh seperti Tipat Cantok, Rujak Kuah Pindang, Kopi Jaja Tape, Jaja Uli, Jaja Laklak, Nasi be pasih, Sambel Tabia tuh, juga tersedia souvenir kriya seperti anyaman dungki dan produksi pande besi seperti berbagai pisau, sedangkan untuk fesyen masyarakat menyediakan berbagai produksi oleh-oleh kaos khas obyek wisata dan berbagai pakaian adat Bali.
Desa Wisata Kutuh, diinisiasi mulai tahun 1998 ketika itu Desa Kutuh menjadi sebuah Desa Persiapan Kutuh (saat itu masih bergabung secara administrasi dengan Desa Ungasan). Inisiasinya dengan membelah Tebing untuk membuat akses turun warga masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ritual dan pertanian rumput laut, inisiasi membelah tebing ini saat ini menjadi Daerah Tujuan Wisata yang sudah terkenal baik nasional maupun Internasional, yaitu Pantai Pandawa. Pengembangan Pantai Pandawa sebagai Daya Tarik Pengunjung awalnya diinisiasi oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Desa Kutuh, namun selanjutnya mulai tahun 2014 dengan pertimbangan bahwa Kawasan dimiliki oleh Desa Adat, maka Pengelolaannya diserahkan ke Desa Adat, namun tetap merupakan binaan dari Desa Kutuh. Sementara itu Pemerintahan Desa Kutuh mengembangkan sayap untuk menjadikan Desa Kutuh sebagai sebuah Desa Wisata, sehingga seluruh potensi Desa dapat dijadikan Daya Tarik Pengunjung dan Masyarakat Desa juga bisa menjadi pelaku wisata dalam bentuk menyediakan akomodasi wisata seperti Homestay, Penginapan, maupun Villa, sedang para pelaku UMKM dapat berperan serta menyediakan berbagai Souvenir, baik dalam bentuk kuliner, kriya, maupun fesyen.
Prestasi Desa Kutuh dalam bidang Kepariwisataan diantaranya Juara ISTA 2018 Kategori Ekonomi Masyarakat