Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama pengahasil devisa di berbagai negara, kegiatan pariwisata juga tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas kurang lebih 17.508 pulau yang mencakup wilayah yang luasnya lebih dari 1,9 juta km dan dua pertiganya merupakan wilayah perairan dan daratan . Kondisi geografis yang demikian memberikan peluang yang besar bagi upaya pembangunan ekonomi suatu negara. Indonesia memiliki sumber daya yang beranekaragam dan mempunyai unsur-unsur keindahan alam (natural beauty), keaslian (originality), kelangkaan (scarcity), dan keutuhan (wholeness) dan diperkaya dengan kekayaan alam berupa keanekaragaman flora dan fauna, ekosistem, serta gejala alam. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan dan kesenian yang berbeda antar daerah satu dengan daerah lainnya. Seni dan budaya merupakan hasil karya manusia yang diperoleh dari ekspresi jiwa, rasa, dan cipta masyarakat. Seni dan budaya erat kaitannya dengan pariwisata. Dimana seni dan budaya dapat memperkokoh pariwisata sehingga dapat menjadi potensi yang luar biasa hingga dapat menarik wisatawan. Dalam kegiatan pariwisata budaya terdapat sepuluh elemen budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata yakni ; kerajinan, tradisi adat, sejarah dari suatu tempat, arsitektur, makanan lokal/tradisional, seni dan musik, cara hidup masyarakat, agama, bahasa, pakaian tradisional . Di Pulau Jawa di Provinsi Jawa Timur khususnya di Kabupaten Banyuwangi ,terdapat 189 Desa di antara desa-desa tersebut ada Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi .
VISI
Visi Pokdarwis Tawang Alun Desa Aliyan Adalah Mewujudnya pariwisata di Kabupaten Banyuwangi yang maju ,bermutu dan berdaya saing . Serta bermanfaat bagi kesejatraan masyarakat Khususnya masayarakat Desa Aliyan dan masyarakat Banyuwangi pada umumnya .
MISI
Misi Pokdarwis Tawang Alun Desa Aliyan sebagai berikut :
Desa Aliyan merupakan Desa warisan dari para leluhur , beberapa catatan kuno dan penemuan linga ( batu kuno ). Aliyan bersal dari kata Ngalih ( Berpindah ) . Desa Aliyan jumlah perkembangan penduduknya di tahun 2020 jumlah penduduknya terdiri dari Laki-laki 2586 orang dan penduduk Perempuan 2559 total jumlah penduduknya 5145 jiwa . Sejarah Desa Aliyan Dalam pemaparannya Aji Wirabhumi dari komunitas BKX ( Blambangan Kingdom ) mengatakan, bahwa dari berbagai sumber catan kuno ada beberapa poin terbentuknya Desa Aliyan. Pertama ( I ) terbentuknya Desa Aliyan ada bebarengan dengan Hijrahnya Mas Raka/ Prabu Tawangalun II dari Kuthadawung yang biasa kita kenal (paleran, Umbulsari, Jember), Dua ( II )lantas ke hijrah ke Bayu dan Mendirikan Kutha Macan putih pada kisaran tahun 1655-1661, disaat itu masih bernama Ngalihan . Ngalihan pada saat perang Bayu 1771-1774 mengirim bala pasukan tulup (sumpit) dipimpin ki oleh Ki Kidang Garingsing dan Ki Girisena. Ketiga( III ) Desa aliyan pernah di hilangkan atau di musnakan , setelah perang puputan bayu, usai perang Aliyan di bangun kembali oleh Ki Wongsokenongo/Buyut Wongsokenongo sehingga saat Residen Lodewijk Uiterrmoole mengadakan pendataan jumlah penduduk di desa-desa bekas kerajaan Blambangan sekitar 1774-1784 maka daerah itu sudah kembali seperti sediakala dicatat dengan nama Kulihalian atau Kulikalian. Keempat ( IV ) Ngalihan/ Kulihalian/ Kulikalian/ Aliyan sudah ada setidaknya sejak 119 tahun sebelum kota Banyuwangi ada (1774) atau 116 tahun sebelum perang Bayu ( 1771) Seusia dengan Kutaraja Macan Putih yang di dirikan 1655-1661 Aliyan diperkirakan ada sejak jaman keemasan Blambangan waktu dipimpin Prabu Tawangalun II (1655 - 1691) kelima ( V ) Pendiri desa Aliyan bisa saja seperti cerita rakyat yakni ,
Ki Wirodigdo yakni seorang pendatang dari barat Sedangkan pendiri desa kulihalian/kulikalian bsa jd adalah tokoh Ki Buyut Wongsokenongo dari trah Bumi Wangsa abdi dalem keraton Lateng.
Dalam pemaparannya Aji Wirabhumi dari komunitas BKX dan sebagai Dosen UT menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1 .Desa Aliyan adalah desa tertua di Banyuwangi 116 tahun sebelum perang bayu .2 . Kepala Desa Aliyan dan masyarakatnya pada masa itu ikut perang di Puputan Bayu . 3 . Aliyan pernah di bumi hanguskan oleh VOC dan di bangun kembali yang di sebut Kulihaliyan ( Aliyan yang pulih/ Bangkit ) pada tahun 1774 hingga sekarang . 4.Ki Wirodigdo, Ki kidang Garinsing dan Mbah buyut wongso kenonggo adalah pendiri dari Desa Aliyan . Semangat dari para leluhur desa Aliyan menjadi panutan , tauladan dan semangat bagi generasi penerus Desa Aliyan Khususnya para pemuda Desa Aliyan .
Berdasarkan cerita dari kakek buyut kita dan Tokoh masyarakat kita telusuri pelosok Desa Aliyan dengan bantuan teman-teman BKX dan para pemuda Aliyan .
Beberapa penumuan Batu Linga Yoni ( batu lumpang ) yang di empat penjuru mata nagin dan penemuan batu bata kuno di Desa Aliyan. Penemuan ini di wilayah Dusun Cempokosari , Sukodonodan Kedawung Desa Aliyan tahun 2007 – 2018.
Masyarakat Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi menggelar tradisi Keboan Aliyan. Ribuan orang memadati tradisi adat ini untuk menyaksikan ritual permohonan kelimpahan hasil bumi kepada Tuhan YME.
Keboan Aliyan ini dilaksanakan setiap bulan Suro-penanggalan Jawa. Sejumlah petani kerasukan roh gaib dan bertingkah layaknya kebo (kerbau). Mereka lalu berkeliling empat penjuru desa. Sesekali, belasan "kerbau" itu nyemplung di kubangan layaknya kerbau.
Warga desa sangat antusias menyambut tradisi ini. Mereka bergotong royong menyiapkannya. Mulai dari bahu membahu menyiapkan ragam kebutuhan untuk ritual, hingga membangun gapura dari janur yang digantungi hasil bumi di sepanjang jalan desa sebagai perlambang kesuburan dan kesejahteraan. Kenduri massal pun digelar sebagai tanda dimulainya ritual.
Menurut sejarahnya, Buyut Wongso Kenongo, pendiri cikal bakal Desa Aliyan, sekitar abad 18 mendapatkan wangsit untuk melakukan ritual tolak bala kebo-keboan agar mayarakat desa terhindar malapetaka serta hasil yang melimpah. Buyut Wongso Kenongo memiliki dua putra yakni Buyut Pekik dan Buyut Wadung. Buyut Pekik menjadi leluhur masyarakat Desa Aliyan, sementara Buyut Wadung menjadi leluhur Dusun Sukodono, Desa Aliyan. Warga beda keturunan ini hingga sekarang tidak bisa akur dalam segala hal.
Kerbau adalah sebagai mitra petani untuk menggarap sawah , Adat ritual adat Keboan ini adalah perayaan yang dinantikan warga, kami semua bergotong royong menyiapkannya.
Keboan ini dimulai sejak pagi, yang diawali dengan selamatan di empat penjuru desa (ider bumi). Bersamaan itu, sejumlah petani yang yang telah kerasukan siap menjalani ritual
Keboan. Mereka lalu berkeliling desa mengikuti empat penjuru mata angin. Saat berkeliling desa inilah, para "kerbau" itu bertingkah layaknya siklus cocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi .
Berbagi adat istiadat Desa Aliyan yang sudah hilang atau punah dan pelakunya banyak yang telah meninggal dunia . Yaitu Adat Punjari Kumoro , Gitikan , tajen , Wayang Takul dan gedogan . Adat istiadat tersebut telah terkikis oleh jaman . Akan tetapi adat Tulupan warisan dari Mbah Bayut Ki kidang garinsing masih di lestarikan oleh warga masyarakat Desa Aliyan .
Ciri khas tradisi budaya ini sebagai identitas yang membedakan buday Banyuwangi denganbudaya daerah lainnya. Agar tradisi ini terus berkembang Pemerintah akan mendorong dan mengembangkan atraksi daerah ini menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Banyuwangi .
Mystic , Magic dan Unique adalah ciri khas Ritual adat Keboan Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi .
Banyuwangi terkenal dengan adat seni dan budaya . Begitu juga dengan Desa Aliyan yang kaya dengan seni adat dan budaya . Berbagai bentuk seni tari yang telah tercipta oleh Sanggar Tari Sayu Wiwit pimpinan Bapak Jajulaidik,Sp.d .
Seni Tari Kumoro Cindhe , Kebo Wongso dan Labuh . Musik panjer kiling yang di ciptakan oleh MUNSING ( musik nada osing ) Seni tari Hadrah Kuntulan Melatih Putih. Di Dusun suko dono ada budaya Sonjobareng yang di laksanakan sebelum acara ritual adat keboan Aliyan
Kiling adalah salah satu permainan tradisional suku Osing di Banyuwangi. Berukuran panjang seperti layaknya baling-baling. Dibagian tengah terdapat lubang untuk ditancapkan pada tiang. Ketika tertiup angin kiling akan berputar dan mengeluarkan suara yang nyaring.Dan di atas tiang dipasang bambu melengkung lengkap dengan hiasan khusus yang berfungsi untuk menyesuaikan arah angin. Dengan begitu, kiling akan terus berputar sepanjang hari . Beberapa pengerajin pembuat kiling di Desa Aliyan . Biasanya pembuatan saat ada pesanan dari desa-desa tetangga , seperti Desa Parijatah , Desa Blimbingsari , Desa Kemiren , Desa Singgonjuruh dan Desa lainya .
Kiling adalah tradisi suku Osing, khususnya di Desa Aliyan biasanya berdiri di atas bukit, di tengah sawah, yang salah satu fungsinya untuk mengusir burung, Selain itu, kiling juga memiliki pesan tentang filosofi ketuhanan.Seperti kita lihat, kiling itu kan berputar dalam satu poros, filosofinya, sebagai manusia kita harus tetap iling (Ingat) pada sang pencipta atau Tuhan . Desa Aliyan belakangan terpilih sebagai.Sebagai salah satu desa tua di Banyuwangi, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, memang mayoritas dihuni komunitas suku Osing. Yakni suku asli Banyuwangi.
Di Desa Aliyan memiliki destinasi wisata yaitu Dam Gembleng . Dam Gembleng yang terletak di wilayah Dusun Damrejo Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi . Di bangun pada masa kolonial Belanda pada tahun 1926 . Pada masa itu banyak sekali penduduk pribumi yang harus kerja rodi . Dam Gembleng berfungsi untuk membendung air untuk irigasi sawah di sekitar Desa Aliyan . Dam Gembleng terdapat dua aliran sungai yang sebelah utara mengalir ke desa Aliyan yang masyarakat menyebut banyu gintangan .
Yang sebelah selatan masyarakat menyebutnya banyu Bomo . Keunikan Bangunan menjadi daya tarik wisata lokal untuk berteduh di pondok-pondok yang di bangun oleh pemerintah Desa Aliyan dan Dinas pengairan . Dam Gembleng terdiri dua Dinas Pengairan yaitu sebelah Utara di kelola Dinas Pengairan Kecamatan Rogojampi dan sebelah Selatan di kelola oleh Dinas Kecamatan Serono . Dam Gembleng bukti sejarah dan saksi bisu jaman penjajahan kolonial Belanda saat itu . Selain untuk berwisata masyarakat sekitarnya menghabiskan waktu untuk memancing ikan di bantaran sungai Dam Gembleng Dusun Damrejo Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi .
Makanan Desa Aliyan berbagi macam bentuk dan rasa . Masakan kuliner khas Desa Aliyan
yang paling terkenal adalah Gule Mentok , selai gule mentok ada beberapa makanan khas Desa Aliyan sebagai berikut :
KOTOK DELUK , SANGGAR WELUT , PECEL SUMPIL , SATE KUL ,SATE BIAWAK , KARE KODOK , SAMBEL SERE KUKUSAN SEMANGGI , LEROBAN . Proses masak Gule mentok memang rada sulit dari segi tekstur dan rasa harus pas , Bumbu-bumbu yang di pergunakan menggunakan rempah-rempah nusantara dengan di racik ala generasi kegenarasi dari para leluhur Desa Aliyan .Gule mentok di sajikan dengan Ketupat atau lontong . Masakan ini masakan Ala Desa bisa di sajikan tiap hari akan tetapi masakan Gule Mentok hanya di dapat pada acara acara tertentu .
Desa Aliyan yang begitu subur hamparan sawah dan perbukitan banyak masyarakat desa yang berprofesi menjadi petani ,pedagang dan usaha kecil menengah . Berbagai bentuk UKM masyarakat menunjang prekonomian masyarakat Desa Aliyan . Beberapa UKM yang di geluti masyarakat Desa Aliyan sebagai Berikut :
UKM ini di kelolah oleh masyarakat Desa Aliyan secara mandiri . Tetap dalam naungan pemerintah Desa Aliyan .Diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat bukan hanya pada bentuk partisipasi ide dan uang, tetapi dalam hal pemberian tenaga dalam pelaksanaan pembangunan, diperlukan adanya sinergitas antara pemerintah kelurahan dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk mewujudkan Desa Aliyan Yang lebih maju .
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.Kegiatan masayrat Desa Aaliyan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam.Sebagian terbesar penduduk Desa Aliyan mengandalkan dari sektor pertanian . Sudah kita Ketahui Desa Aliyan terdiri dari hamparan sawah , perbukitan dan Pemukiman Penduduk .Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor – sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia .
Pengairan Di Desa Aliyan atau Irigasi adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara teratur. Apabila terdapat air yang berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman. Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: (1).Pengairan di atas tanah; (2).Pengairan di dalam tanah (sub irrigation); (3).Pengairan dengan penyemprotan (sprinkler irrigation); dan (4).Pengairan tetes (drip irrigation). Untuk tanaman padi teknik pengairan yang digunakan adalah pengairan di atas tanah. Pemberian air pada padi sawah dalam jaringan irigasi, terdapat 3 sistem, yaitu : (a).sistem irigasi terus menerus; (b). sistem irigasi rotasi, dan (c).sistem irigasi berselang. Kebanyakan jaringan irigasi yang ada di Indonesia, menerapkan sistem irigasi terus menerus Sistem Pengairan/irigasi terus menerus .
(continuous flow) dilakukan dengan memberikan air kepada tanaman dan dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah tanam hingga beberapa hari menjelang panen. Penggunaan sistem ini, dengan mempertimbangkan : penerimaan respon yang baik pada
waktu pemupukan, menekan pertumbuhan gulma, dan menghemat tenaga untuk pengolahan tanah. Selain tidak efisien, cara ini juga berpotensi mengurangi (1).efisiensi serapan hara nitrogen, (2).meningkatkan emisi gas metan ke atmosfer, (3).menaikkan rembesan yang menyebabkan makin banyak air irigasi yang dibutuhkan.
Dengan semboyan perubahan Desa Aliyan yang di katakan Bapak Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo , SE . dengan semboyan ‘’ GUYUB RUKUN BERSAMA MEMBANGUN DESA “ . Menjadikan semangat bagi para masyarakat khususnya para generasi muda . Proses memajukan Desa Aliyan tidak luput dari peran serta Tokoh masyarakat , Tokoh Agama , Tokoh Adat , Seniman , Budayawan , dan Para pemuda . Harus saling bahu membahu berserta pemerintah memajukan Desa Aliyan .
Demikian Profile Pokdarwis TAWANG ALUN kami buat dapat menjadikan acuan atau bahan pertimbangan pengambilan keputusan dan kebijakan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi . kami segenap pengurus Pokdarwis TAWANG ALUN Desa Aliyan dan Pemdes Aliyan mengucapkan banyak terima kasih .
Belum ada homestay