Pengunjung akan disuguhi pemandangan khas umat Buddha Kota Batu saat memasuki gerbang vihara. Pohon mojo yang kental akan sejarah juga tumbuh di antara pesan-pesan suci yang tertulis di tiang setinggi satu meter di halaman vihara tersebut.
Sebelum memasuki vihara, gapura unik dengan patung dua arca tampak menghiasi rumah ibadah tersebut. Di sampingnya juga tertulis tata tertib di dalam vihara, seperti dilarang membunuh semua jenis makhluk hidup, dilarang berbicara keras, bebas asap rokok, dan lainnya.
Setelah itu, sejauh mata memandang, pengunjung akan menemui bangunan-bangunan unik di dalamnya. Salah satunya pagoda kedamaian berwarna emas, Patirupaka Shwedagon, sebagai tempat ibadah dan meditasi yang diresmikan pada tahun 2003.
Disamping pagoda, juga terdapat lorong kecil menuju museum. Dalam museum itu terdapat benda-benda yang berhubungan dengan sejarah penyebaran agama Buddha.
Memasuki area vihara lebih dalam, pengunjung akan menemui Patung Buddha Tidur berwarna emas berukuran besar. Selain itu, juga terdapat patung-patung Buddha dan pengikutnya menghiasi taman Vihara Dhammadipa Arama.
“Aku bertekad, walaupun kulitku, uratku, dan tulangku yang tersisa, dan walaupun daging dan darahku mengering dalam tubuhku. Aku tidak akan mengendurkan usahaku sebelum aku mencapai apa yang dapat dicapai dengan kekuatan manusia, dengan kegigihan manusia, dengan usaha manusia,” tertulis dalam pesan salah satu patung Buddha (Samyutta Nikaya 21.3).