Tuan Dipakeh merupakan seorang hulubalang yang berasal dari Pidie. Dia juga dikenal sebagai ulama besar yang membidangi ilmu fiqih. Tuanku Dipakeh juga dikenal dengan sebutan Tengku Dipakeh dimakamkan di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baro, Banda Aceh.
Keterangan ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Teknis Pembinaan Balai Pelestarian Cagar dan Budaya, Dahlia. Merunut kepada cerita masyarakat setempat, kata Dahlia, Tuan Dipakeh terpaksa hijrah ke Banda Aceh karena diusir Belanda.
“Tuan Dipakeh juga sering memimpin perang pada massa Kerajaan Iskandar Muda. Beliau juga seorang ulama besar dan kerap menyebarkan Islam,” katanya.
Namun sayangnya, kata dia, secara teknis yang lebih mendalam belum ada data pasti tentang sosok Teungku Dipakeh dan siapa nama aslinya.
Tuan Dipakeh, kata dia, bukanlah nama asli melainkan gelar yang diberikan masyarakat karena terkait sosoknya yang mendalami ilmu fiqih.
“Nama Pakeh sendiri berasal dari kata fiqih. Namun saat itu orang Aceh mengatakan kata Pakeh bukan fiqih,” ujarnya.
Berdasarkan bentuk nisan yang ada, kata dia, Tuan Dipakeh diperkirakan hidup antara abad 17 hingga abad 18.
Menurut cerita-cerita orang tua mereka makam ini merupakan milik seorang ulama. Namun masyarakat setempat hingga kini tidak mengetahui asal ulama beserta keturunannya.
Masih berdasarkan kabar yang didapatnya berdasarkan tutur orang tua gampong, di dalam makam itu terdiri dari makam istri dan anak Tuan Pakeh. Dia mengisahkan dahulu makam ini dianggap sangat angker. Bahkan ada harimau yang menjaganya dan warga menganggap makam ini keramat serta turut bernazar ke lokasi tersebut.