Reog adalah tarian tradisional di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat dan mengandung unsur magis. Penari utamanya merupakan orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping, disertai reog asli Indonesia. Reog merupakan salah satu seni budaya dari Jawa Timur bagian barat-laut, dan Ponorogo dianggap sebagai kota asalnya.
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti pernikahan, khitanan, dan hari besar Nasional.Seni Reog Ponorogo terdiri dari dua sampai tiga tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh enam hingga delapan pria gagah berani dengan pakaian serba hitam dan muka dipoles warna merah.Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya, tarian yang dibawakan oleh enam sampai delapan gadis yang menaiki kuda.
Tarian Kuda Lumping menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Kuda ini dihiasi dengan cat dan kain beraneka warna.
Meskipun asal usul tarian ini tidak tercatat secara pasti, konon tari Kuda Lumping adalah tari kesurupan. Ada juga versi yang menyebutkan bahwa tarian ini menggambarkan kisah seorang pasukan pemuda cantik bernama Jathil, penunggang kuda putih berambut emas, berekor emas, dan memiliki sayap emas. Jathil membantu pertempuran kerajaan Bantarangin melawan pasukan penunggang babi hutan dari kerajaan Lodaya pada serial legenda Reog abad ke-11.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari Kuda Lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri.
Dalam pertunjukan Kuda Lumping, seringkali ditampilkan atraksi yang mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis. Contohnya, atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, dan berjalan di atas pecahan kaca.
Atraksi ini mungkin merefleksikan kekuatan supranatural yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa dan digunakan untuk melawan pasukan Belanda..