wisatawan dihantar ke area persawahan untuk menikmati bagamana serunya mengolah sawah secara tradisional menggunakan kerbau. cara tradisional ini sebagai salahs atu kekhasan warga detusoko yang 95% adalah petani, melihat proses menginjakkna batang padi yang sudah dipanen (kukuta) lalu diinjak dengan kaki kerbau, kemudian membuat pematang sawah (bhoti liti), membersihkan pematang (sasa), lalu meratakan tanah (sisi) yang dibantu dengan air. ada sebutan untuk penarik kerbau dikenal dengan sebutan ata wi, sedangkan untuk pengendali kerbau disebut dengan ata sisi. proses pengolahan lahan secara tradisional ini memakan waktu 15-20 menit untuk satu petak sawah ukuran 10 x 6 m.