Nama "Gople" adalah sebutan masyarakat Desa Gunungsari dan sekitanya untuk hasil olahan industri rumah tangga krupuk dari bahan baku singkong. Daerah lain menyebut kerupuk ini dengan sebutan yang berbeda-beda, misal di daerah Banjarnegara, Banyumas, dan Cilacap krupuk ini di sebut "Canthir", di daerah Kebumen timur krupuk ini disebut "Gaplek" atau "Banggi". sebagai desa yang terletak di daerah pegunungan yang mayoritas lahan pertanian berupa tanah kering/ ladang, para petani cenderung menanam singkong sebagai komoditas utama pertanianya. Bahan baku singkong yang melimpah di Desa Gunungsari banyak digunakan sebagai bahan makanan seperti oyek, lanthing, krupuk, tepung, rengginang, dan lainya. Kebun Singkong, Komoditas pertanian utama warga Desa Gunungsari Khusus krupuk singkong, masyarakat Desa Gunungsari dan sekitarnya mengolah bahan baku singkong dengan sistem home industri. Profesi pembuat krupuk ini sangat potensial untuk menambah penghasilan, maklum lapangan pekerjaan di daerah kami sangat sulit dicari, disamping karena faktor ketersediaan bahan baku yang melimpah ruah dan murah harganya. Proses pembuatan krupuk ini cukup sederhana, cuma perlu tenaga extra lebih. Tetapi bagi warga Desa Gunungsari hal tersebut bukan menjadi soal karena mereka adalah tipe orang-orang pekerja keras. Mula-mula singkong dikupas dari kulitnya, tongkol singkong dibuang sehingga tinggal daging singkongnya. Kemudian singkong dicuci bersih. Setelah itu itu dimasukan kedalam mesin giling (kalau bahasa daerah kami "diparut"). keluaran parutan ini berupa sejenis tepung yang masih mengandung air, untuk menghilangkan kadar air dalam tepung tesebut kemudian masuk proses selanjutnya yaitu di pipit dengan mesin pipit. setelah dipipit hasil olahan singkong itu seperti tepung kering cuma agak sedikit kasar. Langkah selanjutnya adalah pemberian bumbu pada tepung dan pemberian pewarna makanan. Tepung yang diberi pewarna makanan adalah 30% dari jumlah tepung yang ada, sementara yang 70% dibiarkan tanpa pewarna makanan alias putih polos. Setelah itu tepung dikukus dengan kukusan di atas tungku dengan menggunkan "dandang". Proses memasukan tepung biasanya awalnya (35%) tepung putih, lapis kedua tepung denga pewarna makanan(15%), diatasnya tepung putih(35%) lagi dan lapis keempat tepung dengan pewarna makanan lagi(15%). Setelah matang dan kenyal (kami sebut ini menjadi "Glebegan"), diangkat dan dibagi menjadi tiga bagian dengan alat pemotong berupa benang. Gelebagan tersebut dibuat bulat dan memanjang kurang lebih 40cm per bagian potonganya. sampai disini kemudian di simpan selama 3 hari sampai gelebagan menjadi keras dan siap untuk dipotong-potong. Glebegan Lanjut, tiga hari sudah berlalu katakanlah demikian. Proses pemotongan (mengiris-iris tipis seperti mengiris bawang) glebegan dilakukan dengan alat pemotong yang kami sebut "Cacak". Proses ini dalam bahasa kami adalah "Rajang". setelah dirajang kemudian di jemur di panas matahari sampai benar-benar kering. disini krupuk singkong sudah jadi dan siap dipasarkan atau dikonsumsi sendiri. Proses Penjemuran Kendala yang dihadapi oleh pembuat "Gople" ini adalah faktor cuaca. jika musim penghujan dan suasana mendung apalagi berhari-hari maka "glebegan" tidak mungkin "dirajang" dan hal ini sangat berpotensi timbul jamur pada glebegan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas hasil akhir produksi seperti warna kurang cerah dan kurang menarik. Pemasaran Gople ini cenderung naik turun harganya. pada bulan-bulan rame hajatan biasanya harganya naik dan permintaan banyak, saat bulan sepi hajatan harga cenderung turun karena permintaan berkurang. tetapi saat ini harga cenderung stabil dikarenakan Gople ini sudah menjadi makanan ringan yang banyak disukai orang apalagi jika dicampur soto... cocok banget!!! Produk Akhir dengan produksi keseluruhan mencapai 1 ton produk jadi perhari, gople ini dipasarkan sampai keluar daerah dan luar provinsi, seperti Jogjakarta, Purworejo, Solo, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap bahkan sampai ke Jawa Timur dan Lampung. Para Pembeli datang sendiri dengan membawa truk atau pick up dan tinggal mengambil dari para penadah yang ada di daerah pasar somawangsa. meskipun dari singkong gople rasanya gurih. Pokoke.. Murah-Meriah!!.