Menyajikan Itak Pohul-pohul dalam marhusip memiliki makna filosofis tersendiri. Kuliner yang dibuat dengan cara digenggam hingga menghasilkan kue yang keras dan tidak mudah hancur, menjadi perlambang bahwa segala perdebatan dalam marhusip semata-mata dilakukan untuk menghasilkan keputusan yang sangat kuat.