Tarian Isosolo atau Isolo merupakan seni tradisi orang Sentani yang menari di atas perahu di Danau Sentani dari satu kempung ke kampung lainnya. Isosolo terdiri dari dua kata yaitu Iso dan Solo atau Holo. Iso artinya bersukacita dan menari mengungkapkan perasaan hati, sedangkan Holo atau solo berarti kelompok atau kawanan dari semua kelompok umur baik anak-anak, ibu-ibu atau orang dewasa laki-laki yang menari. Isosolo berarti kelompok orang yang menari dengan sukacita mengungkapkan perasaan hati.
Tarian ini diikuti oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan dengan jumlah yang tidak terbatas dan diperkirakan dengan jumlah sekitar 30 s/d 50 orang. Untuk menampung peserta dalam tarian ini maka mereka akan menggunakan beberapa perahu besar khas orang Sentani (Khai). Beberapa perahu akan dirapatkan kemudian diatasnya akan diletakkan papan atau kayu nibung yang ukurannya disesuaikan dengan badan perahu dan kapasitas peserta tarian. Setelah itu perahu akan di hiasi dengan daun kelapa ataupun daun (khamea) yang biasa digunakan dalam tarian adat yang lebih dikenal dengan istilah “furing”.
Para penari dilengkapi dengan pakaian adat seperti; Yonggoli (rok/rumbai-rumbai), Cawat (malo/ambela), Manik-manik (Mori-mori), Noken (Holbhoi) dan Tifa (wakhu)