Kawasan kapasan dalam merupakan salah satu pusat permukiman masyarakat keturunan tionghwa tertua disurabaya dan dikenal zaman kolonial.
Sebagian sisa sisa sejarah terkait pecinan itu masih bertahan hingga saat ini, tidak saja bangunan bernilai heritage seperti kelenteng Boen Bio.
Budaya masyarakat tionghwa juga masih diuri-uri hingga kini, salah satunya yakni pelaksanaan sedekah bumi yang digelar rutin setiap tahun.
Kawasan Kapasan Dalam juga dikenal sebagai kampung kungfu, cerita terkait perjalanan para guru kungfu kerapkali mengundang masyarakat untuk datang dan melakukan penelitian, tidak saja dari surabaya namun juga luar daerah.
Terkait keberadaan kawasan kapasan dalam yang masuk buku sejarah kota surabaya, kami menggagas berdirinya program wisata, Namanya Wisata Kampung Pecinan.
Harapan nya keberadaan wisata mampu memberdayakan masyarakat, terutama pertumbuhan UMKM dan puluhan kuliner Khas Pecinan.
LATAR BELAKANG
Gagasan pendirian program wisata tidak saja dilandasi antusias masyarakat Kapasan Dalam untuk mengembangkan wisata.
Namun juga dorongan pemkot Surabaya untuk membentuk kawasan heritage, masyarakat komitmen bergotong royong untuk melahirkan wisata yang menjadi andalan kota Surabaya.
Selain itu, program wisata juga dimunculkan karena melihat potensi di kapasan dalam.
Tidak saja kuliner-kuliner khasnya,kawasan kapasan dalam juga memiliki sejumlah bangunan kuno yang artistiknya cukup unik.
Program wisata juga dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat di kapasan dalam, memunculkan ide-ide kreatif anak muda untuk mendorong pariwisata.
Belum ada homestay