Pada dahulu kala walur adalah tanah payau sehingga datanglah para petani dari berbagai daerah untuk mencari kehidupan sehingga mereka singgahlah ke tanah yang sekarang menjadi tanah walur menjadi lahan pertanian untuk mencari kehidupan dengan memanfaatkan dan membuka lahan pertanian yang ada di tanah walur yang pada saat itu adalah hutan blantara. masyarakat yang datang merupakan suku lampung dan jawa Sebagian kecil dari berbagai suku sehingga ketika pertama kali menemukan tanah tersebut salah satu dari pada petani dari golongan suku lampung berucap/mengatakan walor/walur yang menurut mereka bermakna tanah payau atau tanah lembab maka semenjak itu ditetapkanlah oleh masyarakat setempat menjadi tanah walur yang dikuatkan oleh kepala kampung pertama yaitu NASTHALHAH menjadi tanah walur atau pekon walur.
Selanjut nya leh Masyarakat dan untuk masyarakat Pekon Walur husus nya bedasarkan semangat gotong royong membangun sebuah desa serta komitmen bersama dan banyaknya potensi yang ada diwilayah yang perlu kami lestarikan dan dikembangkan maka dari itu memunculkan sebuah gagasan sebuah ide untuk membetuk sebuah Desa wisata.
Desa Wisata ini menyajikan sebuah wisata AlamTerutama Derah Pantai dan Budaya Tradisi dalam artian Desa yang mempunyai potensi alam yang luar biasa sehingga perlu kita lestarikan serta dikembangkan dan dimanfaatkan sewajarnya tanpa merubah sebuah esensi dari pada kawasan pedesaan. Budaya Tradisi merupakan wujud dari desa yang selalu melestarikan nilai-nilai Budaya yang ada dimasyarakat agar tidak punah ditelan zaman moderenisasi ini.
Desa wisata ini bertujuan untuk mempedayakan SDM dan SDA yang ada agar eksistensi Desa Wisata ini dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat luas sehingga bisa menjadikan atraktif tersendiri bagi wisatawan yang hanya sekedar datang untuk menikmati suasana Wisada dan juga Pedesaan yang ada didesa kami.
Belum ada atraksi
Belum ada homestay