Tentang Desa Tumaluntung Kabupaten Minahasa Utara
Desa Tumaluntung memiliki luas wilayah 2400 Ha. Wilayah desa berbatasan sebelah utara dengan Gunung Klabat, sebelah selatan dengan KecamatanTondano, sebelah timur dengan Desa Lembean, dan sebelah barat dengan Desa Tanggari. Desa ini berjarak sekitar 7,8 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara. Desa ini terdiri dari 18 Jaga dengan jumlah penduduk tercatat sebanyak 3300 jiwa.
Sejarah singkat desa. Konon pada sekitar tahun 1656, dating dari negeri Kembuan (Tonsea Lama) 37 orang Dotu bersama dengan pengikut-pengikut mereka. Rombongan dipimpin oleh seorang Tunduan, Tonaas, Wadian, Teterusan, Kumekooko, Kumekomba bernama Dotu Rotti. Dalam perhitungan, mulai dari Kembuan sampai dengan terbentuknya negeri TUMALUNTUNG kurun waktunya adalah sekitar 72 tahun. Semasa berada di Mataluntung, yang menjadi Tunduan, Tonaas, Wadian, Teterusan di Negeri Tumaluntung berturut-turut ialah:
1. Dotu Rotti (1656 – 1728)
2. Dotu Ogotan (1728 – 1733)
3. Dotu Sambuaga (1733 – 1735)
4. Dotu Gerung (1735 – 1741)
5. Dotu Mapaliey (1741 – 1742)
6. Dotu Sialaki (1742 – 1745)
Pada tahun 1745, atas kesepakatan para Dotu tesebut, Mataluntung ditinggalkan dan mereka pindah kesebelah utara yang berjarak sekitar 500 m dari tempat semula. Di tempat yang baru itu mereka membagi 32 wilayah menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Tumaluntung (dipimpin oleh Dotu Sialaki), (2) Tumopo (dipimpin oleh Dotu Sundalangi), (3) Wangurer (dipimpin oleh Dotu Kanowangko). Pada tahun 1854 ketiga negeri Tumaluntung. Tumopo, dan Wangurer, disatukan menjad isatu negeri menjadi Negeri Tumaluntung.
POTENSI WISATA
Situs Adat dan Budaya
- Waruga adalah Kuburan kuno orang Minahasa yang terbuat dari dua batu berbentuk segitiga dan kotak. Keberadaannya memberitahukan tentang keberadaan manusia di Minahasa pada masa lampau serta perkembangan teknologinya. Waruga pada awalnya digunakan sebagai tempat penguburan dan pelaksanaan ritual kematian dalam kepercayaan aninisme dan dinanisme serta sebagai pelambang seni masyarakat Minahasa. Pada masa kini, waruga dijadikan sebagai objek wisata budaya dan Pendidikan.
- Batu susun Dinamuden kemunculannya menimbulkan dugaan yang sangat kuat bahwa peradaban bangsa Malesung Tua sebagai cikal bakal bangsa Minahasa atau orang tua Minahasa. Dinamuden dalam bahasa Tonsea artinya dirempahi atau diberikan rempah-rempah. Batu dinamuden diperkirakan sudah berumur ribuan tahun, dari segi bentuk batu dinamuden bermacam-macam bentuk dari segi empat, segi enam dan dimasing-masing batu memiliki beberapa lobang yang diduga menjadi pengait antar batu yang tersusun. Proses pengkatingan batu tua ini sangat rapi sebab di sisi-sisi batu dibuat licin dan rapi. Menariknya lagi batu dinamuden terdapat unsur logam sebab bisa lengket dengan magnet. Untuk ke lokasi batu susun di Wanua Tumaluntung, dapat ditempuh perjalanan dengan mobil atau sepeda motor dengan menemouh jarak 20 menit dari jalan utama Minawerot ruas Airmadidi Kauditan.
- Air terjun Dano Tua bisa menjadi akses wisata bagi para wisatawan yang menginginkan suasana yang tenang serta tempat-tempat yang masih jarang dikunjungi. Dalam menempuh perjalanan menuju dano tua dapat dijumpai berbagai macam burung, varian kupu-kupu, tumbuhan-tumbuhan langkah bahkan jika kita beruntung bisa bertemu dengan salah 1 endemik Sulawesi Utara yaitu Yaki atau dalam bahasa ilmiahnya disebut Macaca nigra. Disekitaran air terjun juga tersedia camping ground bagi wisatawan yang ingin bermalam ditempat ini. Akses bisa ditempuh dengan hiking selama 2 jam.
- Cap tikus merupakan minuman beralkohol khas Bumi Nyiur Melambai, dimana cap tikus diproduksi melewati proses penyulingan yang kemudian uap dari hasil penyulingan menjadi produk siap di distribusikan. Cap tikus bagi masyarakat Minahasa kini menjadi produk unggulan, dimasa teknologi yang semakin maju captikus juga dapat di kelola menjadi produk farmasi seperti handsanitizer, methanol dan sabaginya. Proser penyulingan cap tikus kini menjadi asset wisata di desa Tumaluntung yang dimana para wisatawan bisa melihat secara langsung proses produksi dari memanen nira hinggah proses penyulingan menjadi minum beralkohol khas Bumi Nyiur Melambai. Lokasi produksi cap tikus berjarak 10 menit di ujung kampung Tumaluntung.
- Kampung pertama di Desa Tumaluntung yang konon di huni oleh orang-orang yang masih keturunan kerajaan Adanya peninggalan barang-barang antic Lokasi berjarak 1 kilometer dari pemukiman warga dan terdapat waruga di sekitar lokasi tersebut.
- TARIAN TRADISIONAL & MUSIK KOLINTANG Tari maengket, Tari loyor, Tari kabasaran dan musik kolintang
- MAKAN DURIAN Adat ini berlaku pada saat durian yang jatuh di tanah diperbolehkan oleh siapapun untuk di ambil walau tidak ada pemiliknya atau tanpa sepengetahuan pemiliknya, namun durian yang diambil harus langsung makan di tempat atau lokasi pohon durian tersebut berada dan tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang.
Sumber daya Alam
- Air terjun Dano Tua
- Perkebunan Jati
- Bukit Atas Jalan Tol
- Hamparan Telaga
- Hamparan Lahan Pertanian Organik
- Biogas