Desa WIsata Tetebatu merupakan Desa yang terletak di selatan Gunung Rinjani dengan ketinggian 700 MDPL. Desa ini merupakan salah satu Desa yang mewakili Indonesia di ajang World Best Tourism Village UNWTO 2021.
Desa Tetebatu menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keasrian dan keaslian pedesaan baik dari tradisi bertani, kearifan lokal gotong royong, kesejukan desa, bentangan alam hijau, pola kehidupan sosial-budaya dan adat istiadat masyarakat setempat masih kuat terjaga.
Desa Tetebatu berada di wilayah Kecamatan Sikur, terletak dibagian utara dengan luas wilayah 8.095,8 Ha2 berpenduduk 8.654 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 2.635KK, yang terdiri atas laki-laki 4.009 jiwa dan perempuan 4.587 jiwa. Tetebatu memiliki ketinggian 700/9000 mdpl dengan topografi wilayah berbukit yang digunakan untuk areal persawahan, perkebunan dan pemukiman warga. Jarak Desa Tetebatu dari ibu kota kecamatan sekitar 14 km, dapat ditempuh sekitar 30 menit.
Tetebatu masih memegang erat adat istiadat yang biasa dipakai terutama dalam hal pernikahan dan penyambutan tamu. Hal ini dibuktikan dengan adanya lembaga adat yang diberi nama “Sugeng Rauh”, yang mana tokoh adatnya berfungsi untuk menjalankan segala proses pernikahan seperti besejati, nyelabar, sorong serah, aji krama dan lainnya. Disisi lain, Desa yang berbatasan langsung dengan kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Rinjani ini memiliki mata pencaharian lewat hasil pertanian dan kebun seperti padi, jagung, durian, nangka, alpokat, manggis, coklat, mahoni, pisang, cengkih, kopi, kelapa dan lain sebagainya sangat mendukung bagi peningkatan perkapita masyarakat setempat.
Pertanian dan perkebunan ini sangat didukung dengan sistem pengairan (irigasi) menggunakan sistem subak dan anak subak (Subak Lingsar, Penyonggok dan Kembang Sri). Selanjutnya pemerintah Desa Tetebatu bersama masyarakat mengadakan peningkatan dan pemeliharaan mata air yang diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan massa air dengan PNPM-MP BKM. Selain itu juga, pemdes Tetebatu bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan LOTIM dengan kegiatan Penanaman Pohon Kayu disekitar mata air dan penaludan untuk mencegah erosi.
Topografi desa Tete Batu ini menunjukkan terbentuknya canyon yang memanjang seperti kontur tanah yang menyajikan hijau dan suburnya panorama sawah yang bertingkat-tingkat (rice terrace). Garis besar bidang sangat terlihat dari bagian desa manapun. Kemudian, desa ini juga didandani oleh pemandangan alam yang tidak kalah indahnya yaitu bukit terjal yang menyatu dengan garis hutan sehingga membentuk air terjun di lereng gunung Rinjani selatan. Maka Desa Tetabtu yang terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini juga membuatnya sejuk, asri, dan menyegarkan serta minim polusi.
Salah satu daya tarik ekowisata di desa Tete Batu adalah Hutan monyet (monkey forest) yang terletak di bagian utara. Saat memasuki hutan, wisatawan disambut oleh nyanyian merdu dengan beragam jenis burung dan deretan pohon yang tersusun rapi. Hutan itu juga dihuni oleh lutungor lutung (Trachypithecus Auratus), spesies monyet hitam berekor panjang yang merupakan salah satu dari penghuni asli hutan. Kegiatan ekowisata flora-fauna endemik, bird watching juga memberikan diversifikasi produk wisata desa. Disamping itu juga, terdapat perkebunan tanaman hortikultura seperti komoditas pala. Itu merupakan Salah satu pala produksi siap konsumsi dan menjadi souvenir manisan pala.
Cuaca desa yang sejuk sangat cocok untuk orang-orang yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke tujuan lain. Sungai yang membentang di kaki Gunung Rinjani adalah tempat yang bagus untuk mandi dan relaksasi. Masyarakat Tete Batu sudah mulai sadar akan pariwisata. Salah satunya kegiatan Homestay berbasis masyarakat yaitu memberikan wisatawan langsung terlibat bersama dengan tuan rumah dan masyarakat setempat untuk berpengalaman nyata layaknya hidup diperdesaan dengan aktivitas lokal. Pengunjung secara langsung beraktifitas di sawah, memberi makan sapi, menggoreng biji kopi dengan cara tradisional, belajar memasak yang dirangkaikan dalam bentuk aktifitas agrowisata. Kegiatan lainnya seperti pembuatan kerajinan anyaman bamboo, berpengalaman dalam prosesi kesenian desa seperti gamelan, tari, dan upcara lainnya.
Daya tarik wisata selanjutnya adalah cycling tour yaitu menikmati keseluruhan potensi keragaman desa Tetebatu dengan bersepeda santai sambil berolahraga untuk menunjang Kesehatan serta eksplorasi alam luas lereng Rinjani selatan. Alternatif lain juga disediakan paket wisata pendakian Gunung Rinjani dan Gunung Sangkareang melalui Tetebatu yang telah lama berlangsung menjadi minat khusus pendaki seluruh dunia. Terakhir tapi tidak kalah pentingnya juga yaitu mengjak pengunjung untuk ikut berpartisipasi bertanggung jawab terhadap alam dengan kegiatan wisata go-green. Pengunjung disediakan beberapa bibit pohon untuk dapat ditanam baik didalam maupun di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Keindahan bentangan alam, perkebunan, pertanian, perternakan, bukit , air terjun, budaya, kesenian dan tradisi yang masih melekat dalam keseharian masyarakat menjadi suatu perpaduan yang sangat bernilai tinggi untuk di lestarikan, dijaga dan dirawat dengan langkah awal keterlibatan desa wisata berbasis masyarakat. Dalam aspek ini, masyarakat sangat ramah dan terbuka pada tamu, pelayanan ini yang kemudian menjadi nilai tambah sehingga membuat pengunjung merasa nyaman dan aman. Alhasil tidak sedikit tamu yang menjadikan tuan rumah sebagai bapak/ibu angkat mereka sendiri kemudian inten berkunjung kembali. Tidak lama kemudian Tetebatu menjadi destinasi favorit pengunjung Eropa sejak tahun 70-an. Inilah kemudian dasar yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya desa wisata di Lombok.