Singkat Cerita, Desa Tegalrejo pada awalnya merupakan unit pemukiman transmigran, maka mayoritas penduduknya adalah suku Jawa yang pada mulanya berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur seperti Ngawi, Ponorogo, Blitar, Malang, dll. Saat ini, Desa Tegalrejo adalah ibukota sekaligus pusat kegiatan Kecamatan Kelumpang Hilir. Jumlah penduduknya paling tinggi yaitu sekitar 6.320 jiwa dan tentunya dengan tingkat kepadatan yang paling tinggi juga, yaitu 395 jiwa/km2 dengan luas wilayah yang hanya 16 km2 . Meskipun luas wilayahnya tergolong kecil, tetapi memiliki jumlah rukun tetangga yang paling banyak yaitu 26 RT, dikarenakan jumlah kepala keluarganya yang sangat banyak (1.913 KK). Dari sembilan Desa di wilayah Kec. Kelumpang Hilir Tegalrejo dapat dianggap desa yang paling maju dengan fasilitas umum yang lengkap dan mudah diakses, seperti Puskesmas, sekolah, jalan, telekomunikasi, dan pasar/pusat perbelanjaan, pengenipan juga tersedia di desa Tegalrejo. Tingkat pendidikan masyarakat juga relatif bagus, generasi milenial masyarakat desa tegalrejo rata-rata telah menyelesaikan pendidikan setidaknya SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), tidak sedikit juga telah menempuh ke jenjang lebih tinggi S1 dan S2. Mata pencarian masyarakat Desa juga beragam, sebagaian besar adalah Petani lahan kering seperti: Berkebun sawit, karet, bertanam sayur, dan sebagian lagi bekerja sebagai, PNS, Karyawan perusahaan , Pengusaha, Buruh harian lepas, berdagang, wirausaha, peternak, sebagai penghasilan utama masyarakat Desa Tegalrejo. Ditinjau dari IDM (Indeks Desa Membangun) Desa Tegalrejo secara umum telah menyandang status desa maju menjadi Desa mandiri, yang mana merupakan implementasi dari UU Desa No. 6/2014. Dengan status tersebut dapat diartikan bahwa Desa Tegalrejo telah mengupayakan dengan maksimal potensi desa yang dikelola dengan menyeimbangkan Tiga Dimensi IDM Yaitu: Ekonomi, Ketahanan Sosial dan Lingkungan.