Desa Wisata Tanjung merupakan desa wisata budaya dan pendidikan dengan icon rumah joglo jawa dimana di desa ini kita bisa belajar mengenai filosofi joglo dan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan kultur pedesaan.
Desa Wisata Tanjung berdiri dr munculnys sebuah kesadaran. Masyarakat Tanjung sadar akan adanya potensi.Joglo Tanjung merupakan salah satu bangunan kuno yang layak dipamerkan.
Tanjung yang sebagian masyarakatnya hidup bertani, menyadari betul kalau olahan sawah yang begitu-begitu saja, akan membuat kehidupan petani terpuruk.
Di saat panen petani menjual hasil panen, sementara harga murah. Ketika paceklik, orang desa membeli beras, ironis bukan?
Saatnya orang desa bangkit dengan paradigma baru. Sawah yang dijual bukan hasilnya saja, melainkan proses dari bibit sampai dengan panen. Sungai-sungai bisa dimanfaatkan mendulang uang seperti dengan wisata susur sungai, memancing, tangkap bebek dll.
Begitu juga bangunan-bangunan kuno, perlu dibedakan antara joglo, limasan , kampung dan sebagainya. Halaman rumah yang luas bisa dimanfaatkan untuk bermain, permainan-permainan tradisional seperti, gobag sodor, engkling, benthik, nekeran dll.
Makanan tradisional seperti, onde-onde, nagasari, lemper dapat juga dipelajari yang tentunya wisatawan harus membayar.
Kesenian-kesenian tradisiobal seperti Pekbung, kuda lumping yang masing-masing kelompok memiliki kekhasan tersendiri, ini mengundang selera tamu tersendiri pula.
Ada juga acara kenduri, among-among yang memiliki falsafah itu akan menjadi daya tarik tersendiri pula. Hal-hal seperti itulah yang membuat masyarakat bangkit untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik
Munculnya desa-desa wisata, hadirnya para tamu ke desa akan terjadi transfer ilmu, maka masyarakat desa pun menjadi semakin terbuka pikirannya akan perkembangan dunia luar.