Bicara tentang kepariwisataan, Indonesia adalah surganya destinasi wisata, baik keindahan alam maupun keberagaman budaya yang tak kalah menarik dengan negara lain. Salah satu surga tersembunyi Indonesia adalah Sumatera Barat. Sumbar merupakan salah satu destinasi unggulan yang ada di Indonesia. Alasannya jelas, Sumbar memiliki potensi dan kekayaan alam nan ‘rancak bana’. Seperti kondisi alam yang masih asri yang terbentuk secara alamiah, memiliki potensi wisata air dan gunung, sejarah yang terawat dan budaya yang unik serta wahana wisata modern sehingga mengundang decak kagum dan magnet wisatawan.
Sumatera Barat memiliki 12 Kabupaten dan 7 kota yang memiliki luas keseluruhannya adalah 4.229.730 Ha (BPS 2011). Salah satunya adalah Kabupaten Agam. Penamaan kabupaten ini dengan nama Kabupaten Agam didasari oleh tambo di Minangkabau, yang mana Agam dahulunya dikenal dengan nama Luhak Agam. Dilihat dari kondisi geografisnya, Agam berada di kawasan strategis, dimana dilalui oleh jalur Fider Road yang menghubungkan Lintas Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur Sumatera. ini merupakan salah satu potensi yang menguntungkan dari segi pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Agam. Bicara tentang pariwisata, Agam memiliki kurang lebih 38 destinasi wisata. Salah satunya adalah wisata religi MUSEUM RUMAH KELAHIRAN BUYA HAMKA yang terletak di Desa Wisata Sungai Batang.
Desa Wisata Sungai Batang merupakan sebuah Nagari yang terletak di pinggiran Danau Maninjau, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Desa Wisata Sungai Batang kaya akan potensi wisata budayanya, sejarah, dan tradisi adat istiadat yang masih kental. Desa ini merupakan kampung kelahiran Sastrawan, budayawan, politikus dan ulama besar yang dikenal di Indonesia bahkan dunia. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, populer dengan Hamka (17 Februari 1908 – 24 Juli 1981) adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia sempat berkecimpung di politik melalui sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat (MUI) pertama, dan aktif dalam hingga akhir hayatnya. Pada masa Orde Baru , ia mencurahkan waktunya membangun kegiatan dakwah di serta berceramah di (RRI) dan (TVRI). Ketika pemerintah menjajaki pembentukan pada 1975, peserta musyawarah memilih dirinya secara aklamasi sebagai ketua. Namun, Hamka memilih meletakkan jabatannya pada 19 Mei 1981, menanggapi tekanan Menteri Agama untuk menarik fatwa haram MUI atas perayaan bersama bagi umat Muslim. Kiprahnya di berbagai bidang membuat Buya Hamka tidak hanya terkenal di kalangan nasional saja, melainkan hingga ke Malaysia dan Timur Tengah. Bahkan Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak pernah mengatakan bahwa Buya Hamka bukan hanya milik bangsa Indonesia, tapi juga kebanggaan bangsa Asia Tenggara. beliau wafat pada 24 Juli 1981, dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, mendapat penghargaan Pahlawan Nasional. selain Hamka, beberapa tokoh lainnya yang terkenal adalah Abdul Karim Amrullah (Ayah Hamka), Syech Muhammad Amrullah (Kakek Hamka), Nur Sutan Iskandar (sastrawan), Isa anshary (pejuang nasional) dan Yusbir Datuak Parpatiah Guguak sebagai sastrawan dan tokoh adat. Selanjutnya, Sungai Batang memiliki 7 Jorong yang masing-masing Jorong memiliki potensi wisata yang beragam. seperti Jorong Kubu memiliki Rumah baca Nur St. Iskandar, Tapian Kualo, Medan Nan Bapaneh dan Balerong adat. Jorong Labuah memiliki Ranggeh View, Jorong Nagarai memiliki wisata religi masjid dan makam Syech Muhammad Amrullah serta cagar budaya rumah gadang Angku Lareh. Jorong Batung Panjang memiliki spot utama Museum Hamka, Kutub khannah dan masjid Inyiak De Er. Jorong Batu Ajung memiliki area camping ground, Jorong Data Kampung Dadok memiliki wisata alam air terjun Sarasah Ulu Kamba dan terakhir Jorong Tanjung Sani memiliki Puncak Tampuniak dan Kawasan Konservasi ikan asli Danau Maninjau Wetland.