Desa Sumbersalak terdiri dari Empat dusun yaitu Dusun Paluombo, Salak, Karang Anyar dan Dusun Juroju yang secara geografis terletak di lerang Barat Gunung Raung dengan ketinggian 801 MDPL Meter (Di Atas Permukaan Laut). Sebutan 'Sumbersalak' terdiri dari kata "Sumber" yang berarti Sumber mata air, dan "Salak" artinya Buah salak. Itu karena menurut sejarah, konon di Desa sumbersalak terdapat sumber mata air yang berada tepat di bawah Pohon Salak. Ada pula cerita versi lain ada yang berpendapat bahwa "Salak" diambil dari kata "Sellak" (Bahasa Madura) yang artinya Berdesakan, dan "Sumber" yang berarti Sumber mata air.Berarti Sumbersalak Adalah "Sumber mata air yang berdesakan". Nyatanya, saat ini desa Sumbersalak memiliki banyak mata air yang muncul di sekitar sawah atau tempat lainnya. Dan yang terbesar adalah mata air yang terdapat di Dusun Karang Anyar dan Dusun Juroju.
Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 6.558,213 ha ini terletak sekitar 30 Km ke arah Timur dari pusat kota Jember dan berada di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ini merupakan daerah dataran tinggi yang mana sangat bagus untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Maka dari itu, mayoritas masyarakat Desa Sumbersalak memiliki mata pencaharian sebagai petani dan perkebunan serta peternak. Selain dari beberapa sektor tersebut, Desa Sumbersalak memiliki keunggulan pada bidang Pertanian dan perkebunan yang dibuktikan dengan adanya banyak perkebunan kopi yang menghasilkan berbagai macam olahan kopi Arabika dan Robusta
KEKAYAAN ALAM
Desa Sumbersalak segudang potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut di sektor Pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Salah satu pendorong terbesar roda ekonomi warga Desa Sumbersalak ialah petani kopi, dan sudah menjadi turun temurun sejumlah masyarakat di desa Sumbersalak bertani kopi yang mempunyai kwalitas yang tidak bisa di ragukan lagi karena sebagian besar petani yang dipetik adalah kopi yang sangat merah. Bahkan oleh sebagian warga kopi tersebut di proses dan di kemas sendiri karena harganya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan kopi yang belum di olah, al hasil banyak bayak sejumlah merk kopi dalam kemasan yang diproduksi oleh warga desa Sumbersalak seperti Kelompok SS ( Sumbersalak ) kopy, Sekarwangi dan kelompok Masyarakat Nawang Wulan yang kesemuanya memproduksi kemasan bubuk kopi.
Tidak hanya kopi, Desa Sumbersalak yang kaya akan sumber mata air yang terus mengalir jernih juga dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu dengan membudi daya Selada Air, warga sekitar menyebutmya dengan Arnong. Tanaman sayuran ini biasanya tumbuh di kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dan tumbuh disekitar sumber mata air. Dusun karang Anyar dan Juroju banyak ditemui masyarakat yang menanam Arnong tersebut.
Konsep pengembangan wisata berbasis desa adalah menjadikan desa sebagai sebuah destinasi pariwisata. Dengan cara memadukan daya tarik wisata alam dan budaya, dan layanan fasilitas umum pariwisata, serta aksebilitasnya yang memadai, dengan tata cara tradisi kehidupan masyarakat desa. Prinsip utama dalam memajukan pariwisata di pedesaan adalah fokus kepada pemberdayaan masyarakat untuk membangun desanya secara mandiri. pengembangan pariwisata adalah merupakan misi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui pengembangan usaha produktif dibidang pariwisata, sesuai potensi dan sumberdaya lokal.
Masyarakat Desa Sumbersalak selalu menjaga tradisi dan agar mampu mengembangkan potensinya serta berkembang dan bisa di manfaatkan oleh keturunannya kelak, dan hingga saat ini masyarakat masih menjaga keaslian alamnya untuk tetap asri. potensi tersebut memancing masyrakat untuk tetap memanfaatkan dan dibangun menjadi sejumlah wisata. Mulai tahun 2015 Masyarakat desa Sumbersalak mulai memanfaatkan potensi dan mempoles beberapa destinasi agar bisa dikunjungi oleh masyarakat luas.
Beberapa potensi wisata yang di kelola oleh masyarakat diantaranya adalah
Belum ada homestay