Desa Sangeh erat kaitannya dengan Alas Pala (hutan Pala) dan Pura Bukit Sari yang ada ditengah hutan. Pura Bukit Sari ini didirikani oleh Anak Agung Anglurah Made Karang Asem Sakti, Anak Angkat Raja Mengwi Cokorde Sakti Blambangan, Konon Beliau (Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti), melakukan tapa yoga semadi ?rare? yaitu melakukan tapa dengan tingkah polah seperti bayi/anak-anak, Beliau mendapatkan pawisik (ilham) agar membuat tempat suci di hutan pala Sangeh, maka sejak itulah Pura Bukit Sari didirikan yang berada di tengah-tengah hutan pala. Konon hutan pala bergerak dari timur menuju ke arah barat dalam perjalanan hutan tersebut ada orang melihat dan akhirnya berhenti,
Nama Sangeh berasal dari dua suku kata Sang (orang) dan Ngeh (melihat). Sampai saat ini hutan pala seluas 14 ha masih lestari ditenga desa. Desa Wisata Sangeh berdasarkan Perbup Bupati No 47 Tahun 2010 Tentang Penetapan Kawasan Desa Wisata di Kabupaten Badung. Perkembangan pariwisata di Desa Sangeh berawal dari diselenggarakannya Pasifik Asia Travel Assocation tahun 1977 pembinaan terus dilakukan oleh pemerintah terbentuklah Kelompok Sadar Wisata Bukit Sari Sangeh tahun 1979 Pokdarwis ini memperoleh peringkat pertama Nasional.
Akhirnya berkembanglah ratusan pedagang minuman dan cenderamata, tidak hanya itu berbagai jenis makanan baik yang disajikan dirumah penduduk maupun di sepanjang pinggir jalan semakin hari semakin bertambah. Tahun 2015 Desa Wisata Sangeh menambah 2 dua tempat wisata lagi yaitu Pondok Jaka dan Pancoran Solas Taman Mumbul. Pondok Jaka merupakan pelestarian rumah tua yang sudah berumur ratusan tahun tempat warung makan dan camp. Kawasan Pancoran Solas Taman Mumbul tempat ini berupa waduk yang terbagi menjadi tiga bagian Tirta Mandala, Toya Mandala dan Yeh Mandala.