Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti dalam sebutan sumber-sumber sejarah, adalah sebuah kecil yang berjarak kurang lebih 2 km dari , pusat pemerintahan . Pulau ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter, berjarak lebih kurang 35 km dari . Pulau ini dapat ditempuh dari dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih dikenal pompong yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di . Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang diantaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional , kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi. Sejak tanggal , Pulau penyengat dan kompleks istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke untuk dijadikan salah satu .
Menurut cerita, pulau mungil di muara , ini sudah lama dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil yang cukup banyak tersedia di pulau ini. Belum terdapat catatan tertulis tentang asal mula nama pulau ini. Namun, dari cerita rakyat setempat, nama ini berasal dari nama hewan sebangsa yang mempunyai . Menurut cerita tersebut, ada para pelaut yang melanggar ketika mengambil air, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa. Binatang ini yang kemudian dipanggil dan pulau tersebut dipanggil dengan Pulau Penyengat. Sementara menyebut pulau tersebut dengan nama Pulau Mars.
Tatkala pusat pemerintahan bertempat di pulau itu ditambah menjadi Pulau Penyengat Inderasakti. Pada , Pulau Penyengat telah dibangun dari sebuah pusat pertahanan menjadi tempat kediaman sementara berkediaman resmi di . Pada tahun, pindah ke Pulau Penyengat. Sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, dan .