Sejarah Desa Lampa diawali dengan pada tahun 1875. Kata Lampa yang berasal dari bahasa Banggai Tolimpa yang artinya lewat atau jauh dari batas pandangan mata. Sehingga nama Desa Lampa diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “Desa yang terlewatkan oleh batas pandangan mata.”
Masyarakat Desa Lampa masih menjunjung tinggi adat dan budaya yang diwariskan turun temurun. Hinga saat ini masih dilaksanakan dua upacara adat yakni Babasaloan Lampa dan Batomundoan Banggai yang berupa ziarah ke makam leluhur dan pengobatan tradisional sebagai wujud rasa syukur dan saling bersilaturahmi. Menjadikan Desa Lampa unik.
Secara geografis Desa Lampa merupakan salah satu desa di Kecamatan Banggai yang mempunyai luas wilayah mencapai 20.000 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1.687 jiwa. Desa Lampa berada pada ketinggian ± 165 m. Bentuk wilayah Desa Lampa bergunung hanya 1%. Desa Lampa terletak di sebelah Timur Kecamatan Banggai yang apabila ditempuh dengan memakai kendaraan roda dua dan roda empat ± 10 menit. Wilayah Desa Lampa berada pada ketinggian kurang lebih 10 meter di atas permukaan laut. Terletak dekat dengan ibu kota kabupaten menjadikan Desa Lampa mudah diakses dari segala penjuru. Desa Lampa dianugerahi wisata alam air terjun Paisu Matube menjadikannya salah satu destinasi favorit masyarakat. Lokasi yang dekat dengan ibu kota kabupaten, mudah dijangkau, serta murah meriah adalah beberapa fakta Desa Lampa sebagai daerah tujuan wisata. Desa Lampa juga dilengkapi beberapa fasilitas umum seperti, rumah ibadah, ATM, bank, hotel, air bersih, area wifi, dan rumah makan.