Asal-usul Nagari Parik Panjang berdasarkan suatu tulisan / cerita dari peristiwa yang terjadi pada masa dahulu, cerita dari mulut kemulut diperdapat dari orang Tua-tua masyarakat Nagari Parik Panjang, Nenek Moyang Masyarakat Nagari Parik Panjang pada mulanya beberapa kelompok orang yang terdiri dari beberapa suku dating kedaerah ini, Kelompok pertama dating dari daerah Batu Sangkar ( Paga Ruyuang ) melalui Padang Kunyit, Tilatang Kamang, terus ke Batuang Babuai, Sitingkai dan Berhenti di Aia Taganang / Lurah Taganang yang sekarang ini kita sebut Jorong LurahTaganang kelompok ini juga terdiri dari beberapa suku antara lain Suku Tanjuang dan Suku Caniago.
Perjalanan kelompok Orang-orang tersebut tidaklah berjalan terus menerus sampai kedaerah ini, tetapi memakan selang waktu yang cukup lama, dan akhirnya sampailah mereka didaerah Matua ini, lalu berhenti dan membuat pemondokan, sebab daerah inilah yang mereka anggap baik untuk pengembangan. Di daerah Matua inilah mereka semakin berkembang sehingga orang dewasa pada waktu itu mencapai jumlah 27 Orang yang terdiri dari Niniak Mamak- Niniak Mamak.
Kelompok tersebut itulah maka diantara Niniak Mamak yang 27 orang ini di angkatlah seorang Ketua yang sudah berpengalaman dan usianya lebih tua dari pada mereka semua, setelah diamati dan dilihat areal daerah ini cukup luas dan sangat kuat untuk dikembangkan. Selanjutnya diadakanlah musyawarah dan mufakat maka diambilah suatu keputusan oleh Ketua rombongan untuk membagi areal daerah itu kepada beberapa kelompok orang dalam rombongan tersebut dengan cara sebagai berikut :
Daerah yang tigaini (Matua Mudiak, Matua Hilia dan ParikPanjang) mempunyai jumlah suku dan adat yang sama, yang dikenal dengan istilah “Tali Tigo Sapilin, Tungku Tigo Sajarangan
Niniak Mamak yang sanpai di Parik Panjang sebanyak tujuh orang itu membawa gela merupaka di sukunya masing-masing seperti terseb untuk dibawahini :
Setelah beberapa lama bertempat tingga ldengan mendirikan pondok pemungkiman dan menggarap areal daerah Parik Panjang , anak kemenakan semakin banyak dan peradapan semakin berkembang maka dibangunlah sebuah nagari karena dilihat syaratnya sudah cukup yaitu :
Maka berdirilah Nagari Parik Panjang yang mempunyai dua jorong yaitu :Pertama jorong Parik Panjang dan Jorong Mudik Sawah
Nagari Parik Panjang , Nagari Matua Mudiak dan Nagari Matua Hilia mempunyai adat istiadat yang sama setelah beberapa lama berkembang maka didaerah Matur ini Niniak Mamak dikenal dengan istilah Niniak Mamak nan Sambilan Puluah Dikato yang terdiridari :
Adapun Niniak Mamak Enam Belas dikato tersebut berasal dari kelembangan Niniak mamak yang tujuah orang pertama, dari sinilah asalnya masyarakat Nagari Parik Panjang.
Adapun Sejarah Pemerintahan Nagari Parit Panjang lebih kurang dari tahun 1870 M yaitu pada Zaman Belanda, Pada saat ini Kepala Pemerintahan Nagari disebut Kapalo Nagari,secara singkat dapat kami uraikan sebagai berikut :
Beliau berasal dari Suku Tanjung dan sistim Pemerintahannya sedikit banyaknya dipengaruhi oleh Pemerintahan Belanda, Lamanya beliau memerintah sampai beliau meninggal dunia dari tahun 1870-1920,Beliau dimasa pemerintahannya sangat disukai masyarakat,hal ini terbukti dengan memimpin Nagari sampai akhir hayat beliau.
Sebab disebutkan pertama dan kedua adalah karena beliau ini kemenakan dari yang pertama,sistem Pemerintahan beliau ini juga masih di pengaruhi Pemerintahan Belanda, Dimasa Pemerintahan beliau inilah masyarakat Nagari Parik Panjang berbangga diri dengan didapatnya sebuah Bintang penghargaan dari Pemerintahan Belanda kepada Kepala Pemerintah Nagari yang kemudian dikenal dengan istilah “Inyiak Palo Bintang”Beliau memerintah dari tahun 1928-1933,dimasa beliau agama islam berkembang sangat pesat sekali bila dibandingkan dengan Nagari Matua Mudiak dan Matua Hilia,terbukti dengan adanya surau-surau yang ramai dikunjungi terutama surau taleh yang sekarang bernama Mushalla Kampuang Tangah,dan juga penyebab beliau mendapatkan penghargaan dari Belanda karna tingginya kesadaran penduduknya untuk membayar Pajak semasa itu.
Beliau juga berasal dari Suku Tanjuang dan sistim Pemerintahannya juga masih dipengaruhi oleh pemerintahan Belanda dan beliau memerintah dari tahun 1933-1939.
Beliau berasal dari Suku Caniago dan sistem Pemerintahannya sudah tidak dipengarihi oleh sistem Pemerintahan Belanda,lama beliau memerintah dari tahun 1939-1945.
Perlu untuk diketahui Kepala Pemerintahan Nagari yang disebut Kapalo Nagari berlaku sampai tahun 1945,setelah itu sebutan Kapalo Nagari diubah menjadi Walinagari.
Beliau juga berasal dari Suku Caniago dan Sistem Pemerintahannya biasa-biasa saja dan lama memerintah dari tahun 1945-1947.
Beliau berasal dari suku Sikumbang dan sistem Pemerintahannya sedikit agak keras sesuai dengan keadaan pada waktu itu,dimana masa itu dalam keadaan perang sehingga beliau disebut dengan Walinagari perang,Lama beliau memerintah dari tahun 1947-1958,karena penyerahan kedaulatan Republik Indonesia.
Beliau berasal dari suku tanjuang dan sistim pemerintahannya masih sedikit dipengaruhi oleh suasana perang, Lamanya beliau memerintah dari tahun 1949-1958,karena habis masa jabatan.
Beliau berasal dari suku Caniago sistim Pemerintahannya Demokrasi,Lamanya beliau memerintah dari tahun 1958-1960,karena beliau diangkat menjadi Pegawai Negeri.Setelah berakhirnya PRRI nama Kepala Pemerintahan Walinagari diganti lagi menjadi Kapalo Nagari.
Beliau juga berasal dari suku Caniago dan Sistem Pemerintahannya juga Demokrasi, Lamanya beliau memerintah dari tahun 1960-1962,karena beliau juga diangkat menjadi Pegawai Negeri.
Beliau berasal dari suku tanjuang dan Sistem Pemerintahannya Juga Demokrasi Semasa Pemerintahan beliau pembangunan dibidang Pendidikan sangat diutamakan,lamanya beliau memerintah dari tahun 1962-1972,karena habis masa jabatan, dan juga dimasa beliau memerintah pernah ditukar satu kali nama Kepala Pemerintahan dari kapalo Nagari menjadi Walinagari dan harus didampingi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Nagari (DPRN),pemerintah Gubernur.Jadinya beliau ini memerintah Kapalo Nagari dari tahun 1962-1967 dan memerintah Walinagari dari tahun 1967-1972.
Beliau Juga Berasal dari suku Tanjuang dan sistem Pemerintahannya juga demokrasi,lamanya beliau memerintah dari tahun 1972-1982,karena keluarnya UU Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Desa.
Belum ada atraksi
Belum ada homestay