Limo Koto memiliki bentang alam yang luas dan indah. Keragaman unsur fauna dan flora mengikuti didalamnya, terdapat hewan yang di lindungi seperti Harimau dan kambing gunung yang sesekali terpantau oleh warga sekitar, terkadang tumbuh pula tumbuhan bunga bangkai (Raflesia Arnoldi) di hutan-hutan Limo Koto. Tak hanya itu, AlamLimo Koto juga menyajikan keelokan sungai Ombilin yang membelah hutan dari batas Kota Sawah Lunto (Talawi) sampai ke Jorong Koto Panjang Nagari Limo Koto (Taratak Malintang), Unsur-unsur didalamnya masih sangat asri nan memanjakan mata.
Bukan hanya alamnya yang indah,Limo Koto jua memiliki etnik masyarakatnya yang beragam. Terdiri dari 8 Jorong definitif dan dua jorong persiapan. Jorong Batu Gandang, Koto Panjang, Taratak Malintang, Aur Gading, Tanjung Ampalu dan Mangkudu Kodok adalah kebanyakan penduduk asli limo koto itu sendiri, Jorong Pasar Tanjung Ampalu adalah masyarakat pendatang untuk berniaga, dan Jorong Batu Balang yang kebanyakan Masyarakatnya adalah orang Trans, Terakhir Jorong Sawah Gadang dan Jorong Solok Badak yang kebanyakan masyarakat Padang Loweh. Tentu ini sangat berdampak sekali kedalam budaya masyarakatnya masing-masing yang menambah nilai kebinekaan Nagari Limo Koto.
Di Limo Koto terdapat sebuah makam mubaligh besar pada zamannya, yang konon sangat sakti dan taat kepada ajaran islam. Makam ini terletak di Jorong Aur Gading. Pada setiap acara-acara besar keagamaan islam, banyak peziarah yang mayoritas dari Kabupaten Padang Pariaman datang ketempat ini. Tempat yang bersih dan nyaman adalah keunggulan dari tempat ini, Sehingga peziarah kusuk dalam menjalankan ibadahnya disini.
Sedangkan di tempat yang lainnya, Tepatnya di Jorong Koto Panjang terdapat areal Camping Ground yang sangat luas dan nyaman. Di bantaran Sungai Ombilin yang tidak terlalu deras ini kerap diadakan ifen-ifen besar seperti pacu jalur, Pramuka, dan acara keolah ragaan. Tempat ini menyediakan areal olahraga seperti foli dan bola kaki. Mengarungi arus sungai Ombilin adalah sensasi yang tak terlupakan disini.
Kunjungan akan membeludak saat bulan rajab dan sakban pada makam M. Yasin, Jika anda menyukai suasana yang sedikit prifasi dan dapat bercerita tentang sejarahnya makam ini, anda bisa hindari bulan tersebut.