Desa Kabba dahulu di kenal dengan nama Desa Soreang Cindea yang wilayahnya meliputi desa Panaikang di sebelah timur dan kelurahan Bonto Langkasa di sebelah selatan. Mengingat karena masyarakat desa Soreang Cindea pada saat itu sangatlah religius, maka berkisar pada tahun 60-an para ketua adat, Tokoh masyarakat, Tokoh pemuda dan Tokoh Agama Tokoh pemuda sepakat untuk mengganti nama Desa soreang Cindea menjadi Desa Kabba yang nama tersebut terinspirasi oleh salah satu tempat suci umat Islam yang ada di kota Mekah. Maka mulai pada saat itu nama Desa Soreang Cindea berganti nama menjadi Desa Kabba. Seiring dengan berjalannya waktu, mulailah berdatangan para pendatang yang tinggal menetap di desa Kabba bahkan juga memiliki beberapa petak sawah dan tanah darat untuk kemudian dijadikan olehnya sebagai tempat tinggal dan hal inilah yang menjadikan desa Kabba sebagai desa yang masyarakatnya terdiri dari berbagai macam suku dan asal-usul yang berlainan dan hingga saat ini.
Di masa orde baru, desa Kabba yang sangatlah luas tersebut berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakatnya akhirnya menjadi wilayah yang di sebut sebagai Bonto Langkasa memisahkahkan diri menjadi desa Bonto Langkasa. Dan pada tahun 1991 hal ini di rasakan pula oleh wilayahnya yang di sebut Panaikang yang terletak dibagian Timur Desa Kabba juga ikut memisahkan diri dan menamakan Desanya dengan Desa panaikang hingga akhirnya wilayah desa Kabba telah menjadi tiga.
Desa Kabba merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Minasatene. desa Kabba terdiri dari 2 (dua) dusun, 4 (empat) RK dan 17 (tujuh belas) RT dengan jumlah penduduk sebanyak 4.409 jiwa. Desa Kabba memiliki luas wilayah sebesar 1.020 km² dengan ketinggian 40 Mdpl. Desa Kabba memiliki sumber mata air sungai untuk irigasi pertanian. Sumber daya hasil pertanian berupa padi dan perkebunan berupa pisang, mangga, jeruk dan bambu. Untuk sektor peternakan yaitu menghasilkan ayam, bebek dan sapi.
Kawasan Desa Kabba memiliki potensi yang cukup unik dengan hamparan sawah, tambak, permukiman dan pegunungan karst. Kawasan Desa Kabba juga merupakan objek wisata yang cukup unik dengan menyuguhkan pemandangan hamparan sawah dengan latar belakang pegunungan karst. Beberapa fasilitas pelengkap yang sudah dibuat pemerintah dan masyarakat setempat seperti titian dari potongan bambu sebagai walking track untuk menikmati hamparan pemandangan alam, dan saung persinggahan untuk melepas penat setelah berjalan dan melakukan swa foto.
Beberapa kekuatan potensial lainnya yang ada di desa Kabba diantaranya :
- Masyarakat desa Kabba umumnya memiliki hamparan sawah dan tambak yang luas untuk bercocok tanam dilain sisi juga dijadikan wisata edukasi para pengunjung untuk belajar budidaya di hamparan sawah dan tambak (empang)
- Budaya dan adat istiadat masyatakat desa setempat masih terpelihara dengan baik;
- Masyarakat desa setempat memiliki cerita budaya dan sejarah yang berpotensi untuk di sebarluaskan (baik dalam bentuk story telling);
- Dalam area desa Kabba terdapat rumah masyarakat yang berpontensi dikelola menjadi akomodasi (home stay) dan beberapa lokasi yang dapat diperuntukkan sebagai area camping ground;
- Partisipasi masayarakat di desa Kabba sangat aktif di tandai dengan beberapa kelompok/ organisasi masyarakat yang aktif terhadap perkembangan desa seperti Pokdarwis, KTH Lamperangan, karang Taruna dan kelompok/organisasi lainnya yang ada di desa Kabba