Desa Kaongkeongkea, Merupakan salah satu desa di Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki jumlah penduduk 812 Jiwa berdasarkan profil desa Tahun 2023 dengan luas wilayah 802 Ha yaitu 190 Ha wilayah pemukiman penduduk, 360 Ha wilayah Perkebunan jangka Panjang, 200 Ha Perkebunan yang masih diolah, dan 52 Ha merupakan Kawasan hutan Adat Desa Kaongkeongkea.
Desa Kaongkeongkea memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.223 cc ( 1 cc = 1ml = 1 cm3) pertahun dan memiliki topografi berbukit-bukit dengan ketingian 312 Mdpl, yang mana kondisi tersebut memberi peluang petani untuk bercocok tanam karena kondisi tanah tanah yang sangat subur.
Desa kaongkeongkea berasal dari Suku Lapandewa dan berbahasa daerah Cia-Cia yang mana Kaongekeongkea memiliki perjalanan Panjang dalam Sejarah Kesultanan Buton dimasa lalu, yakni menjadi wilayah pelindung Kesultanan Buton (Sorumba Pata Matana).
Lahirnya nama Kaongkeongkea berasal dari nama sebuah pohon yaitu pohon Ongkea, yang mana pohon ini memiliki buah yang dapat dikonsumsi dan menjadi bahan makanan utama dimasa silam sebagai penyambung hidup Masyarakat asli Kaongkeongkea.
Secara administratif Desa Kaongkeongkea telah melalu cikal bakal perkalanan yang Panjang yakni dari masa peralihan system pemerintahan berupa status menjadi NKRI terciptalah daerah maka di bentuklah pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa sehingga di Pasarwajo dikenal istilah Distrik Pasarwajo yang terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Gonda, Dusun Wakaokili, dan Dusun Kaongkeongkea, karena Dusun Wakaokili berada ditengah ? tengah maka dinamakanlah Desa Wakaokili. Desa Wakaokili terbentuk pada tahun 1964 pada masa itu terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Kaongkeongkea, Dusun Wakaokili, Dusun gonda. Wilayah Dsun Gonda merupakan tanah tandus dan tidak ada sumber mata air maka pada tahun 1972 Dusun Gonda direstlemen kesebelah barat. Pada tahun 2000 Dusun Wakaokili mekar menjadi Desa Waangu-angu, dan Dusun Gonda mekar menjadi desa tersendiri pada tahun 2000 yang bergabung menjadi wiyah administasi kota Baubau sehingga Desa Wakaokili hanya terdiri satu dusun yaitu dusun Kaongkeongkea. Pada tahun 2011 dengan memperhatikan usul masyarakat Desa Wakaokili Kecamatan Pasarwajo dan untuk tertibnya penyelenggaraan pemerintahan di desa, maka diadakan perubahan nama Desa Wakaokili menjadi Desa Kaongkeongkea. Pergantian nama desa tersebut melalui Keputusan Pemerintah Kabupaten Buton Nomor 43 tahun 2011. Desa Kaongkeongkea menurut keputusan ini terbagi 3 dusun, yaitu Dusun Kaongkeongkea, Dusun Mekar dan Dusun Kalimbo dengan batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Desa Waangu-angu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabuten Buton Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gonda Baru, dan sebelah Utara berbatasan dengan Desa Waangu-angu.
Dari pergelutan sejarah tersebut tak lepas pula awal munculnya tanaman Kopi pada tahun 1964 yang dibudidayakan di BBU (Balai Benih Utama) yang kemudian menyebar secara menyeluruh di wilayah Kaongkeongkea. Kondisi Masyarakat yang mayoritas adalah petani membuat tanaman kopi sangat cepat menyebar dan berkembang. Namun pada waktu itu petani masuh menanam kopi dengan cara tradisional tanpa mengunakan perstisida dan pupuk. Perkembangan tanaman Kopi ini menjadi produk unggulan pada masa itu hingga saat ini.
Dalam mendukung upaya pemerintah pusat maupun daerah untuk menanggulangi kemiskinan, baik melalui program pembangunan yang bersifat program bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, dan lain sebagainya, pemerintah Desa Kaongkeongkea juga berupaya ikut andil berperan dalam menurunkan angka kemiskinan khususnya di desa Kaongkeongkea dengan mengembangkan Desa Wisata.
Terdapat banyak keunikan dan hal uni lainnya yang ditemukan di desa ini yang dapat disuguhkan bagi pengunjung/wisatawan. Tanaman Kopi Robusta sebagai produk unggulan Desa Kaongkeongkea yang telah dibudidayakan sejak dulu dan telah melalui perjalanan yang cukup Panjang masih segar dibudidayakan hingga saat ini. Upaya petani Kopi terus eksis mengembangkan lahan pertanian kopinya sehingga Pemerintah Desa berupaya menjadikan Perkebunan Kopi sebagai Wisata Agro (Agro WIsata Kebun Kopi). Yang menarik perhatian wisatawan adalah Cita rasa Kopi Kaongkeongkea yang mengunggah selera peminat kopi yang juga telah dikenal diberbagai kalangan dari berbagai wilayah di seluruh indonesia. Selain mengeksplorasi Kawasan kebun kopi, pengunjung/wisatawan juga dapat melihat/menyaksikan cara pengolahan kopi secara tradisonal. Dari segi Wisata Alam pengunjung disuguhkan dengan kesejukan dan keindahan alam Air Terjun Bumbula/Air Terjun Kaongkeongkea, Kejernihan dan kesejukan permandian Lincu Kanda dan Permandian Kali Monu, selain itu pula destinasi ini dapat digunakan sebagai tempat Camping yang siap menguji pengalaman bagi para pengunjung, dan juga Kawasan wisata alam ini masih dijaga keaslian dan keasriannya. Wisata Buatan yang dibangun melalui program Dana Desa tahun 2019 adalah Wisata Jembatan Gantung Lincu Bou dengan pesona alam ayang dapat menghipnotis pengunjung/wisatawan yang datang berkunjung, pengunjung juga bisa berswa foto, ataupun mengabadikan moment weekend dihari libur. Segi Wisata Budaya di Desa Kaongkeongkea sendiri masih tetap dilestarikan yaitu Pesta Adat Pisampea dan Pesta Ada Mata?a Galampa, Kegiatan adat ini dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada Bulan April dan Bulan Oktober. Tradisi ini dilaksanakan di Baruga (Galampa) yang berlangsung selama 3 Hari. Pada pagelaran budaya ini wisatawan/pengunjung dapat mengikuti rangkayan upacara adat dari Pembukaan Acara adat, Batanda (Tari Samba yang di iringi dengan syair kabanti/nyanyian adat), Sampu Galampa (Angkat Talang dan Makan Bersama di Baruga/Galampa), Tarian adat khas Desa Kaongkeongkea ( Tarian Ngibi untuk Laki-laki dan Linda untuk Perempuan) serta Tari Mangaru (Tari Ponare) sebagai rangkaian penutup dari Pesta Adat tersebut.
Keunikan pada Desa Wisata ini adalah letak Desa yang terletak dipertengahan 3 Kabupaten Kota dengan jalur Pertigaan akses jalan raya yang menguhubungkan ketiga wialyah administrasi tersebut yakni, 24 Km dari Ibu Kota Kabupaten Buton, 24 Km dari Kota Baubau dan 24 Km dari Kabupaten Buton Selatan. Akses untuk menempuh 3 Kabupatek kota tersebut juga sangat mudah. Keunggulan dari Desa Wisata ini, Wisatawan/Pengunjung dapat menempuh lokasi wisata dengan mudah hanya berkisar kurang lebih 30 menit perjalanan. Desa Kaongkeongkea juga telah tersedia fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Wakaokili dan agen BRILink Salmada.
Bagi pengunjung ketika berwisata ke Desa Wisata Kaongkeongkea, Wisata Kopi adalah destinasi yang baru dikembangkan sebagai produk unggulan Desa Kaongkeongkea yang mana destinasi ini akan menguji menantang dan menguji adrenalin pengunjun. Selain itu destinasi utama yang ramai dikunjungi adalah Wisata Permandian Air Terjun dan Wisata Permandian Kali Monu yang berjarak kurang lebih 300 M dari wilayah Desa. Bagi Wisatawan yang yang ingin berbelanja oleh-oleh ataupun cemilan khas kaongkeongkean dapat mengunjungi Kios Anes yang menyediakan berbagai macam kebutuhan khususnya bagi wisatawan yang memiliki hobi meminum kopi, dan bagi pengunjung yang ingin mencicipi Keripik talas dengan berbgai rasa dapat menghubungi UKM Wagoronggo Desa Kaongkeongkea
Event Tahunan yang sering dilaksanakan di Desa Kaongkeongkea adalah Pesta Adat yang dilaksakan 2 Kali dalam setahun yakni pada bulan april dan bulan oktober, dan juga Ziarah makam leluhur Desa Kaongkeongkea yang dilaksakan pada Bulan Oktober setiap tahunnya. Selain itu, kegiatan rutin Ramadhan Cup (Semarak Idul Fitri) yang dilaksakan setiap bulan Ramadhan.
Khusus bagi Wisatawan Local, Nasional, dan Wisatawan Mancanegara..Ayo dan Jangan Ragu untuk berkunjung ke Desa Wisata Kaongkeongkea, Karena Di Desa Kaongkeongkea BERSIH DESANYA, NYAMAN LINGKUNGANNYA, INDAH WISATANYA, RAMAH ORANGNYA, ENAK KERIPIK TALASNYA & MANTAP KOPINYA …..
#Slogan Desa Wisata Kaongkeongkea
#Kawondu For The World (Pesona Kaongkeongkea Untuk Dunia)
#Ayo_Ke_Desa_Wisata_Kaongkeongkea