SEJARAH DESA PANGKALAN BANTENG
Desa Pangkalan Banteng atau yang lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan nama Sebukat merupakan satu-satunya desa lokal yang masuk wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng.
Desa Pangkalan Banteng berdiri mulai tahun 1957 yang dipimpin oleh Bapak Usman NOOR sebagai Kepala Desa atau pada waktu itu lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Kepala Kampung. Letak kampung Pangkalan Banteng berada dipinggiran sungai kumai yang mana pada saat itu disekitar Kampung Pangkalan Banteng masih dikelilingi berupa hutan rimba yang masih utuh, pada jaman dahulu tradisi masyarakat lokal pada umumnya berladang atau berhuma berpindah-pindah disetiap pelosok sungai sedangkan akses transportasi dikala itu satu-satunya yang digunakan adalah sungai. Karena posisinya yang berada di tepian sungai, dan semua aktivitas masyarakat tergantung pada sungai, mata pencaharian masyarakatnya selain berladang, juga tidak lepas dari hasil komoditas yang ada di sungai.
Pada tahun 1959 terjadi pergantian kepala desa yaitu Bapak Usman Noor digantikan oleh Bapak Ruslan Idris, selama menjabat Kepala Desa atau Kepala Kampung berjalan kurang lebih 15 (lima belas) tahun dan pada tahun 1974 berdirilah perusahaan PT. Kayu Mas Timber yang berlokasi disuatu tempat yang dinamakan Sebukat, jarak antara Desa Pangkalan Banteng dengan Sebukat kurang lebih 5 Km. Dengan berdirinya perusahaan tersebut akhirnya para tokoh masyarakat dan tetua desa pada waktu mengadakan musyawarah membahas mengenai pemindahan Kampung Pangkalan Banteng, dari hasil keputusan rapat telah menghasilkan keputusan bahwa Kampung Pangkalan Banteng akan dipindahkan ke Sebukat kemudian dilaporkan kepada Camat Kumai pada waktu itu dijabat oleh Bapak Achyar, BA. Setelah mendapat persetujuan dari Camat Kumai maka semua warga Pangkalan Banteng berpindah ketempat baru disekitar berdirinya perusahaan PT. Kayu Mas Timber tersebut.
Kemudian Camat meminta kepada pihak perusahaan untuk membantu penggarapan lahan rencana pembangunan Kampung Pangkalan Banteng, dengan jumlah penduduk laki-laki 123 orang, Perempuan 97 orang, jumlah 220 Jiwa, 55 KK.
Adapun asal usul kenapa diberi nama Pangkalan Banteng, pada jaman dahulu konon kabarnya pada setiap tahun ketika musim kemarau rombongan hewan banteng secara rutin selalu turun kesungai untuk memakan pohon nipah yang berada ditepian sungai kumai karena pohon nipah dan air sungai kumai pada musim kemarau terasa asin, rasa asin adalah merupakan salah satu makanan yang disukai oleh hewan banteng, PANGKALAN kalau diartikan dalam bahasa melayu atau bahasa kumai adalah tempat turun naik yang dilalui oleh orang maupun binatang secara rutin baik dari sungai maupun kedaratan atau dari daratan ke sungai itulah yang dinamakan bahasa PANGKALAN, sedangkan pada waktu yang melewati adalah rombongan Banteng maka artinya bahasa pangkalan disatukan dengan banteng jadilah sebuah nama PANGKALAN BANTENG. Sedangkan yang dinamakan Sebukat adalah konon kabarnya bahwa pada awal mulanya yang berladang tepatnya disekitar pemukiman atau Desa Pangkalan Banteng sekarang, menurut cerita tetua desa kebetulan satu-satunya orang pada saat itu yang berladang awal mulanya orang tersebut namanya Sebukat. Itulah sejarah mengenai dinamakan Sebukat.
Belum ada homestay