DESA JIHING SECARA ADMINISTRATIF ADALAH DESA YANG BERADA DALAM WILAYAH KECAMATAN BALAI RIAM KABUPATEN SUKAMARA PROPINSI KALIMANTAN TENGAH. DESA JIHING DIPIMPIN OLEH SEORANG KEPALA DESA YANG TERBAGI ATAS DUA RUKUN TETANGGA (RT) DAN SATU RUKUN WARGA (RW). SECARA GEOGRAFIS DESA JIHING TERLETAK DI UTARA DAN SECARA MONOGRAFIS DESA JIHING BERBATASAN DENGAN:
1. SEBELAH BARAT DENGAN DESA BATU SEDAU KECAMATAN MANIS MATA KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT
2. SEBELAH SELATAN BERBATASAN DENGAN DESA SEGULING KECAMATAN MANIS MATA KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT
3. SEBELAH TIMUR BERBATASAN DENGAN DENGAN DESA AIR DUA KECAMATAN BALAI RIAM KABUPATEN SUKAMARA
4. SEBELAH SELATAN BERBATASAN DENGAN DESA PETARIKAN KECAMATAN SUKAMARA KABUPATEN SUKAMARA
LUAS WILAYAH DESA KURANG LEBIH 3.284 HEKTAR, DESA JIHING DIHUNI OLEH PENDUDUK LOKAL SUKU DAYAK RUKU MAPAM, DAN WARGA MASYARAKAT TAMBAHAN NON LOKAL TERDIRI DARI DARI SUKU JAWA, BATAK DAN SEBAGIAN DARI TIMOR DAN KEPULAUAN NUSA TENGGARA.
DESA JIHING MEMILIKI POTENSI WISATA DI ANTARANYA ADALAH WISATA ALAM BUKIT JALUNGGA, WISATA HUTAN DESA JEMBATAN KASIH TAK SAMPAI, DAN WISATA AIR DANAU SAWAL. DESA JIHING JUGA MEMILIKI KEANEKARAGAMAN TRADISI DAN BUDAYA SERTA ADAT ISTIADAT YANG MENYATU DALAM LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT DESA YANG HOMOGEN.
Bukit Jalungga adalah sebuah bukit Batu Monolid yang berada di desa Jihing, Kecamatan Balai Riam, kab. Sukamara kalimantan tengah. Bukit Jalungga persis berada di wilayah perbatasan dua wilayah propinsi antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat yang terpusat antara desa Jihing,kec. Balai Riam, kab. Sukamara kalimantan tengah dan desa Batu Sedau, kec.Manis Mata kab. Ketapang kalimantan barat.
Bukit batu ini memiliki ketinggian 149 (MDPL) pada tahun 1990-1996 kawasan tersebut masih di selimuti oleh hutan hujan kalimantan yang menjadi rumah kehidupan bagi kedua suku dayak Ruku Mapam di kabupaten Sukamara kalimantan tengah.
Bukit Jalungga menurut mitos jaman dahulu merupakan rumah atau perkampungan bagi legenda suku dayak ruku mapam dan suku dayak jelai sekayu yaitu manusia raksasa nan kuat yang merupakan pangeran dayak yang bernama Tambin dan Bungkas.
Mereka merupakan manusia kekar dan berkuasa pada saat itu dan jago kayau/pemenggal kepala manusia (perang suku dayak). Kedua raksasa helimun ini memimpin banyak prajurit dan pesuruh, hingga akhirnya salah satu pesuruh yang berani melawan mereka akhirnya di bunuh (jasadnya di cincang di sungai singkapan riam pembunuhan di sebatang fosil kayu ulin).
Namun sayang jejak sejarah masa lampau itu yang dulu sebenarnya dahulu masuk wilayah kalimantan tengah, namun karena masifnya perkebunan sawit serta keterbatasan SDM dalam memperkaya kepastian tapal batas kedua propinsi maka area sungai singkapan tempat saksi sejarah yang bisu itu telah menjadi bagian batas wilayah propinsi kalimantan barat dan kisah sejarah masa lampau itu tidak bisa lagi diketahui secara pasti.
Bukit Jalungga sendiri berasal dari bahasa dayak ruku mapam dimana dulu disebut BAJALUNGGA:
Baja: benda keras/batu yang keras
JALUNG: Artinya tinggi
BAJALUNGGA/ JALUNGGA artinya adalah Rumah Batu Yang Tinggi/Istana Megah.
Pada saat ini terhitung awal tahun 2020 bukit Jalungga yang merupakan bukit tertinggi ke.2 di kabupaten Sukamara ini telah di pulihkan kembali keberadaanya, yang dahulu sempat terbengkalai dan belum ada kepeduliaan pelestariaan sekarang, situs wisata sejarah ini telah dapat perhatian untuk dikembangkan serta pemulihan kawasan sekitar agar alamnya yang dahulu sempat mengalami kerusakan kurang lebih 30 an tahun berturut turut sekarang mendapat perhatian kembali oleh pemerintah kabupaten Sukamara secara khusus pemdes Jihing melalui kelompok sadar wisata POKDARWIS SUNGAI MAPAM.
Kegiatan itupun mendapat dukungan sepenuhnya dari kementerian kehutanan Republik Indonesia dengan SK Menteri KLHK nomor: 1523/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/3/2021 tanggal 30 Maret 2021 Tentang KELOMPOK TANI HUTAN BUKIT JALUNGGA dimana aktifitas pengelolaan dan pemulihan kawasan Bukit Jalungga diakui secara hukum, sehingga aktifitas kedepanya yang dilakukan dikawasan mendapatkan payung hukum yang kuat untuk mengelola area utama kawasan kurang lebih 10 hektar, serta area penyangga di bawah tutupan kebun kelapa sawit warga desa seluas -+41 hektar dapat dimanfaatkan serta di alih fungsikan sebagai kawasan konservasi dimasa mendatang di bawah naungan kementerian lingkungan hidup republik Indonesia.
Bukit Jalungga adalah sebuah destinasi wisata yang menyuguhkan nilai sejarah dan ke indahan alam dari ketinggian, dimana para pelancong dapat menikmati suasana dari ketinggian untuk melihat sunrise dan negeri di atas awan pada pagi hari, serta sunset pada sore hari. Serta dari ketinggan 149MDPL pelancong dapat melihat 90 persen luasnya wilayah kabupaten Sukamara , dan wilayah kabupaten ketapang hampir 30 persen dapat dilihat dari puncak Jalungga.
Bukit Jalungga tersedia beberapa fasilitas salah satunya area camping seperti bumi perkemahan yang mampu menampung 2000 peserta kemah akbar serta sarana penunjang lainya.
Pokdarwis Sungai Mapam, bersama pemerintah desa Jihing dan dinas Pariwisata kabupaten Sukamara serta Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia berupaya melakukan sinergi untuk pengelolaan serta pelestarian wisata alam bukit Jalungga.
Salam Lestari. 149MDPL Bukit Jalungga.