Desa Wisata Jatiluwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia adalah sebuah permata geografis dan budaya yang tersembunyi di lereng Batukaru. Dengan ketinggian kurang lebih 685 m di atas permukaan laut. Pada tanggal 29 Juni 2012 Jatiluwih mendapatkan pengakuan internasional ketika sistem pengairan sawah tradisionalnya yaitu Subak, diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia. Sistem Subak, yang berakar pada ajaran Tri Hita Karana dalam Agama Hindu mencerminkan keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam dan spiritualitas. Di bangun sejak abad ke-11, subak bukan hanya sebuah sistem irigasi tetapi juga filosofi hidup yang menekankan pada keharmonisan dan keberlanjutan. Desa Jatiluwih dikelilingi oleh hutan lindung seluas 24 hektar yang merupakan rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik. diantaranya adalah berbagai jenis burung langka dan hewan seperti kukang jawa, yang sering terlihat oleh pengunjung saat mendaki atau bersepeda melalui jalur setapak yang membelah hutan dan sawah. Desa Jatiluwih menawarkan lebih dari sekedar pemandangan sawah terasering yang memukau desa kami adalah tempat di mana pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas luar ruang seperti trekking dan bersepeda melalui jalur yang menghubungkan sawah dengan hutan. Desa Jatiluwih juga menyelenggarakan festival dan upacara tradisional yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan kekayaan budaya dan tradisi lokal.