DESA WISATA GANGGO HILIA
Desa wisata Nagari Ganggo Hilia terletak di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Desa Wisata ini berdiri dengan SK 188.45/91/BUP-PAS/2022.
Desa Wisata Ganggo Hilia sendiri memiliki luas wilayah lebih kurang 4.572 Ha dan memiliki 12 Jorong antara lain :
dengan batas sebelah Utara dengan Nagari Ganggo Mudiak, Sebelah Selatan dengan Nagari Koto Kaciak, Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Alahan Mati dan sebelah timur berbatas dengan Kabupaten 50 Kota, jumlah penduduk 7.954 Jiwa dengan mata pencarian penduduknya mayoritas Bertani.
Potensi wisata yang telah dikembangkan di Desa Wisata Ganggo Hilia adalah :
a.1. Hutan
Kawasan hutan di desa wisata Ganggo hilia adalah hutan tropis dengan vegetasi yang sifatnya heterogen. Tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan hutan antara lain tumbuhan tua, belukar, hingga berbagai jenis bunga hutan seperti anggrek hutan, berbagai jenis pakis dan lain sebagainya. Kondisi hutan yang masih lestari menyebabkan kandungan oksigen di kawasan hutan sangat baik, hal ini setidaknya ditandai dengan suburnya jenis-jenis lumutan (moss). Para wisatawan dapat menikmati segarnya udara sejak dari pintu rimba hingga ke berbagai fitur hutan yang ada.
Fauna yang terdapat di dalam hutan juga masih cukup beragam jenisnya. Jenis-jenis burung yang masih terdengar suaranya maupun terlihat di hutan desa wisata Ganggo Hilia antara lain sipacak, kecubung hijau, kacer, selindit, rangkong dan elang. Sementara jenis-jenis serangga yang ada antara lain berbagai spesies semut, kumbang, dan sejumlah invertebrata lainnya. Jenis reptil juga tidak sedikit yang masih dapat dilihat seperti berbagai spesies kadal, ular (berbisa dan tidak berbisa), hingga kura-kura darat (manoara emis) dan kura-kura air jenis labi-labi. Mamalia yang masih lestari adalah babi liar, rusa dan yang paling iconic adalah Harimau yang dalam bahasa lokal disebut inyiak balang. Berbagai hewan yang masih lestari tersebut dapat dilihat dan didengarkan suaranya serta tampak jejak perlintasannya sehingga menimbulkan sensasi alam yang lestari apabila para wisaatawan memasuki kawasan hutan.
Hutan di Wisata Ganggo Hilia juga sudah dikembangkan oleh Kelompok Tani Hutan yaitu Kelompok HKM Musus Saiyo di bawan Binaan KPHL Pasaman Raya dengan kelompok usaha Madu Galo - Galo Rimbo Cinuang yang bisa dinikmati langsung oleh wisatawan. jika wisatawan ingin membawa pulang, madu galo galo ini sudah di produksi dan di kemas dalam botol dan ada juga dalam bentuk sachet dengan harga yang ekonomis.
Jalur hutan sudah cukup baik utuk dilintasi oleh pengunjung, terutama dalam aktifitas treking. Jalur yang ada tersebut dirintis oleh masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dan berbagai aktifitas lainnya yang melalui kawasan hutan.
Selain treking, kawasan hutan Desa Wisata Ganggo Hilia juga potensial untuk dijadikan sebagai kawasan perkemahan terutama pada beberapa titik-titik dataran dengan kawasan yang terbuka.nama tempatnya di Benteng Paderi. Benteng Paderi ini adalah benteng pertahanan Pahlawan Nasional Tuanku Imam bonjol yang memiliki view yang begitu indah.
a.2. sungai
Daerah Wisata Ganggo Hilia dikelilingi oleh banyak Sungai. Terdapat sungai yang membentang melintasi Desa Wisata ini yakni Sungai ulu masang, sungai ini memiliki lebar yang relatif sama sekitar lebih kurang 40 meter. Karakter alirannya cukup deras karena turun dari kontru alam yang rapat. Sementara debit air stabil sepanjang waktu.
Sungai yang terdapat di Desa Wisata Ganggo Hilia tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan pertanian saja. Semua sungai juga dijadikan sebagai lokasi memelihara ikan larangan dan di aliran sungai ini juga dimanfaatkan untuk Paket Wisata arum jeram dengan spot yang menantang dan bisa menikmati keindahan alam Ganggo Hilia.
a.3. Mountain View
Ganggo Hilia adalah kawasan perkampungan yang memiliki kontru rapat dengan ketinggian yang beragam sehingga banyak perbukitan di kampung ini. Puncak-puncak bukit tersebut menjadi target pendakian atau treking yang menarik bagi wisatawan. Terdapat sejumlah puncak yang menawarkan pemandangan mountain view seperti :
puncak ini menarik untuk dikunjungi karena menawarkan pemandangan lembah hijau di sekitarnya. Dari puncak nampak bukit-bukit lain di Pasaman seperti berlapis-lapis dan kita bisa melihat keindahan Gunung Pasaman. Dan Benteng Paderi Bonjol ini adalah benteng pertahanan Pahlawan Nasional Tuanku Imam bonjol melawan penjajah pada tahun 1821 yang dibuat oleh masyarakat bonjol dengan bergotong royong memiliki view yang begitu indah
b.1. Silek sambuik sapuluah
Silek ini adalah silek Tuanku Imam Bonjol yang diturunkan kepada anak,cucu,kemanakan nya, silek ini dinamakan silek sambuik sapuluah karena memiliki sepuluh tangkapan.
b.2. Ronggeng Musus
Ronggeng Musus ini adalah kesenian khas Wisata Ganggo Hilia dengan bernyanyi dengan alat musik dan menari berpasang - pasangan. kesenian ini sering tampil di berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan, acara kegiatan pentas seni dan lain - lain
b.3. Situs Cagar Budaya anak tuangku imam bonjol ( na ali sutan caniago )
Situs cagar budaya makam anak tuanku imam bonjol (na ali sutan caniago) berada di jorong kampung caniago nagari ganggo hilia kecamatan bonjol kabupaten pasaman.
b.4. Situs cagar budaya Prasasti Batu Basurek
Situs cagar budaya Prasasti Batu Basurek adalah prasasti yang berada di Wisata Ganggo Hilia berupa cap telapak tangan da nada juga berupa tulisan sangksekerta yang begitu menarik untuk dikunjungi
c.1. Makam Syech Maulana Muhammad said
Muhammad Said lahir di Wisata pada 1881 dari pasangan Syifat Sutan Mudo dan Kamimah. Pada 1892, ia belajar al-Qur'an kepada Syekh Jamaluddin Tanjung Bungo selama 3 tahun. Setelah tak lebih dari setahun merantau ke bersama ibunya, ia melanjutkan pendidikan kepada , ulama Naqsyabandi terkemuka di Pasaman. Setelah beberapa tahun di Kumpulan, Said berangkat ke untuk belajar di .
Syekh Said terlibat dalam pembentukan perhimpunan ulama Kaum Tuo di Minangkabau, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, pada 1928. Ia terpilih menjadi ketua Dewan Tarekat PI Perti pada muktamar 1953. Ia juga terlibat dalam yang membahas ajaran , tokoh .
Syekh Said wafat pada 1979. Dan dimakamkan di Masjid yang ia bangun, makamnya pun memiliki panjang lebih kurang 2 meter dan banyak menarik wisatawan berdatangan berziarah ke makam Syeih Maulana Muhammad said ini.
c.2. Benteng Paderi Bonjol
Benteng Paderi Bonjol ini menarik untuk dikunjungi karena menawarkan pemandangan lembah hijau di sekitarnya. Dari puncak nampak bukit-bukit lain di Pasaman seperti berlapis-lapis dan kita bisa melihat keindahan Gunung Pasaman. Dan Benteng Bukit tajadi ini adalah benteng pertahanan Pahlawan Nasional Tuanku Imam bonjol melawan penjajah pada tahun 1821 yang dibuat oleh masyarakat bonjol dengan begotong royong memiliki view yang begitu indah
Dalam catatan harian seorang perwira Belanda berpangkat Letnan I Infanteri Benteng Paderi Bonjol digambarkan memiliki tembok-tembok yang terbuat dari batu-batu besar dengan teknik pembuatan "hampir sama seperti benteng-benteng di Eropa". Sisi bukit dikelilingi oleh parit pertahanan dan rumpun yang sulit ditembus, sementara Kaum Padri dapat mengamati gerak musuh tanpa terlihat, Sejak 1833, pasukan Belanda berkali-kali melancarkan serangan untuk menaklukan Benteng Bonjol, tetapi menuai kegagalan. Sulitnya menembus Benteng Bonjol adalah salah satu faktor yang memperlambat gerak laju serangan Belanda dalam melumpuhkan Kaum Padri. Belanda baru dapat menjatuhkan Benteng Paderi Bonjol setelah serangkaian serangan bertubi-tubi pada 15 Agustus 1837 di bawah pimpinan .
Pada 2007, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat menetapkan bekas Benteng Bonjol sebagai . dan didirikan monumen di puncak bukit untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam Bonjol. Dari atas bukit, terhampar pemandangan daerah Bonjol dan sekitarnya.
c.3. Meriam Tabanam
Meriam ini adalah meriam yang digunakan pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol untuk melawan penjajah Belanda, dinamakan meriam tabanam menurut orang tua tua di Wisata Gango Hilia karena Tuanku begitu marah dan kecewa dia melempar meriam ini dari benteng Paderi ke bawah sehingga meriam ini terbenam di bawah Benteng ini, Meriam ini sudah dicoba untuk di tarik tapi semakin ditarik meriam ini semakin terbenam kedasar tanah. sekarang hanya sedikit kepala meriam yang dapat dilihat,
c.4 Rumah Kelahiran Pahlawan Kemanusiana Prof. dr, Achmad Mochtar
Achmad Mochtar (10 November 1890 ? 3 Juli 1945) adalah seorang dokter dan ilmuwan . Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat direktur , sebuah lembaga penelitian di yang didirikan pada masa pendudukan
Untuk menghargai jasa Achmad Mochtar, Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan pada tahun 1968. Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 037/TK/Tahun 1972, Mochtar dianugerahi Bintang Tanda Jasa Kelas 3 ()
d. Wisata Kuliner
d.1. Kipang Puluik
Kipang puluik adalah makanan khas bonjol yang berasal dari beras ketan diolah dengan gula aren dan bumbu bumbu lainnya sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda.
d.2. Lontong Kariang
Lontong Kariang adalah makanan khas bonjol yang biasanya Makanan Longtong dimakan pakai Kuah gulai Nangka dan namun berbeda dengan lontong satu ini, lontong ini dimakan pakai gulai Nangka yang dikeringkan lalu ditaburi kelapa kering atau serundeng.
d.3 Kue Pario
Kue Pario ini adalah makanan khas Wisata ganggo hilia yang bisa dinimakti wisatawan yang dibuat dari tepung yang didalam nya ada unti kelapa yang nikmat
e. Potensi Pertanian
e.1. Budidaya Bunga Kaktus Hias
Mayoritas penduduk Wisata Ganggo hilia bertani padi, tapi dengan perkembangan zaman sebagian penduduk sudah mengembangkan budidaya Bungan kaktus, budidaya kaktus ini cukup menjanjikan dan sampai di ekspor keluar daerah. Kaktus ini dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus terkenal dengan kemampuannya hidup di iklim kering. Tanaman berduri ini banyak tumbuh di daerah gurun yang memiliki sedikit air. Selain kaktus yang tumbuh di gurun, ada pula kaktus hias yang bisa menjadi tanaman dalam ruangan. Kaktus hias memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan kaktus yang tumbuh di gurun. Kaktus hias juga biasanya memiliki bunga yang semakin mempercantik ruangan.
Sementara pendukung kepariwisataan yang sudah tersedia dan layak digunakan untuk terlaksananya aktifitas usaha kepariwisataan antara lain :
Untuk sekarang terdapat 1 buah rumah warga yang dijadikan sebagai penginapan yaitu Rumah Suku Jambak yang berada di Tanjung Bungo
Fasilitas :
Lokasi perbelanjaan
Pasar Senin: lokasi jorong Pasar,
wisatawan bisa berbenlanja keperluan sehari hari di pasar ini
Penasaran kan.Yuk datang ke Wisata Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman
bisa menikmati wisata sejarah Tuanku Imam Bonjol
Menikmati lebah madu Galo - galo secara langsung dan makan lontong kariang