Desa Ekowisata Pancoh berada di Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY. Awalnya, Desa Wisata ini dicetuskan pertama kali oleh LSM LPTP Solo pada tahun 2010 yang saat itu menjadi pendamping masyarakat akibat erupsi Gunung Merapi. LPTP Solo mendampingi masyarakat Dusun Pancoh sejak berada di pengungsian sampai aman dari erupsi, hal tersebut berjalan hingga tahun 2011. Seiring berjalannya waktu, tim dari LPTP Solo melihat adanya potensi yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata dari sumber daya yang dimiliki Dusun Pancoh. Berkaitan dengan hal tersebut, tim dari LPTP Solo mengajak perwakilan warga Dusun Pancoh untuk melakukan identifikasi potensi yang ada di sana. Potensi yang berhasil ditemukan adalah perkebunan, persawahan, peternakan, sungai, dan lain sebagainya. Setelah mendapatkan pendampingan dari LPTP Solo, Dusun Pancoh secara resmi ditetapkan menjadi desa wisata pada tanggal 14 Oktober 2012.
Dalam pengembangannya sebagai desa wisata, Dusun Pancoh mengangkat tema ekowisata dengan tujuan untuk dapat memberdayakan masyarakat sekitar dan memberikan tanggung jawabnya kepada alam. Desa ini kemudian memiliki lima prinsip dasar dalam pengelolaannya, yaitu lokalitas, keadilan, kemandirian, perlibatan aktif masyarakat, serta terbuka dan bertanggung jawab. Selain itu, Desa Ekowisata Pancoh juga memiliki visi untuk mewujudkan Dusun Pancoh sebagai desa ekowisata yang bersih, nyaman, sehat, berbudaya, dan menjadi media atau wadah pembelajaran kelestarian lingkungan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta penataan lingkungan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, desa ini memiliki lima misi sebagai latar belakang dan tujuan tujuan organisasi. Misi dari Desa Ekowisata Pancoh adalah sebagai berikut.
Saat ini, Desa Ekowisata Pancoh telah berkembang menjadi destinasi yang dapat bersaing. Desa Ekowisata Pancoh juga telah memiliki beberapa paket aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan, macam-macam kegiatan dan harganya pun disesuaikan dengan pilihan serta kebutuhan wisatawan. Atraksi wisata yang dimiliki, meliputi wisata alam, wisata budaya, dan wisata edukasi. Wisata alam yang ada di desa wisata ini menjadikan unsur fisik lingkungan menjadi sebuah atraksi wisata, seperti susur sungai, embung pancoh, tangkap ikan, memanen sawah, menanam padi, dan membajak sawah. Adapun kegiatan wisata alam tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai aktivitas outbound. Selanjutnya, wisata budaya di Dusun Pancoh merupakan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang diturunkan sejak zaman dahulu. Aktivitas kegiatan wisata budaya, yaitu kenduri, wiwitan, nyadran, njenangi, dan mitoni. Selain itu juga ada potensi budaya berupa kesenian yang meliputi wayang tatah sungging, karawitan laras madya, dan musik bungbeh. Selain itu, wisata edukasi juga ada dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan kreatifitas wisatawan. Kegiatan wisata edukasi adalah budidaya kambing etawa, budidaya ikan, budidaya tanaman padi, budidaya dan pengolahan salak, pengolahan biogas, serta kerajinan tangan seperti caping Art, membatik, anyam bamboo, serta mengolah sampah.
Belum ada homestay