Keindahan rawa gambut yang membentang luas, burung-burung air beterbangan, hamparan purun, dan pohon kelapa yang menjulang tinggi menjadi pandangan sehari-hari ketika datang ke Ekoduwisata Paya Nie. Konsep Green-living Ecosystemdengan pariwisata hijau berkelanjutan menjadi identitas yang dimiliki oleh Ekoduwisata yang terletak di Desa Blang Mee, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen ini. Jaga dan rawat lahan gambut menjadi kampanye yang digaungkan Ekoduwisata untuk menjaga kelestarian dan konservasi di Paya Nie, yang semakin terdegradasi akibat alih fungsi lahan. Dibentuk pada awal tahun 2023 berdasarkan musyawarah stakeholder desa, Ekoduwisata Paya Nie menjadi napas baru dan langkah konkrit lahirnya desa wisata hijau berbasis konservasi di bumi Kota Juang.
Ekoduwisata Paya Nie memiliki beberapa fasilitas wisata seperti Green Cafe, saung, mushola, toilet, dan homestay. Green Café tidak hanya terbatas pada nomenklatur saja, melainkan juga pada aktivitas di dalamnya. Bentuknya seperti meminimalisir penggunaan plastik, penggunaan panel surya untuk listrik, hingga pendiriannya yang ditujukan sebagai monumen pembelajaran bahwa masyarakat turut menjaga lahan gambut yang memiliki fungsi jasa lingkungan. Di Green Café, wisatawan akan disuguhkan berbagai hidangan khas Desa Blang Mee, seperti thimpan teutot, rujak mameh, ayam tangkap, dan gulai ikan gabus. Ketika wisatawan hendak bermalam, terdapat berbagai varian homestay dengan arsitektur tradisional hingga modern. Tidak lupa didampingi oleh pemilik rumah yang merupakan masyarakat asli Blang Mee. Dengan tradisi Peumulia Jamee, maka wisatawan tidak perlu khawatir akan pelayanan yang diberikan karena masyarakat memiliki pandangan yang baik untuk memuliakan tamu.
Selain itu, ada berbagai atraksi menarik yang dapat dirasakan oleh wisatawan. Paket atraksi yang ditawarkan adalah seperti susur rawa, kelas alam, learning center budidaya gabus di kolam bioflok, kelas menganyam purun, paket camping,hingga mencoba paket kuliner otentik desa. Di dalam susur rawa, wisatawan bisa melihat flora dan fauna khas rawa Paya Nie seperti kantong semar, burung tikusan merah, cucak rawa, ketepeng cina, hingga teratai putih. Di Desa Blang Mee, terdapat para pengrajin anyaman purun yang aktivitasnya bisa dilihat dan dipraktikkan oleh wisatawan.
Ekoduwisata Paya Nie menjadi representasi pembangunan desa wisata yang komplit. Wisatawan akan melihat upaya pelestarian lahan gambut, kekayaan budaya lokal, hingga pemandangan yang memanjakan mata. Keberadaan Ekoduwisata pun menjadi potensi yang besar dan mampu mengakselerasi perekonomian masyarakat desa.
Keunggulan Ekoduwisata Paya Nie menawarkan keanekaragaman atraksi budaya tradisional dan memberikan pengalaman baru untuk melakukan perjalanan positif di kawasan konservasi gambut. Setiap langkah yang dilakukan tanpa disadari menjadi langkah dalam melestarikan potensi alam rawa dan flora fauna, membangun komunitas serta melestarikan kekayaan budaya. Pengalaman berinteraksi dengan penduduk lokal menjadikan lebih dekat dengan akar budaya secara kolektif, dan juga pengalaman pelestarian dengan harapan masa depan hijau. Dengan bergabung dengan perjalanan ini, bukan hanya menemukan destinasi, tetapi juga menemukan diri sendiri dalam upaya untuk menjaga kelestarian alam dan kekayaan budaya untuk generasi mendatang