Kalurahan Sambirejo terletak di Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak diterbitkannya Perda No 8 Tahun 2016 tentang NOMENKLATUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PENGGUNAANNYA, maka nama Desa berubah menjadi Kalurahan, Kecamatan menjadi Kapanewon, Camat menjadi Panewu, Kepala Desa menjadi Lurah, serta perangkat kalurahan yang lain. Kalurahan Sambirejo merupakan kalurahan yang masih menjunjung tinggi adat istiadat serta melestarikan nilai seni, dan sopan santun. Dahulunya kalurahan Sambirejo memiliki nama Groyokan lalu diganti nama menjadi Sambirejo dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX pada tahun 1946. Pada masa jabatan lurah pertama yaitu mbah Wongso Sumito. Nama kalurahan ini diganti karena pada saat itu terdapat 2 pohon sambi yang sangat besar dan subur. Lurah Wongso Sumito mengganti nama Groyokan menjadi Sambirejo bermakna agar menjadi desa yang subur, nyaman, dan sejuk.
Desa Wisata Sambirejo adalah salah satu dari desa wisata yang berkembang di wilayah Yogyakarta. Desa Sambirejo terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Dilihat dari luas wilayahnya, Sambirejo memiliki luas sekitar 8.396.375 hektare dengan lanscape dominan perbukitan. Ada sekitar 1900 KK dan 5861 jiwa yang terdiri dari 8 dusun. Secara spesifik, Desa Sambirejo berada di ketinggian 350 mdpl. Berjarak sekitar 17 km dari Kota Jogja. Tema yang disajikan di Desa Wisata Sambirejo berupa wisata budaya untuk mengenal seni dan budaya, outbound, agro, membathik, wisata kuliner, menjelajah wisata, menikmati matahari terbit dan terbenam, oleh-oleh khas, wisata, edukasi dengan mengunjungi geoheritage serta belajar sejarah dan arkeologi.
Sambirejo disahkan secara resmi sebagai Desa Wisata sejak 28 Mei Tahun 2018 berdasarkan surat keputusan Bupati Sleman, yang pada saat itu dijabat oleh Sri Purnomo. Sebelum menjadi Desa Wisata tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat Sambirejo sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan kondisi geografis desa cukup terpencil dan cukup jauh dari Perkotaan dan kondisi lahan yang kurang subur dikarenakan kurangnya sumber air di perbukitan. Sehingga banyak warga Sambirejo memiliki mata pencaharian menambang batu dan membuat bahan bangunan dari batu-batuan.
Sejak tahun 1980-an. Dari situ pula, menambang jadi pekerjaan turun-temurun dan masyarakat tidak pernah terpikir untuk menggali nilai ekonomi tebing dengan sisi lain. Akan tetapi pada 2014, Pemerintah Provinsi DIY menyosialisasikan pelarangan penambangan Tebing Breksi. Pelarangan penambangan Tebing Breksi muncul setelah Oktober 2014 Gubernur DIY menerima Surat Keputusan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral tentang Penentuan 9 Kawasan Cagar Alam Geologi DIY per 2 Oktober 2014. Kala itu penambang bingung, mau bekerja sebagai apa kalau tidak lagi menjadi penambang. Sehingga mau tidak mau mereka harus melakukan reposisi yang tadinya penambang batu menjadi Pengelola Wisata. Sebelumnya bekerja menggunakan baju dan pakaian seadanya bahkan tidak menggunakan alas kaki harus berubah menggunakan seragam, sepatu, sopan dan wajib berpakaian rapi.
Setelah penutupan aktivitas tambang tersebut, masyarakat juga mendekorasi lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Tepatnya pada 30 Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja. Mulai saat itu wisata Taman Tebing Breksi menjadi titik awal adanya Wisata di Desa Sambirejo yang di kelola langsung oleh masyarakat Desa Sambirejo. Dengan meningkatnya kunjungan, Tebing Breksi dapat membuka lapangan pekerjaan. Semakin banyak masyarakat Desa Sambirejo bergantung mencari sumber Ekonomi di Tebing Breksi untuk menjadi Pengelola Wisata, Pekerja Kuliner, Juru Foto, dan Jeep Wisata.
Wisata Taman Tebing Breksi dapat memotivasi atau mendorong warga sekitar untuk menjadikan Desa Sambirejo menjadi Desa Wisata. Selain itu, masih ada banyak lagi potensi wisata yang ada di Desa Sambirejo baik yang di kelola Pemda (Pemerintah Daerah) ataupun milik pribadi. Wisata-wisata tersebut meliputi Candi Ijo, Candi Barong, Watu Payung, Batu Papal, Embung Pandanrejo, Embung Sumberwatu, Arca Gupolo, Bukit Srumbung, dsb. Walaupun begitu kami masih berfokus di Obyek Daya Tarik Wisata Tebing Breksi sebagai maket dan point center. Walaupun kami sadar banyak lagi potensi yang ada di Desa.
Latar belakang terbentuknya Desa Wisata Sambirejo adalah dengan adanya daya Tarik dan potensi wisata yang ada di Desa Sambirejo. Wisata Taman Tebing Breksi menjadi titik awal adanya Wisata di Desa Sambirejo yang di kelola langsung oleh masyarakat Desa Sambirejo. Wisata Taman Tebing Breksi juga memotivasi atau mendorong warga sekitar untuk menjadikan Desa Sambirejo menjadi Desa Wisata. Selain itu, masih ada banyak lagi potensi wisata yang ada di Desa Sambirejo baik yang di kelola Pemda (Pemerintah Daerah) ataupun milik pribadi. Wisata-wisata tersebut meliputi :
Selain potensi wisata, di Desa Sambirejo juga ada pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang di kelola langsung oleh masyarakat Sambirejo.
UMKM tersebut meliputi :
Di Desa Sambirejo juga beberapa homestay yang berasal dari masyarakat sekitar Desa Sambirejo dan hal ini juga memiliki potensi untuk membantu pengembangan Desa Wisata Sambirejo.
Potensi yang bisa dikembangkan di Desa Wisata Sambirejo diantaranya :
Air Terjun Tritis, Goa Nepen, Spot Riyadi, Embung Pandanrejo, Embung Sumberwatu
Arca Gupolo, Arca Ganesha, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Miri, Candi Dawangsari
Merti Desa, Dekahan, Kenduren, Mitoni, Wiwitan, Ndaweti, Brokohan, tingkeban, tendak sinten.
Jathilan, Seni Tari, Ketophrak, Hadrah
keripik sayur dan minuman empon-empon
Batik dan Ukiran Kayu dan Batu
UMKM Desa Wisata Sambirejomeliputi :
Mengapa Desa Sambirejo harus menjelma atau Menuju Desa Wisata?
Karena Desa Sambirejo menjadi salah satu desa yang memiliki wisata yang berdaya saing cukup tinggi. Selain itu, juga untuk mengimbangi Raksasa- Raksasa wisata yang ada di sekitar Desa Sambirejo (misalnya Obelix Hills, TWC, dan Hotel Amaranya). Arti dari raksasa-raksasa pariwisata disini adalah adanya wisata yang dalam pengembangannya didanai oleh investor-investor besar dari luar / asal dana bukan dari pemerintah Desa. Wisata seperti ini jelas menjadi suatu ancaman yang besar bagi Desa Wisata Sambirejo. Maka dari itu Desa Sambirejo harus mampu bersaing dengan memanfaatkan peluang dan juga potensi-potensi wisata yang ada di Desa Sambirejo.
Bantuan yang telah di berikan Pemerintah untuk Desa Sambirejo
Pada tahun 2016-2017 Bantuan dari Ngarso Dalem ( Gubernur DIY ) Sri Sultan Hamengkubuwono X yang terdiri dari 3 tahap yaitu :
Tahap I
Pembuatan Ampitheater dan Penataan Landscape depan Tebing
Tahap II :
Pembuatan Kuliner (Peralihan para penambang menjadi pedagang), Pembuatan Masjid, dan Toilet.
Tahap III :
Pembuatan embung timur tebing dan selatan tebing, Program penerangan, Lantainisasi
Lapak dan Kuliner, --Sanitasi dan Drainase, Pengadaan furniture untuk lapak Kuliner.
-Tahun 2016
juga ada bantuan dari pemerintah provinsi berupa Pagar yang di pasang di sekeliling Tebing dan juga penangkal petir.
-Tahun 2018
dari Dinas Pariwisata DIY untuk penataan Talud, Pembuatan jalan lingkar, Pembuatan talud
dekat lapangan bus, serta pembangunan Camping Ground.
Perkerasan Jalan , dan Perkerasan area parkir.
Balkondes ( Balai Ekonomi Desa ).
Gazebo, Toilet, Penerangan dengan daya Solarcell.
Kemenpar berupa Peneyempurnaan Camping Ground.
-Tahun 2020 Kabupaten Sleman
pembuatan Jogging Track dan juga Penataan Landscape di Atas Tebing.
PENGHARGAAN YANG PERNAH DI RAIH DESA WISATA SAMBIREJO
Belum ada homestay