Burangasi terletak di Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Burangasi dianugerahi dengan kekayaan alam yang eksotik salah satunya adalah Pantai Lakadao. Pantai tersebut memiliki tebing yang menjulang tinggi, hamparan pasir yang putih dan terumbu karang yang masih terjaga keasliannya, Dari Baubau menuju Desa Burangasi ditempuh melalui jalan darat menggunakan mobil penumpang kurang lebih 1 jam 30 menit dengan tarif yang diperlukan Rp 40.000. Untuk bisa sampai di wisata pantai Lakadao tim pemandu akan membawa kejalur yang harus dilewati yang bisa diakses melalui jalur laut, menggunakan speed bot dalam waktu tempuh kurang lebih 30 menit dengan tarif Rp 1.500.000. Selain itu, untuk para pecinta trancking dan menyukai akan tantangan bisa pula diakses dengan jalur darat dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 5 KM dalam waktu 30 menit. Pada tanggal 23 juni 2022 Pantai Lakadao memperoleh penghargaan sebagai Peringkat 1 Lomba Promosi Desa Wisata Nusantara periode Januari-Juni 2022 oleh Kementerian Desa PDTT RI. Burangasi juga memiliki hewan endemik yaitu kus-kus. Disamping kekayaan alam, Burangasi juga memiliki kekayaan sejarah dan budaya. Burangasi menjadi daerah yang istimewa dalam sejarah Buton karena kaitannya dengan awal masuknya ISLAM pertama ditanah Buton. Burangasi disebut dalam sejarah sebagai pintu masuk ISLAM melalui ulama besar Syekh Abdul Wahid. Demikian pula dengan budayaanya yang sangat kaya. Burangasi dikenal akan hukum adat, aneka ritual, berbagai kesenian tradisional, dan permainan tradisional dan juga tradisi gotong royong masyarakatnya yang masih dipupuk hingga kini.
Karena potensi budaya yang begitu besar, Desa Burangasi ditetapkan sebagai Desa Pemajuan Kebudayaaan bersama tiga desa lainnya di Sulawesi Tenggara oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, KEMENDIKBUDRISTEK RI sejak tahun 2021. Dan pada tanggal 21 Desember 2022 Desa Burangasi meraih Penghargaan Desa Budaya bersama 5 Desa lainnya di Indonesia yang diselenggarakan oleh KEMENDIKBUDRISTEK DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN.
Tetua adat, pemerintah desa, kaum perempuan dan anak-anak muda yang tergabung dalam Pokdarwis dan KJB (Komuntas Jelajah Budaya) Burangasi dengan semangat gotongroyong terus berkolaborasi untuk memajukan kebudayaan Burangasi dan mengembangkan desa wisata berbasis alam dan budaya.