Desa Wisata Botu Motoli'oluwo
Longalo, Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo
Asal-usul / Legenda Desa
Pada tahun 1800 Desa Longalo kecamatan Tapa masih merupakan lembah yang diapit oleh dua buah gunung yakni dibagian barat terdapat sebuah gunung yang bernama “BotuLohuo “yang berarti batu terbuka dan dibagian timur terdapat sebuah gunung yang bernama gunung “ salongo” yang artinya pemasangan perangkap, kedua gunung tersebut memanjang dari arah utara keselatan.
Ditengah-tengah gunung tersebut mengalir sebuah sungai diberi nama sungai Bolang, sungai tersebut merupakan hasil penyatuan dari buah dua sungai yakni sungai “bayade” dansungai “ Sapawaolo “
Melihat lembah ini memungkinkan untuk dijadikant empat untuk bercocok tanam maka pada tahun 1815 keturunan Raja Bulango dari Desa Tanggilingo kecamatan kabila dating dengan tujuan membuka kebun, pertama-tama tempat mereka membuka kebun dinamakan Dehuwa yang artinya tempat mereka terdampar dan kelompok ini dipimpin oleh seorang tokoh yang bernama” Pomahiya ilahude “ dengan gelar “ wombuwa “ artinya kepala rombongan dan merekalah yang member nama Desa Bunuo yang diibaratkan seperti “ Bunuo pini “ yang berarti masyarakat pada waktu itu masih hidup secara berkelompok-kelompok, dengan kepala Desa yang pertama adalah “ PomahiyaIlahude “
Setelah pomahiya ilahude mengakhiri masa jabatannya pada tahun 1845 dan Desa Bunuo mulai berkembang kemudian digantikan oleh seorang tokoh yang bernama “ palilati “ yang dibantu oleh salah seorang tokoh masyarakat yang bernama Tahuno dengan tujuan mengubah Desa Bunuo menjadi Desa Longalo yang diambil dari bahasa adat yakni “ Oloolongalo to adati “ yang artinya sealalu menagih adat istiadat karena tokoh masyarakat ini yang bernama Palilati selalu menagih adat istiadat karena tokoh masyarakati ni yang bernama palilati selalu menagih adat istiadat sehingga resmilah desa Longalo pada tahun 1845 dalam masa kepemimpinan palilati hingga tahun 1874.
Pada tahun 1874 Palilati diganti oleh Tahun yang merupakan Kepala desa yang ke 3 untuk melanjutkan pemerintahan di Desa Longalo, Tahuno juga Kepala Desa yang menjunjung adat istiadat yang telah dirintis oleh kepala desa sebelumnya juga dari pemerintahannya selalu didukung oleh masyarakat. Dan pada Tahun 1915 Tahun mengakhiri jabatannya dang anti oleh seorang bernama Butolo yang memimpin selama 6 (enam) bulan hingga berakhir pada tahun 1921.
Setelah masa jabatan Butolo berakhir pada tahun 1921 beliau digantikan seorang yang bernama Bobihu, dalam kepemimpinan Bobihu muncul sebuah buadaya petani yang bernama Huyula atau gotong royong yang artinya dalam setiap aktivitasnyamasyarakat selaslu bersama-sama
Dan pada waktu itu ada sekelompok petani yang bercocokj tanam tanaman kapas untuk ditenun menjadi bahan pakaian, kepemimpinan Bobihu ini berakhir pada tahun 1927.
Pada tahun 1927 Hasa Bego menjadi Kepala Deasa yang menggantikan Bobihu dalam masa kepemimpinan Hasan Bego Beliau melanjutkan budaya huyula bahkan untuk perkebunan kapas lebih ditingkatkan dalam segi pertanian masyarakat yang kemudian hasilnya dioleh sedemikian rupa yang dinamakan dalam bahasa Gorontalo Mohewa yang berarti menenun seperti yang telah dirintis oleh Kepala Desa bernama Bobihu sehingga pada waktu itu masyarakat menjadi terampil membuat bahan pakaian dari kapas hingga masa kepemimpinan Hasan Bego berakhir pada tahun 1935, Selanjutnya Nusi Podungge merupakan Kepala Desa yang menggantikan Hasan Bego yang mengakhiri masa jabatan pada tahun 1935 ,pada masa kepemimpinan Nusi Podungge Desa Longalo sudah mulai Nampak ada perubahan seperti jalan sudah mulai terbuka atau infrastruktur tetapi pusat pemerintahan atau kantor Desa masih menumpang dirumahnya Kepala Desa Nusi Podungge dan masa kepemimpinan berakhir pada 1951.
Setelah mengakhiri masa jabatannya pada tahun 1951 Nusi Podungge digantikan oleh Turue supu yang memimpin Deasa Longalo selama 14 tahun didalam masa kepemimpinanya Turue supu selalu mempertahankan Adat istiadat terutama didalam adat perkawinan kalau ada yang menyalahi adat selalu ditegur, dalam kepemimpinanTurue supu berakhir sampai tahun 1965,
Setelah Turue supu mengakhiri masa jabatannya pada tahun 1965 kemudian lagi digantikan oleh sander podungge dalam masa kepemimpinan sander podungge semua budaya petani seperti Huyula dan menenun hilang bahkan masyarakat diperlukan dengan sistem kerja yang handal dan terampil hingga masa jabatan sander podungge berakhir pada tahun 1973, kemudian masa jabatan sander podungge berakhir pada tahun 1973 kemudian digantikan oleh Nonu Hasan dalam kepemimpinanya yang diiringi dengan visi dan misi yang sangat mendukung kesejahteraan masyarakat dan akhirnya rakyat jadi sejahtera, aman dan makmur dan Nonu Hasan merupakan kepala desa yang sangat lama memimpin Desa Longalo sepanjang sejarah yaitu selama 32 tahun, dalam hal banyak perkembangan yang terjadi seperti terjadinya pemekaran wilayah yang awalnya Desa Longalo kecamatan Bulango Utara yang diresmikan oleh bapak Bupati ismet mile pada tahun 2005 dan setelah Desa Longalo terjadi pemekaran wilayah pada akhir masa jabatan Kepala Desa Nonu Hasan pada tahun 2007. Setelah Desa terjadi pemekaran wilayah dan Desa Bunuo dipimpin oleh Dahlan Suleman. Setelsh berskhir masa jabatan Bapak YUNUS SYAMSI Maka pada tahun 2014 digantikan oleh bapak Sarton Supu, dan digantikan lagi pada tahun 2020 oleh Bapak IRWAN WUMU sampai sekarang.