Pada mulanya Wilayah Desa Banyuseri merupakan hutan belantara , pada suatu hari muncullah seorang yang maha sakti orang tersebut tidak diketahui asalnya tiba-tiba berada di wilayah Hutan belantara tersebut. Karena terdenganr adanya orang sakti tinggal diwilayah itu penduduk yang berada didaerah lain mulai berdatangan dan tinggal bersama-sama dengan seseorang yang maha sakti tersebut. Penduduk yang tinggal di daerah tersebut memulai membuka hutan sebagai tempat tinggal dan tempat bercocok tanam. Selanjutnya didaerah tersebut dilanda kekeringan akibat kemarau berkepanjangan, penduduk yang berada didaerah tersebut kesuliatn mencari air bersih. Kemudian orang yang maha sakti tersebut mengajak penduduk untuk berjalan ke sebelah Selatan ujung Desa, disana mereka diajak untuk bersemadi memohon agar diwilayah itu ada sumber air. Suatu ketika munculah disebelah selatan Desa sumber mata air, air ini oleh penduduk setempat disebut BANU, banu berarti Air. Air inilah dimanfaatkan untuk minum,mandi, untuk minum ternak, serta kebutuhan yang lainnya. Kemudian karena air tersebut memberikan keindahan dan kesejukan maka penduduk setempat memberi julukan manfaat air itu adalah Sri. Sri berarti kesejukan dan keindahan. Selanjutnya wilayah tersebut diberi nama BANUSRI dan orang orang yang Maha Sakti tersebut dijadikan pimpnan dengan gelar Demung dan Rakrian patihnya disebut diberi gelar Kasogatan. Lambat Laun untuk mempermudah pengucapan nama Banusri diganti menjadi Banyuseri, sampai sekarang nama tersebut diberi nama Banyuseri dan dijadikan nama Desa. Hal ini diperkuat dengan Prasasti Desa yang ditemukan oleh seorang penduduk, Prasasti ini terdiri dari 7 lempeng perunggu, 1 Buah Lontar, dan 1 Set Gambelan. Didalam Prasasti tersebut dituliskan nama Desa yaitu Desa Banusri yang merupakan Desa Tua yang ada di Bali.
Belum ada homestay