Balla Tujua atau tuju buah rumah adat terletak di perkampungan tua Onto di lereng gunung Lompobattang Kelurahan Onto Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Jaraknya sekitar 12 km sebelah utara dari kota Bantaeng. Di dalam kawasan Balla Tujua itu, ada enam rumah menghadap ke utara dan satu rumah berukuran kecil menghadap ke seletan. Selain itu disana terdapat bangunan tempat upacara untuk kegiatan pelantikan kaum yang disebut tau toa, pesta perkawinan, dan upacara kelahiran bayi. Bangunan itu berupa rumah panggung dan pagar, yakni balla lompoa, balla toddo dan balla caddia. Bangunan lainnya dikenal dengan nama taka' bassia terletak di sebelah selatan balla caddia. Dahulu kala daerah Bantaeng ini masih berupa lautan, hanya beberapa tempat tertentu saja yang berupa daratan yaitu daerah onto dan beberapa daerah di sekitarnya seperti sinoa, bissampole, gantarang keke, mamampang, katapang dan lawi-lawi. Masing-masing daerah ini memiliki pemimpin sendiri di setiap wilayahnya, pemimpin itu disebut dengan "kare". Suatu ketika para kare yang semuanya berjumlah tujuh orang, mereka saling bermufakat untuk mengangkat satu orang yang akan memimpin mereka dan semua kare pun sepakat. Tetapi sebelum pengangkatan itu para kare sepakat melakukan pertapaan untuk meminta petunjuk kepada dewata (kepercayaan para kare) tentang siapa yang tepat menjadi pemimpin mereka. berdasarkan hasil kesepakatan para kare akhirnya para kare pun sepakat bahwa lokasi pertapaan yang dipilih adalah daerah onto. Ketujuh kare itu kemudian bersemedi di onto. Tempat-tempat semedi itu disimbolkan dengan balla tujua (tujuh rumah kecil yang beratap bambu dan orang onto menyebutnya dengan cippe, berdinding bambu dan bertiang bambu) karena kare berjumlah tujuh orang yang melakukan pertapaan di onto sehingga dibangun tujuh rumah, pada saat mereka bersemedi, turunlah cahaya dihadapan para kare dan terdengar suara "apangaseng antu nuboya nakadinging-dinginganna" (apa yang engkau cari dalam cuaca dingin seperti ini). Lalu kare bissampole (Pemimpin daerah Bissampole) menjelaskan maksud kedatangan mereka untuk mencari orang yang tepat memimpin mereka semua agar tidak lagi terpisah-pisah seperti ini. Lalu kembali terdengar suara "ammuko mangemako ribuangayya risalu cinranayya" (besok datanglah kesuatu tempat permandian yang memiliki pagar dari bambu).
Belum ada homestay