Desa Wisata Koto Sani terletak di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok dengan Jumlah Penduduk +2.500 KK. Nagari ini punya potensi wisata luar biasa mulai dari keindahan alam, budaya, foklor, kuliner dll. Memasuki gerbang pembuka Nagari, mata akan disuguhi pemandangan indah dari hamparan sawah menghijau/ kuning keemasaan bak permadani dan bukit barisan kokoh menjulang memagari nagari. Nagari ini juga dikenal dengan wisata agronya melalui budidaya Ikan nila dan mas bahkan dulunya nagari ini menjadi sentra pasar ikan dan pembibitan. Mata pencaharian warga di Nagari Koto Sani mayoritasnya sebagai petani dengan memanfaatkan lahan pertanian berupa sawah dan perkebunan.
Nagari ini dapat ditempuh selama 2 jam dari Kota Padang, dengan akses transportasi yang cukup lancar. Tidak berlebihan kiranya nagari ini bagian kepingan surga yang jatuh kebumi dengan demografi yang unik berupa daratan, perbukitan yang dialiri sungai air hangat dan dingin yang membentang sepanjang 2 km. Masyarakat memanfaatkan sungai ini untuk mengaliri sawah, jadi ada sawah air dingin dan hangat. Air hangat juga dimanfaatkan langsung oleh masyarakat desa wisata Koto Sani sebagai Wisata Alam Air Hangat, jadi nagari ini sudah di anugrahi spa alami langsung dari Tuhan. Selain untuk mandi dan berenang banyak juga masayarakat/wisatawan memanfaatkan air hangat ini untuk pengobatan, bahkan berdasarkan cerita dari para orang tua kampung, dulunya banyak orang dari luar yang bermalam di Surau dekat air hangat untuk berobat. Sekarang wisata alam Air Hangat, semakin berbenah diri hingga bisa menyajikan wisata alam air hangat yang representatif. Sumber mata airnya juga sangat istimewa, karena keluar dari dalam tanah di berbagai lokasi, diantaranya aia angek karambia, sawah jariang dan beberapa lokasi lainnya. Uniknya lagi di beberapa sumber mata air, ada yang tingkat kepanasannya cukup tinggi hingga bisa merebus telur sampai matang.
Lokasi Air hangat ini terbagi dua, ada yang dibagian bawah dan ada yang dibagian atas, dibagian atas masyarakat menyebutnya sebagai “aia angek japang”, berdasarkan cerita yang berkembang air hangat ini dibangun pada masa penjajahan jepang. Jejak jejak peninggalannya masih bisa dilihat, mulai dari tangga menuju lokasi kolam air hangat, kolam kolam peninggalan Jepang, sayangnya tinggalan kolam bulat telur seperti bathub yang mungkin digunakan untuk berendam sudah hancur tak bersisa. Selain air hangat, nagari ini juga punya goa, dimana masyarakat setempat menyebutnya “guo japang”. Goa ini masih satu kawasan dengan air hangat, goa ini dipercaya masyarakat sebagai tempat persembunyian, zaman jepang. Dulunya pintu masuk Goa ini lumayan lebar namun sekarang sudah semakin mengecil. Cerita dari orang-orang yang pernah masuk ke dalam Goa, goa ini mempunyai stalaktit yang indah dan berudara lembab, konon dari foklor yang berkembang di dalam Goa ini ada emas sebesar kuda yang dijaga penghuninya.
Wisata alam lainnya kepunyaan Nagari Koto Sani adalah Danau Tuo yang terletak di Jorong Ujuang Ladang, keindahan panaroma danau ini dapat juga dinikmati dari dari puncak bukit ubun ubun. Berada diketinggian ini mata akan dimanjakan dengan panorama hamparan sawah yang bertingkat, danau tuo dan pemandangan danau singkarak. Keindahan panorama yang menyejukkan mata dan jiwa, juga bisa dimanfaatkan sebagai spot yang indah untuk prawedding, foto, atau sekedar memberi makanan bagi jiwa yang mungkin sudah kering dengan kebisingan kota dan rutinitas. Bisa dikatakan Air Hangat dan Danau Tuo merupakan Landmark kebanggaan Nagari Koto Sani.
Pemanfaatan potensi agrowisata juga menjadi atraksi daya tarik wisata, dimana wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan aktivitas budidaya ikan yang dijaga masyarakat melalui tradisi “ikan larangan”. Tradisi ikan larangan merupakan kearifan masyarakat lokal yang berdampak pada pelestarian alam dan memperkokoh hubungan sosial dalam masyarakat. Budidaya ikan ini bisa dimanfaatkan oleh wisatawan untuk kegiatan memancing sesuai dengan aturan masyarakat Nagari Koto Sani. Panen raya “ikan larangan” dilakukan dalam rentang waktu sekali dalam 2 tahun, kegiatan ini juga menjadi even berbasis masyarakat yang bisa di nikmati oleh wisatawan.
Selain wisata, nagari Koto sani juga punya kuliner lokal, yang dikenal dengan budaya “malamang” yang dilakukan pada bulan Maulid Nabi, menyambut Ramadhan, menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Idul adha. Lamang ini terdiri dari dua macam lamang sipuluik dan lamang sipuluik pakai pisang, biasanya dimakan bersama tapai dan serikaya. Sebagai nagari penghasil ikan, masyarakat juga punya tradisi “panggang ikan” yang biasanya dilakukan dalam berbagai acara, seperti 17 Agustus, berkumpul masyarakat, penutupan MTQ, dan acara kepemudaan dll, bahkan dalam menyambut tamu di dalam keluarga juga dijamu dengan ikan bakar. Ikan bakar ini biasanya dimakan “bersama samba lado”, makan bersama diatas daun pisang memberikan kenikmatan yang luar biasa. Selain panggang ikan juga banyak kuliner lainnya seperti “ bubua bakilia” dan Luo (kelapa bercampur gula aren yang dimasak) yang dibuat pas acara baralek, turun mandi, kekah, dll. Pangek ikan daun kasambi/atau kacang panjang juga merupakan panganan yang unik. Tradisi makan “gulai kambing” bersama juga sering dilakukan, baik pada acara goro atau setelah hari raya Idul Adha. Gulai cubadak (daging bercampur cubadak dengan bumbu rempah) menjadi gulai wajib pada setiap ritus di Nagari Koto Sani. Kepiawaian masyarakat Nagari Koto Sani dalam mengolah kuliner memang luar biasa, hingga kepiawaian ini menjadi modal bagi mereka untuk mengembangkan usaha kuliner Rumah Makan di berbagai Kota.
Mengenai makan gulai kambiang ini, unik dari nagari nagari lainnya. Kegiatan yang dilakukan ketika goro bersama membersihkan nagari dan rutinnya dilakukan setelah selesai qur’ban ketika hari raya idul adha ini bisa juga dinikmati wisatawan, sebagai paket wisata. Wisatawan akan medapatkan pengalaman unik, menyantap gulai kambing bersama nasi bungkus daun pisang. Ketika gulai kambing sudah masak, semua orang yang hadir dari anak anak sampai orang dewasa akan duduk tertib, beberapa orang akan datang membawa gulai kambing berjalan ke tempat duduk orang-orang membagikan gulai kambing, aroma gulai kambing memenuhi ruang, rempah pekat dan nikmat membuat orang-orang lahap memakannya. Acara makan bersama, bukan hanya terbatas perihal makan makan, namun mempunyai nilai nilai penting sosial masyarakat Nagari Koto Sani, khususnya Sawah Jariang.
Nagari Koto Sani juga kaya akan kebudayaan daerah seperti Ritus Turun Mandi, bararak anak daro oleh bako, tunduak, makan bali, malakok, tulak bala. Atraksi seni juga menjadi kekayaan budaya nagari seperti penampilan randai,tari, saluang dan silek yang dikelola oleh Sanggar Gumarang Jaya. Pengeloaan atraksi seni budaya tersebut dapat dinikmati langsung oleh wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Koto Sani. Seluruh daya tarik dan atraksi wisata yang ada di nagari koto sani dikelola bersama oleh pokdarwis Aia Angek sk 556/11disparbud 2021 dan pokdarwis Danau Tuo sk.556/184/disparbud 2020 yang disupport langsung oleh pemerintahan Nagari Koto Sani bersama seluruh stake holder yang ada di Nagari Koto Sani.
Unsur pentahelix pariwisata yang terdiri dari akademisi ,industri,media,pemerintah dan kelompok masyarakat yang saling bersinergi dalam pengembangan pengelolaan desa wisata koto sani,program tersebut diantaranya :
Nagari Koto Sani terus berkembang dalam pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan untuk memberikan manfaat seluas luasnya untuk kesejahteraan masyarakat. berkunjung ke Nagari Koto Sani akan memberikan pengalaman berbeda, dan yang terakhir wisatawan bisa membawa oleh oleh berupa ikan segar ataupun ikan bakar dari Koto Sani, jadi ayo berkunjung ke Nagari Koto Sani.