Desa Wisata Lohong terletak di Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah. Pariaman dahulunya merupakan kota pelabuhan besar yang banyak disinggahi oleh saudagar dari berbagai negara. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Keling yaitu sebuah kampung yang dihuni oleh masyarakat keturunan keling (India Selatan) di Lohong. Salah satu pengaruh budaya keling adalah adanya budaya tabuik yang menjadi ikon pariwisata Kota Pariaman.
Selain Tabuik, Pariaman juga terkendal dengan pantainya yang indah dan tenang. Hal ini jugalah menjadi alasan banyaknya kapal-kapal saudagar yang berlabuh pada masa lalu. Keindahan pantai Lohong akan lebih dapat dinikmati sambil meminum kelapa muda ditemani dengan sala.
Berwisata ke Pariaman takkan lengkap kenikmatnya, jika belum menyicipi berbagai hidangan kuliner khas pesisir yang disajikan disepanjang jalanan Lohong. Ada banyak kuliner khas pesisir, diantaranya adalah gulai kapalo ikan, karupuak kuah sate, langkitang cucuik, pensi, katupek lamak, dan sala.
Nah, Salah satu dari sekian banyak kuliner khas pariaman ialah Sala. Sala merupakan makanan olahan tepung beras yang diberi isian lauk (ikan) dan digoreng. Isian ikan ini dibuat dengan cara merendam ikan (situhuak) semalaman, kemudian disiramkan kedalam tepung dan dicampur dengan bumbu lainnya. Air rendaman ikan ini akan mengeluarkan bau khas yang sebagian masyarakat menyebut air ini berbau busuk, karena menusuk hidung. Adapula masyarakat menyebut ikan yang direndam ini adalah busuk, karena sudah direndam semalaman/bukan ikan segar. Hal ini karena Pariaman, khususnya Lohong sebagai daerah di pinggir pantai memiliki akses yang sangat mudah untuk mendapat ikan yang segar, bagi masyarakat Lohong ikan yang sudah bermalam adalah ikan yang sudah busuk. Oleh karena itu sala ini disebut dengan sala lauak busuak.
Seiring dengan perkembangan jaman, sala lauak busuakpun juga ikut bervariasi. Sala tak lagi hanya terbuat dari jenis Ikan Situhuak, namun dapat juga diisi dengan potongan berbagai jenis ikan asin. Masyarakat juga menggunakan hasil laut lainnya untuk diolah menjadi sala, seperti sala bulek, sala kepiting, sala udang, dan sala cumi. Sala sudah menjadi hidangan wajib warung dan restoran di Pariaman, baik itu sebagai hidangan pembuka (appetizers) maupun hidangan pendamping (side dish), dan juga menjadi hidangan utama (main course). Sala merupakan simbol ketahanan pangan di Pariaman. khususnya daerah pinggir pantai seperti Lohong. Melalui sala, kita dapat melihat bagaimana masyarakat bertahan menghadapi berbagai musim dan mengolah berbagai hasil laut yang dapat dinikmati sepanjang tahun.
Wisatawan dapat menikmati berbagai varian sala ini di kedai-kedai nasi sala seperti : Warung Incim Susi, Warung Nasi Sala Nyak-Nyak, Waroeng Buncit.
Rekomendasi tempat wisata lainnya: Taman Anas Malik, Pantai Cermin, Arena Sepatu Roda, Arena Volly Pantai, Seblak Bar-Bar
Belum ada atraksi