Salah satu peninggalan dari Mbah MALANG JOYO adalah adat budaya 'SEDEKAH BUMI", yang semula acara diadakan berupa tanggapan wayang, dirubah menjadi sedekah hewan ternak. yang dipilih adalah kerbau sebagai hewan sedekah dengan cara dipotong dan dibagikan kepada masyarakat. Pemilihan kerbau menjadi hewan sedekah tidak lain adalah sebagai wujud toleransi terhadap adanya masyarakat yang masih berkeyakinan agama Hindu dimana , hewan ternak sapi saat itu masih disakralkan.
Pelaksanaan tradisi "sedekah bumi" diselenggarakan pada bulan Dzulqo'dah bulan Apit (Jawa), Dengan rangkaian acara Tahlil atau Do'a bersama pada bulan tersebut.
Peninggalan lain dari Mbah MALANG JOYO, yaitu masih adanya pohon langka diantaranya pohon "Kecacil", pohon "Trenggulun" dan pohon "asem", dimana pohon-pohon tersebut masih ada sampai sekarang dan berukuran besar.